Bumi seakan berhenti berputar, dan waktu terasa berhenti. Kacau. Pikiran Bintang saat ini kacau. Sudah jelas, Bintang kacau karena perkataan Mentari yang baru saja dilontarkan. Sungguh menyayat hati.
Tidak habis pikir, bagaimana bisa Mentari mengatakan hal seperti itu? 'Putus' katanya?
"Mentari tolong dengerin dulu penjasan aku." saat ini, Bintang benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya. Otaknya tidak dapat berpikir dengan jernih.
"Semuanya udah jelas." balas Mentari. Matanya sudah berlinang air mata, untung saja air matanya masih dapat tertahan agar tidak jatuh.
"Mentari, please."
"Makasih buat waktu yang udah lo kasih buat gue." kata tersebut menjadi kata terakhir Mentari sebelum beranjak pergi.
Saat Mentari mulai berpaling dan melangkahkan kakinya, tangannya tergenggam erat oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan Bintang.
"Dengerin aku dulu, aku bisa jelasin semuanya." ucap Bintang.
"Gak perlu." Mentari mencoba melepaskan pergelangan tangannya dari genggaman Bintang. "Lepasin!"
"Gue bakal lepasin kalau lo mau dengerin penjasan gue dulu." Bintang menatap mata Mentari dengan serius, berharap Mentari akan mengiyakan tawarannya tersebut.
"Apa? Apa yang lo mau jelasin lagi setelah semua kenyataan udah terungkap di depan mata?"
Mentari dapat melihat ekspresi terkejut Bintang, namun itu tidak bertahan lama karena Bintang langsung mengubah ekspresinya lagi seperti semula.
"Gue emang awalnya jadiin lo bahan taruhan, tapi semua itu berubah setelah gue merasakan hal yang berbeda saat bersama lo." ucap Bintang.
"Ternyata benar kata orang, cinta hadir karena terbiasa bersama. Iya, saat gue selalu bersama lo dan menghabiskan waktu bersama lo, ternyata tanpa sadar perasaan itu muncul. Perasaan sayang," lanjut Bintang sambil menerawang. "Dan takut kehilangan."
Deg.
Air mata Mentari sudah tidak dapat ia bendung lagi. Air mata mengalir deras di pipi Mentari saat ini. Dan tentu saja, ini adalah pemandangan yang tidak ingin dilihat oleh Bintang.
"Please, maafin gue."
"Makasih," balas Mentari sambil menatap Bintang. "Makasih karena lo udah ngasih hati lo buat cewek kayak gue." lanjut Mentari sambil mencoba melepaskan pergelangan tangannya dari genggaman Bintang.
"Gue maafin lo, tapi status kita tetap berubah."
"Maksudnya?" tanya Bintang sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Kita tetap putus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Challenge
Cerita PendekApa jadinya jika sang idola sekolah menyukai gadis dari kalangan biasa? Bintang, awalnya hanya menjadikan Mentari sebagai bahan taruhan karena dirinya kalah dalam permainan basket. Namun takdir berkata lain, Bintang tidak hanya menjadikan Mentari se...