(Nama kamu) menghampiri Iqbaal yang sedari tadi sudah menunggunya. Terlihat Iqbaal menatap tajam (nama kamu) seakan ingin membunuh (nama kamu) saat itu juga.
"Lama" gerutu Iqbaal.
"Hehe.. Sorry sorry, tadi gue sarapan dulu" ucap (nama kamu).
"Cepetan naik!" suruh Iqbaal.
"Iya iya. santai kali mas, lo mah marah - marah terus nanti cepet tua kan gue yang repot" ucap (nama kamu).
"Loh, kenapa gitu?" tanya Iqbaal di tengah perjalanan(?).
"Kan lo mah cepet tua, ya otomatis gue mah masih muda. Takutnya nanti kemungkinan lo cepet mati dong, kan gue sama siapa berangkat sekolah" celetuk (nama kamu).
"Gila lo, do'ain gue gak bener. Untung cantik" ucap Iqbaal yang memelankan volume suaranya di bagian akhir.
"Kalau ngomong itu yang jelas baal" ucap (nama kamu).
"Gak jadi deh" ucap Iqbaal.
(Nama kamu) hanya mendengus kesal. Tak terasa mereka sampai di depan gerbang sekolah yang ternyata ditutup rapat.
"Yaelah, kok ditutup sih. Perasaan ini masih pagi deh" ucap (nama kamu) terheran heran.
"Dari pagi dimana nya? Jelas - jelas ini udah siang" ucap Iqbaal kesal pada sahabat yang satu - satunya ini.
"Woyy! Bukain dong gerbangnya! Inces (nam..) mau masuk" teriak (nama kamu) dengan khas suara cemprengnya.
Iqbaal menutup telinganya, bisa - bisa gendang telinganya gegara mendengar suara mengagumkam (nama kamu).
Dan munculah seorang laki laki paruh baya 'satpam' itu lah tulisan yang tertera di bajunya. Perlu diketahui bahwa satpam itu agak sedikit bloon.
"Hallo! Bapak ganteng selamat pagi" ucap (nama kamu) yang SKSD. Maybe.
"Pagi neng. Oh eneng peserta MOPD yang kemarin telat ya?" tanya satpam itu.
"Sstt, bapak jangan keras - keras" ucap (nama kamu).
"Ohh jadi kemarin juga lo telat (nam..)?" tanya Iqbaal yang sedari tadi hanya menguping pembicaraan mereka.
"Hehe.. Iya lagian kemarin kan lo gak jemput gue" ucap (nama kamu) sebal.
"Iya maaf. Kan gue kemarin ada keperluan dulu" ucap Iqbaal.
"Pak, masih inget kan perjanjian kita kemarin?" tanya (nama kamu) sedikit berbisik namun masih bisa terdengar oleh Iqbaal.
Satpam itu hanya mengangguk, sementara Iqbaal mengernyit heran.
"Iya inget dong neng, nanti yah bapak yang minta sendiri ke eneng" ucap pak satpam.
(Nama kamu) hanya mengacungkan jempolnya. Dan segera masuk tak lupa dengan Iqbaal yang sedari tadi bingung kayak orang linglung.
"Perjanjian apa sih (nama..)?" tanya Iqbaal.
"Ah sudahlah lupakan. Itu mah cuma main - main" ucap (nama kamu).
"Oh" Iqbaal hanya ber'oh'ria, padahal ia masih penasaran dengan perjanjian (nama kamu).
"Yaudah (nam..) gue duluan ya! Soalnya gue ada janji sama Bu Sinta. Lo duluan aja ke lapangan, yang lain mah udah pada ngumpul tuh" ucap Iqbaal seraya menunjuk ke lapangan yang sudah dipenuhi peserta MOPD sedang mendengarkan materi dari ketos.
Saat (nama kamu) sedang berjalan ke kelas untuk menyimpan tasnya tiba - tiba....
"Hehh elo, berhenti!" ucap seseorang yang mungkin ada di belakang (nama kamu).
(Nama kamu) celingak celinguk mencari sosok yang mengganggu telinga imutnya(?) pagi ini. Ternyata....
"Ahh, senior" decak (nama kamu).
"Sini lo!" perintah senior itu.
(Nama kamu) menunjuk dirinya memakai jari telunjuknya untuk memastikan apa senior itu bicara pada dirinya atau bukan.
"Iya elo" ucap senior.
(Nama kamu) pun dengan santai menghampiri senior yang sedang berkacak pinggang itu.
"Lo peserta MOPD?" tanya senior itu, wajahnya terlihat merah padam menahan amarah.
(Nama kamu) menganggukkan kepalanya santai. Santai karena hukuman itu sudah jadi makanan sehari - hari nya toh, jadi ya dibawa happy katanya.
"Dan lo baru dateng?" tanya senior itu lagi.
Lagi - lagi (nama kamu) hanya menganggukkan kepalanya..
"Lo itu telat satu jam, murid baru udah bersikap seenaknya apalagi kalau udah jadi senior, Bisa - bisa dateng jam 10" ucap senior.
"Bodo" ucap (nama kamu) yang memang tak peduli dengan apa pun yang diucapkan kakak kelasnya itu.
"Lo itu gimana sih, diperingatin malah ngeyel so' gak peduli" ketus senior.
"Terserah gue dong. Inikan hidup gue, semua orang punya hak untuk menentukkan hidupnya masing - masing agar bahagia" ucap (nama kamu).
"Ngelawan lagi. Sekarang lo ikut gue!" ucap sambil membawa paksa tangan (nama kamu).
"Bisa lepas gak? Gue bukan anak kecil. Kalau mau dihukum ya hukum aja. Gak usah pake narik - narik segala gue bukan kambing" ucap (nama kamu).
"Diem lo. Bisa - bisa gue tumbuh uban gegara ngeladenin elo"
"Eh, gue juga bisa hidup tanpa lo. Ka Jittni" ucap (nama kamu) melirik name tag yang dipakai senior itu.
"Sorry ya, nama gue Zidny bukan Jitni" ucap senior yang sekarang diketahui bernama Zidny.
"Terserah gue lah, mulut mulut gue, kenapa lo yang protes?" ucap (nama kamu) sinis.
"Errr, geram gue sama lo. Udah sekarang bisa cepet gak jalannya?" ucap Zidny yang menyeret (nama kamu) secara paksa.
Bersambung..
Nah, mau dibawa kemana coba tuh (nama kamu) sama Zidny. Aldi nya bentar lagi muncul yahh..
Makasih yang udah baca, no dark readers...... Sorry typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Vs Mr.Cold
RomanceBagaimana jika seorang Bad Girl jatuh cinta sama si cowok dingin? Dan bagaimana jika akhirnya (nama kamu) menjadi rebutan antara Aldi dan Iqbaal. Akhir yang tak dapat diduga oleh semua orang menjadi kisah mereka disini. "Gue harap bersama lo itu buk...