"Iqbaal?" teriak (nama kamu) histeris.
Ya itu Iqbaal. Ia sedang berbaring di tengah jalan dengan darah di keningnya. Ya ampun mengenaskan.
(Nama kamu) pun kini hanya bisa menangis. Ia segera menelpon ambulance. Ia pun terduduk dan merangkul Iqbaal yang kini menutup matanya. Seragam (nama kamu) yang putih, kini menjadi merah pekat. Bau darah segar menusuk hidung.
"Baal bangun!" histeris (nama kamu).
"Baal bangun!" (nama kamu) mengguncangkan tubuh Iqbaal.
"Baal bangun dong. Kan kita mau jenguk Aldi" ucap (nama kamu).
Ambulance pun datang dan segera membawa Iqbaal ke rumah sakit Fatma.
Bunyi sirine menambah keadaan semakin mencekam ditambah (nama kamu) yang sedari tadi hanya menangis.
"Ah gue lupa. Gue harus telpon bunda Rike" ucap (nama kamu).
Dengan sisa suaranya ia menelpon bunda Rike.
"Hallo bunda, ini (nama kamu). Bunda Iqbaal kecelakaan dan sekarang lagi dibawa ke rumah sakit" ucap (nama kamu).
"....."
"Bunda, Iqbaal kecelakaan. Sekarang lagi dibawa ke rumah sakit" ulang (nama kamu).
"....."
(Nama kamu) mendesah frustasi karena bunda Rike tidak bisa mendengarkan suara (nama kamu).
"Woy Pak!" panggil (nama kamu) kepada salah satu petugas ambulance.
Petugas itu pun menoleh.
"Bisa matiin bentar gak sirine nya?" tanya (nama kamu).
"Namanya juga ambulance. Ya kalau lagi gawat begini gak bakalan dimatiin" ucap petugas itu.
"Pak denger ya! Gue itu mau hubungi keluarganya" jelas (nama kamu).
"Entar saja di rumah sakit" ucap petugas.
"Gak"
"Tap..."
"Gue gorok lu baru tau rasa. Kasian kan temen gue mungkin butuh keluarganya. Ngerti gak sih?" potong (nama kamu).
Lalu, petugas itu pun mematikan sirinenya dan (nama kamu) pun menghubungi kembali bunda Rike.
"....."
"Iya bunda ini (nama kamu)"
"....."
"Bunda, Iqbaal kecelakaan dan sekarang lagi dijalan bun mau ke rumah sakit Fatma"
"....."
"Iya bunda sama - sama"
"....."
"Baiklah bunda saya tunggu"
"....."
"Iya bun wa'alaikumsalam"
Sambungan telpon pun terputus dan sirine kembali dinyalakan. (Nama kamu) pun kembali menangis.
Sesampainya di rumah sakit, Iqbaal langsung dibawa ke ruang gawat darurat. Entah kenapa tangan Iqbaal menggenggam erat tangan (nama kamu). (Nama kamu) pun terus menangis.
Dalam perjalanan, entah kenapa (nama kamu) mengingat Aldi. Saat berpapasan dengan blankar yang lain, orang yang ada di blankar itu menggenggam tangan (nama kamu). (Nama kamu) terkejut dan menoleh. Tetapi, tak sempat melihat dengan jelas, genggaman itu terlepas dan (nama kamu) pun kembali fokus kepada Iqbaal.
"Mirip Aldi, ah gak mungkin. Aldi kan di rumahnya sedang bobo mungkin" ucap (nama kamu).
***
Sementara di sisi lain pada waktu yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Vs Mr.Cold
RomanceBagaimana jika seorang Bad Girl jatuh cinta sama si cowok dingin? Dan bagaimana jika akhirnya (nama kamu) menjadi rebutan antara Aldi dan Iqbaal. Akhir yang tak dapat diduga oleh semua orang menjadi kisah mereka disini. "Gue harap bersama lo itu buk...