Malam itu (nama kamu) menyuruh mama Kesy membuat surat izin. Ya tentu saja ia tidak bisa bersekolah karena harus merawat Iqbaal dan juga.... Aldi.
"Aduh.. Gimana ini? Gue jadi pusing sendiri. Kenapa coba semuanya terjadi begitu cepat? Aarrgghh. Pusing berat dah gue" ucap (nama kamu) frustasi.
'Cklek'
Pintu kamar (nama kamu) pun terbuka dan datang lah Iqbaal sambil senyam senyum gak jelas dengan kepala yang masih dibalut perban putih."Hayy, (nam..)?" sapa Iqbaal.
"Hay juga baal, kamu belum tidur?" tanya (nama kamu).
"Belum, gue gak bisa tidur karena gue laper" ucap Iqbaal.
'Kok, Iqbaal pake gue-elo lagi ya? Apa dia udah sembuh? Wahh kabar baik' pikir (nama kamu).
"Terus kenapa ke kamar gue?" tanya (nama kamu) lagi.
"Hehe.. Gue gak tau dimana dapurnya. Dari tadi gue cari dapurnya, tapi gak ketemu" jawab Iqbaal.
Mulut (nama kamu) terbuka lebar. Dia pikir Iqbaal sudah sadar dan hanya ingin mengajaknya makan, tapi ternyata Iqbaal datang hanya untuk menanyakan 'dimana dapur'.
(Nama kamu) pun bangkit dari kuburnya eh gak deh maksudnya dari duduknya.
"Yaudah, ayo gue anter!" ajak (nama kamu).
Iqbaal mengangguk kan kepala nya dan menguntit di belakang (nama kamu).
"Gede juga ya rumah lo" ucap Iqbaal dengan tiba - tiba saat menuruni tangga.
"Dari dulu juga rumah gue mah kayak gini" cibir (nama kamu) pelan.
Iqbaal terkekeh mendengar sedikit perkataan (nama kamu).
"Kenapa?" tanya (nama kamu).
"Enggak,, lo lucu aja" jawab Iqbaal.
(Nama kamu) hanya mendelik kesal. Ternyata dia berpikir bahwa sahabatnya ini benar - benar sudah gila bin gak waras tingkat akut.
Sesampainya di dapur, (nama kamu) membuka lemari es nya dan mempersilahkan Iqbaal makan apa pun. *maksudnya makanan yang ada di lemari es ya sodara.
"Gue mau coklat gak papa?" tanya Iqbaal.
"Ambil aja" jawab (nama kamu).
Seketika, terlintas nama Aldi di pikiran (nama kamu).
'Coklat itu bikin gue inget kejadian waktu di mobil bareng Aldi' batin (nama kamu).
"(Nam..)?" panggil Iqbaal.
"Eh,, iya?"
"Dari tadi gue panggil lo gak nyahut"
"Eh sorry, gue gak denger"
"Lo lagi ngelamunin apaan sih (nam..)? Segitunya"
"Enggak, kok. Gue gak lagi ngelamun"
"Terserah lo dah. Lo mau coklat?"
"Gak. Buat lo aja"
"Ayo dong! Makan coklat nya!" ucap Iqbaal sambil menyodorkan sebatang coklat.
"Gak mau"
"Jangan jutek gitu kek"
"Tapi gue gak mau"
"Harus mau. Gak ada penolakan!"
"Gue makan kue aja"
"Okeh deh"
(Nama kamu) pun mengambil sepotong kue dan memakan nya sambil melamun lagi memikirkan Aldi. Iqbaal yang menyadari hal itu terus berdecak sebal.
"(Nam..) kenapa sih lo melamun mulu?" tanya Iqbaal dengan nada sebal.
"Gue gak melamun Iqbaal" jawab (nama kamu).
"Gak. Pasti lo bohong" ucap Iqbaal.
"Okeh. Gue memang lagi melamun" ucap (nama kamu) pasrah.
"Ngelamunin apaan?" tanya Iqbaal.
"Ngelamunin elu" jawab (nama kamu).
"Uhh co cweet" ucap Iqbaal.
(Nama kamu) hanya memutar bola matanya malas.
"Udah deh mending cepetan tidur. Udah malem!" ucap (nama kamu).
"Okeh" ucap Iqbaal antusias.
Mereka pun berhajalan menuju kamar (nama kamu). Seketika langkah (nama kamu) pun terhenti di depan pintu kamarnya.
"Lahh baal, lo ngapain ikutin gue?" tanya (nama kamu).
"Mau tidur kan?" Iqbaal malah balik nanya.
"Iya. Tapi, Tidurnya itu di kamar masing - masing pe'a" ucap (nama kamu) sambil menepuk jidatnya sendiri pertanda stress mungkin.
"Gue lupa kamar gue dimana" ucap Iqbaal.
'Aarrgghh'
(Nama kamu) menggeram frustasi. Bagaimana mungkin Iqbaal lupa kamarnya dalam beberapa jam? Entahlah (nama kamu) pun tak mengerti, hanya author yang mengerti.(Nama kamu) pun mengantarkan Iqbaal kekamarnya dan menyuruh nya agar cepat tidur.
***
Keesokan harinya, (nama kamu) masuk ke kamar Iqbaal yang memang tidak dikunci. Iqbaal masih sedang tidur pulas.
"Sambil nunggu Iqbaal bangun gue ngapain dulu ya?" tanya (nama kamu) pada dirinya sendiri.
Iqbaal menggeliat dan perlahan membuka kedua matanya. Ia sedikit terperanjat melihat (nama kamu) ada di kamarnya.
"Ngapain?" tanya Iqbaal.
"Eh kunyuk. Enggak ngapa - ngapain" jawab (nama kamu) kaget karena ia tengah melihat ke arah lain.
"Mau anu-in aku yah?" tnya Iqbaal menebak.
"Ih,, najis ngapain gue ngelakuin itu. Geli dah dengernya" jawab (nama kamu) bergidik ngeri.
"Hahh, lalu mau ngapain?" tanya Iqbaal lagi.
"Cuma mau liat aja kok" jawab (nama kamu).
"Kangen ya?"
"Idih geli amat gue kangen sama lo. Kambing aja gak mau kangen sama lo apalagi barbie kayak gue, OGAH" ucap (nama kamu) sambil menekan kata 'ogah'.
"Idih sadis amat lu" ucap Iqbaal.
"Serah gue" ucap (nama kamu) sinis.
Akhirnya Iqbaal pun menyerah karena percuma berdebat dengan (nama kamu). Itu sama saja membangunkan singa yang sedang mohes.
(Nama kamu) pun melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 09.30 pagi.
'Gue harus siap - siap buat ke rumah Aldi' pikir (nama kamu).
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Vs Mr.Cold
RomanceBagaimana jika seorang Bad Girl jatuh cinta sama si cowok dingin? Dan bagaimana jika akhirnya (nama kamu) menjadi rebutan antara Aldi dan Iqbaal. Akhir yang tak dapat diduga oleh semua orang menjadi kisah mereka disini. "Gue harap bersama lo itu buk...