#24

2.1K 135 13
                                    


"Nafas, chae nafas!" Ujar Lisa khwatir.

"Gabisaaaaa!!" Jerit Rose panik.

"BISAAAAA!!!!" Balas Lisa tak kalah panik.

Mereka berdua sudah kehilangan akal sehat mereka, rasa panik sudah menguasai pikiran mereka sepenuhnya.

Bagaimana tidak? Sekarang mereka sudah tiba di tempat latihan sbs gayo daejun. Yang dimana...

Rose akan ketemu dengan si mantan.

Oh tidakkk!!!

Pintu mobil terbuka yang membuat mereka berdua mendadak terdiam, Manager unnie menatap mereka berdua bingung.

"Apa yang kalian lakukan? Kenapa tidak turun?" Tanyanya sambil mengambil barang.

Mereka berdua hanya menggeleng sambil tersenyum terpaksa lalu turun dari mobil. Mereka berdua saling berpegangan sambil menatap sekeliling takut.

"Rosie, gitarmu." Ujar Manager sambil memberikan tas gitar yang langsung diterima dan dipakai rose.

Merekapun masuk lalu menyapa senior mereka, lalu berpisah karena lisa harus ke ruang latihan dance sementara rose ke studio.

Rose memegang gitarnya gugup, bagaimana kalau dia mempermalukan dirinya?

Merekapun berjalan ke sebuah ruangan yang sudah disiapkan kamera, rose menyapa para seniornya dengan hormat lalu duduk.

Beberapa seniornya menanyakan pertanyaan basa basi sambil melontarkan pujian, yang hanya dibalas oleh senyum canggung dari Rose.

Gadis itu benar-benar tidak nyaman, apalagi setelah mereka memuji-muji visualnya, dia memang cantik tapi bukan itu yang dia ingin tunjukan. 

Pintu terbuka yang menampilkan sosok yang pernah ia kenal sebelumnya.

JIHYO!

"Anyeonghaseyo!" Ujarnya sambil membungkuk. 

Jihyopun melakukan hal yang sama seperti yang Rose lakukan tadi tapi bedanya dia jauh lebih santai karena ini tahun keduanya berada di industri ini.

"Rose-ya, lama tidak jumpa." Bisik Jihyo yang membuat Rose tersenyum malu.

Ingin sekali rasanya dua gadis ini meloncat sambil beteriak senang, tapi sayangnya ada senior mereka. 

Pintu sekali lagi terbuka yang membuat tubuh kedua gadis itu menegang. Tubuh mereka seakan tahu siapa yang akan datang.

"Anyeonghaseyo!"

Suarat berat khas membuat perasaan Rose benar-benar kacau.

"Chanyeol-ah!"

"Wah CHANYEOL EXO!"

Mereka semua langsung berdiri dan menyambut kedatangan Chanyeol. Para senior langsung berbasa-basi sambil memuji-mujinya, entah penampilannya atau prestasi EXO.

"Chanyeol-ssi, silahkan duduk." Ujar Salah satu personil 10 cm sambil menunjuk kursi disebelah Rose.

Tubuh Rose menegang karena gugup, dia tak berani melihat ke sebelahnya. Wangi Chanyeol yang khas mulai menggelitik indra penciuman gadis muda itu, ingin rasanya dia mengendus wangi itu seperti yang ia lakukan dulu.

"Rose-ssi?"

"Rose-ssi?"

"Nde?" Jawabnya terkejut.

"Mengapa kau gugup? Apa karena chanyeol? hahaha..

'Bercanda-an' senior itu sukses membuat rose maupun chanyeol tersenyum pahit sementara para staff malah menggoda mereka yang membuat amarah gadis itu mulai muncul.

Ingin rasanya ia berteriak DIAM pada semua orang, tapi dia tau sistem di Korea. Senior boleh berlaku seenaknya.

"Chanyeol memang sangat tampan ya aslinya, ah benar-benar kebanggaan Korea!" Puji salah satu senior lagi.

Rose hanya memutar matanya malas, daritadi yang dilakukan seniornya hanyalah memuji chanyeol. Kapan mulai latihannya?

Seniornya gatau aja, jantung Rose daritadi udah kayak mau meledak duduk di samping mantan.

"Hahaha, kurasa lebih baik kita langsung latihan saja untuk menghemat waktu."

Suara berat chanyeol membuat ruangan seketika hening, para staff mulai bergerak untuk mempersiapkan segalanya.

"Ah nde, jadi kalian keluar dulu terus kita bikin seolah kalian belum datang ya."

Mereka semuapun keluar dari ruangan tadi. Para MUA masing-masing artis sudah siap dengan make-up ditangan mereka. Begitu para artis berhenti, mereka semua langsung melakukan tugasnya.

"Begini ya kalau dibelakang stage." Batin Rose sambil memandang sekitar, dia masih merasa asing dengan semua ini tapi beberapa kali Maeng (MUA BLACKPINK) tersenyum untuk menenangkannya.

"Gwenchana. Kau pasti bisa!" Ujar Maeng.

"Semuanya? Siap?"


^^^


Lisa baru saja keluar dari ruang latihan, dia sangat lapar jadi dia memutuskan izin makan duluan supaya bisa bersama Rose.

Lisa melihat seluruh cafetaria dengan serius, dia menemukan managernya yang tadi bersama Rose sedang makan dipojokan dengan laptop Rose yang menyala.

"Oppa, aku kearah manager unnie dulu ya." Pamitnya.

"Ehh--

Lisa tak menghiraukan perkataan manager-oppa dan langsung berlari ke manager unnie.

"Unnie!"

Manager yang sedang asik makan sambil bermain handphone langsung terkejut mendengar teriakan nyaring lisa.

Dia langsung mengisyaratkan lisa untuk mengecilkan suaranya. "Sssstttt... apa?"

"Rosie mana?" Tanyanya.

"Disana tuh!" Ujarnya sambil menunjuk sebuah lorong yang sepi.

Lisa menoleh kearah lorong yang tunjuk sambil mengangkat alisnya bingung. "Untuk apa dia kesana?"

"Tadi dia ingin menghampiri Jihyo." Ujar Manager cuek sambil kembali makan.

"Kok ga ditemenin sih unnie?" Protes Lisa bingung, bukankah seharusnya manager menjaganya? Kok dia malah asik makan.

"Dia tad-

Lisa kembali tak menghiraukan perkataan manager dan langsung berjalan kearah lorong, perasaanya tak enak.

"Jangan-jangan Rosie kenapa-napa lagi?" Batin Lisa khawatir.

Dia mengintip beberapa ruangan yang dikunci, lorong ini benar-benar sepi. Reherseal akan dilaksanakan besok, hari ini hanya untuk yang kolaborsi jadi yang datang hanya sedikit.

"Ahhh..

Suara desahan perempuan membuat lisa menghentikan langkahnya. Apa jangan-jangan itu Rose? 

Dia segera mencari sumber suara, dalam hatinya ia berdoa semoga saja itu bukan Rosie-nya.

Suaranya berasal dari sebuah ruangan gelap yang pintunya sedikit terbuka, rasa penasaran benar-benar menguasainya.

Dia dengan nekat berjalan dan mulai mengintip, suara desahan semakin jelas. Jantungnya sudah berdetak tak karuan.

Degg..Degg..Degg..

"Ahhh, oppaa..

Lisa mengintip dari celah dan melihat rambut panjang wanita, 

Rose?!










Irreplaceable  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang