"Lo mau gak jadi pacar gue?"
Mentari mematung sesaat. Sudah berapa kali Mentari menunjukkan bahwa dirinya tidak menyukai Bintang, namun mengapa Bintang masih mengejarnya?
Mentari merasa ada yang aneh di dalam dirinya. Saat ini Mentari merasa gugup, padahal biasanya tidak seperti ini saat menghadapi Bintang.
Mentari memalingkan wajahnya. Saat ini, Mentari tidak ingin melihat wajah Bintang untuk sesaat. Oh, ayolah apa yang ada dipikiran Mentari saat ini?
"Mentari, lo mau gak jadi pacar gue?" tanya Bintang sekali lagi yang sukses membuat Mentari kehilangan kata-kata.
"Kalau gak bisa dijawab, ya enggak papa. Mungkin lo butuh waktu. Dan gue bisa maklumin." Bintang seolah dapat membaca pikiran Mentari, dan tidak ingin terlalu memaksakan kehendak Mentari.
Seperti yang tidak tertuga sebelumnya, tiba-tiba saja turun setetes hujan dan lama kelamaan semakin deras. Yup, saat ini turun hujan.
"Yah, turun hujan." Mentari menatap langit yang mulai gelap dan membasahi wajahnya.
"Ayo, kita neduh dulu Mentari." tanpa bertanya, Bintang langsung menarik lengan Mentari untuk mengikutinya. Mentari hanya menurut.
Setelah menemukan tempat berteduh--namun sayang mereka sudah basah terguyur hujan--mereka memilih untuk menunggu hujan. Tubuh Mentari menggigil, dan itu dapat dilihat oleh Bintang.
Bintang meniup kedua telapak tangannya dan menggosok-gosokkannya. Setelah sudah terasa lumayan hangat, Bintang menempelkan kedua telapak tangannya secara paksa di pipi Mentari.
Dapat terlihat bahwa Mentari sedikit terkejut, namun hal itu tidak berlangsung lama.
Gue pasti bisa milikin hati lo, pasti! -Bintang.
Gue gak mau jatuh hati ke lo Tang, gue takut. -Mentari.
🌟🌟🌟
Masih terbayang apa yang telah terjadi tadi saat Mentari bersama Bintang. Hal ini membuat Mentari tidak dapat tertidur pulas dan mulai gelisah. Sudah banyak posisi yang telah dicobanya untuk menyamankannya, namun hasilnya nihil.
Semua hal yang terjadi tadi, seperti terulang kembali dan menjadi nyata. Mentari menggelengkan kepalanya dan mencoba untuk tertidur. Namun seperti yang kalian ketahui, hasilnya nihil.
Karena telah frustasi, akhirnya Mentari mendudukkan tubuhnya di atas ranjang dan mulai mengacak-acak rambutnya.
Mentari gila!! Kenapa harus kepikiran mulu sih?!
Mentari akhirnya mulai mengambil segelas air, karena pikirnya dia hanya kekurang minum sehingga tidak fokus. Iya fokus untuk mencoba tertidur.
Setelah meneguk air, Mentari mencoba lagi untuk tertidur dan berusaha untuk tidak mengingat memori tadi. Namun karena dewi Fortuna sedang berpihak padanya, akhirnya Mentari dapat tertidur pulas.
🌟🌟🌟
Sesekali Bintang tersenyum saat mengingat kejadian tadi. Betapa bahagianya dirinya dapat berdekatan dengan Mentari. Walaupun Mentari bukan termasuk dalam kategori gadis yang cantik. Tapi hei, nyaman itu tidak muncul hanya dari sekedar fisik.
Bintang sesekali terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Jika orang lain melihat tingkah laku Bintang, pasti mereka akan mengira bahwa Bintang sudah kehilangan kenormalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Challenge
Short StoryApa jadinya jika sang idola sekolah menyukai gadis dari kalangan biasa? Bintang, awalnya hanya menjadikan Mentari sebagai bahan taruhan karena dirinya kalah dalam permainan basket. Namun takdir berkata lain, Bintang tidak hanya menjadikan Mentari se...