CHAPTERS 11

218 9 7
                                    

Derasnya air hujan yang turun membasahinya seolah hanyalah setitik air yang tak dihiraukannya, ia tetap memilih menikmati suasana sambil mengingat – ingat masalalunya bersama dengannya. Dia adalah malaikat pelindungku, dia yang selalu membuatku tertawa, dia yang selalu mengajakku bermain tak pernah membiarkanku untuk bosan ataupun sedih. Namun kenyataannya dia juga yang membuatku sedih seperti ini.

*****

"Hai Ren, gimana kabar lo sekarang ?" Diana tetap bertanya meskipun ia tahu orang yang ditanyainya tidak mungkin menjawabnya.

"Sekarang udah 10 tahun berlalu ya."

"Dimana lo sekarang Ren? Gue kangen lo yang selalu ada buat gue" Diana sudah tidak kuat lagi untuk menahan tangisannya, ia pun terisak di bawah derasnya air hujan yang membasahinya, masih dalam isakkannya Diana melanjutkan ucapannya.

"Apa lo gak kangen gue Ren? Lo main pergi gitu aja dari gue dan gak ada kabar apa pun dari lo, orang tua gue juga gak tau apa – apa tentang lo, apa lo sengaja ngelakuin itu? Gue kangen lo Renaldino".

***

"Tante ini gimana ?."

"Kok tante diem aja sih ! Ini Diana ilang loh tan !."

"Kalian engga usah khawatir, tante sudah memberikan alat pelacak pada Diana dan anak buah tante sudah memantaunya kita tinggal tunggu saja."

Dua jam telah berlalu, namun belum ada kabar dari Diana. Suasana dalam ruangan tersebut masih saja tegang, meskipun mereka terlihat tenang, tapi perasaan mereka saat ini masih kacau.

Jarum jam telah nenunjukkan pukul 5 sore. Tiba - tiba terdengar suara pintu yang terbuka dan muncullah 2 orang yang membuat ketiga orang tersebut terkejut. Ya itu Diana, bukan ini yang mengejutkan, tapi seorang laki - laki yang menggendong Dianalah yang membuat mereka bingung.

"Tan, itu siapa ?."

"Heh gak penting ! Buruan panggil dokter Men !."

Suasana ruangan tersebut menjadi hening. Mama yang menatap seseorang lelaki tersebut dalam diam dan lelaki itu masih tetap setia di samping Diana sampai suara pintu menginterupsi dan beberapa perawat dan seorang dokter masuk dan mulai memeriksa Diana.

"Men tu sapa sih !? Tante juga jadi diem aja tuh !."

"Gue juga gatau lah ! Gue belum pernah lihat tuh cowok."

Keduanya masih saja bertengkar tentang siapa laki - laki itu dan keduanya tiba - tiba terdiam karena mama menyela pembicaraan mereka.

"Kalian bisa pulang sekarang."

Tanpa ekspresi mama berkata. Shinta hendak menyela tak terima namun niatnya ia urungkan karena mentari mencegahnya. Kemudian keduanya memutuskan untuk menuruti perkataan mama dan pergi pulang.

Keadaan Diana telah lebih baik daripada sebelumnnya. Suhu badannya berangsur kembali normal, pakaiannya yang basah sudah berganti dengan pakaian yang lebih hangat. Keadaan ruangan ini udah gak sehening tadi lagi. Laki - laki tersebut memilih untuk menyenderkan tubuhnya di sofa dan memejamkan matanya, kalau mamah entah kemana ia pergi yang jelas sampai sekarang masih belum kembali.

FLASHBACK ON

Diana terdiam, masih di bawah derasnya hujan yang turun. Perasaannya masih kacau, ia melamun hingga tanpa sadar ada seseorang yang telah berdiri dihadapannya. Setelah merasakan badannya tak basah lagi akhirnya dia tersadar lalu mendongak keatas.

Musuh jadi Cinta ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang