#29

1.2K 71 25
                                    


"Ci, udah ci."

Hikss..Hikss..Hikss...

"Unnie...aku...

"Udah, gaada yang perlu dijelasin. Yang kamu lakuin itu bener, udah." Ujar Jennie sambil memeluk gadis yang sudah dia anggap adiknya.

"Tapi..tap..

"Sssttt...

Jennie memeluk Rose lebih erat lagi sambil sesekali mengelusnya. 

"Jen."

Jennie menoleh ke ibunya yang sudah meng-isyaratkan bahwa gadis dipelukannya itu  harus segera berangkat.

"Ci, udah yuk. Sebentar lagi pesawatmu mau berangkat, nanti ketinggalan loh."

Rose melepas pelukannya lalu menghapus air matanya, dia mengecek jam yang terlingkar di tangannya lalu terkejut.

"Oh iya, astaga! Maaf ya unnie, eomma."

"Gapapa sayang," Ujar Ibunya Jennie sambil mendekatkan dirinya ke rose lalu menangkup pipi putih chubby itu. "Hei, dengerin ya."

Rose hanya membulatkan matanya terkejut. "I..iya."

"Rosie kan cantik, masih muda, kaya. Jadi masalah cowok tuh jangan diprioritasin, jangan sampai cowok bikin kamu jadi stress bahkan sampai bikin kamu kehilangan arah. Sekarang kamu mending fokus ke karir sama studi kamu, kamu jadi versi terbaik diri kamu, kamu benahin lagi diri kamu. Nanti ketika kamu berhasil capai semua yang kamu mau, then cowok bakal jadi hal yang remeh banget, nanti kamu tinggal pilih kayak mana sih yang kamu mau. Understand?"

Rose mengangguk mengerti. "Yess..."

"Anak pinter! Kamu sama Jennie sama aja, kalau putus langsung uring-uringan, kayak pas Jennie sama si Teddy itu tuh, ya ampun eomma sampe bingung."

"Eommaaa..." Rengek Jennie.

"Iyaa..iya. Lebay banget kan dia anaknya." Ujar Ibunya Jennie sambil tersenyum.

Rose tertawa kecil. "Makasih ya eomma."

"Iya sayang, sama-sama." Ujar Ibunya Jennie sambil memeluk Rose.

Jennie yang melihat itu langsung ikut memeluk mereka. "Ikuuttt."

Merekapun berpelukan tanpa malu diruang tunggu khusus kelas atas di bandara. Dari dulu ibunya Jennie ingin sekali memiliki banyak anak, dan sekarang sudah ada Rose yang sudah dianggapnya anak sendiri.

"Eh, Rose harus cepetan pergi. Bye semuaa!!!"


^^^


ROSE POV.

Aku menggeser handphoneku malas sambil mencari informasi terbaru tentang melbourne. Aku sangat senang karena akhirnyabisa pulang

"OCiiii!"

Aku menoleh lalu terkejut saat melihat pria itu. Pria tinggi dan senyuman paling menyebalkan diseluruh angksa, lebay.

 Pria tinggi dan senyuman paling menyebalkan diseluruh angksa, lebay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Irreplaceable  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang