Author Pov
Taehyung melangkah dengan senyum sumringah.
Menggenggam tali ransel dengan erat. Mengabaikan setiap tatapan aneh sejak ia melewati halte. Ia terlalu banyak tersenyum._.
Tapi terkadang ia menepuk pipinya menyadarkan bahwa mungkin saja hari ini ia akan ditolak oleh yeoja yang sudah dicintainya sejak lama.
Setelah Seok Jin mati, Taehyung mengambil kesempatan mendekati Daera. Menghibur Daera sekaligus modus melakukan pdkt.
Taehyung mengingat kembali betapa senangnya ia bisa memunculkan kembali senyum Daera. Dan satu hal yang ia banggakan..
Senyuman Daera muncul karenanya. Karena Kim Taehyung.
Taehyung tentu saja sedih dengan kematian Seok Jin.
Tapi buat apa terlalu sedih jika hal itu bisa membuat dia mendapatkan Daera.
Cinta datang karena terbiasa.
Itu yang Taehyung yakini hingga akhirnya ia menyatakan cintanya kepada Daera kemarin.Dan hari ini saatnya ia mendapatkan jawabannya.
.
Tak perlu waktu lama untuk menemukan sosok pujaan hatinya.Kang Daera tengah duduk di bangku taman sambil beberapa kali menghembuskan nafasnya.
Taehyung yakin pasti Daera sedang gugup.
"Annyeong sunbae!" Daera menoleh kearah Taehyung yang baru saja datang.
"Annyeong Taehyung.." Daera melambaikan tangannya berkali-kali sambil tersenyum lebar.
Taehyung sangat menyukai senyum sunbaenya yang penuh semangat ini.
"Jadi apa jawabannya sunbae?"
Taehyung yang sudah duduk disamping Daera menatap Daera dengan intens.
"Aku hanya takut.." Daera yang awalnya menatap kedepan perlahan menunduk. Taehyung sebenarnya sangat penasaran tapi memilih diam dan menyerahkan semua kepada Daera.
"Aku takut orang-orang akan menghujatku sebagai orang yang jahat.. Baru saja kekasihnya mati, ia sudah berpacaran dengan adiknya.. Tapi jujur Taehyung.."
Daera menatap mata Taehyung lekat.
Taehyung tersentak mengetahui mata Daera yang berkaca-kaca. Rambut hitam panjangnya yang melambai tertera angin menambah kesan sedih di wajahnya.
"Aku benar-benar menyukaimu tanpa ada embel-embel hyungmu.. Ketika semua orang berkata sabar hanya kau yang berusaha membuatku tersenyum.. Aku.. Aku..
Aku mencintaimu, Tae.."
"Sst.. Sudah jangan menangis.." Taehyung mengusap tetes air mata yang membasahi pipi Daera. Dengan perlahan juga ia membenarkan setiap urai rambut Daera yang berantakan.
"Tak peduli apa yang dikatakan orang lain.. Aku hanya percaya pada ucapanmu yang mengatakan bahwa kamu mencintaiku dengan tulus.."
Daera menghambur memeluk Taehyung dan menangis pelan dibahunya.
"Jadi bagaimana jawaban sunbae?"
"Kau sudah dengar sendiri jawabannya, bodoh.."
Taehyung memutar ingatannya.
"Jadi jawabannya 'iya'?"
Daera yang masih memeluk Taehyung menganggukkan kepalanya.
"Ya ampunnnnn!!!" Taehyung membalas pelukan Daera lebih erat lagi sambil engguncangkan tubuh mereka berdua.
"Sesakk Taee!!" mendengar omelan Daera, Taehyung melepaskan pelukannya sambil memamerkan senyum kotaknya.
"Aku sangat senang, sunbae..."
"Jangan panggil aku sunbae.. Panggil aku Daera saja.. Toh kita.." Daera ingin mengucapkan kata selanjutnya namun wajahnya telah berubah semerah tomat.
"Sudah menjadi sepasang kekasih?" Taehyung tersenyum menggoda Daera.
"Aisshh kau ini..." Daera mumukul lengan Taehyung pelan. Hingga Taehyung menangkap kedua tangan Daera dan menggenggamnya erat.
"Saranghae, Daera.."
"Nado saranghae, Tae.."
Perlahan Taehyung mencium puncak kepala Daera. Terasa lembut namun penuh perasaan.
"Ya ampun Daera wajahmu memerah!"
"Taeeee!!" Daera menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Jadi untuk meredam pipimu.. Mau es krim?" tawar Tae. Membuat Daera memperlihatkan wajah memerahnya lalu mengangguk.
"Seperti biasa rasa cokelat kan?" Taehyung sangat tahu apa rasa es krim favorit Daera.
"Dan kamu es krim tiga rasa.. Cokelat, vanila, dan strawberry," Daera juga menjawab es krim kesukaan Taehyung.
Setelah pamit Taehyung berlari menuju ke tukang es krim uang ada di ujung taman sementara Daera menunggunya di bangkau taman yang sama sambil berusaha meredamkan pipi merahnya.
Daera Pov
Ahhh.. Kenapa wajahku bisa dibuat panas oleh Taehyung.
Apa keputusanku menerima cinta Taehyung benar?
Aku tidak takut diejek karna menerima Taehyung sebagai kekasihku.
Aku lebih takut semua orang akan menghujat Taehyung sebagai perebut kekasih kakaknya.Jujur itu semua salah..
Aku memang masih mencintai Seok Jin.. Tapi hidupku masih terus berjalan bahkan setelah kematiannya.
Bahkan aku masih mengingat tentang perkataan Taehyung tadi.
"Tak peduli apa yang dikatakan orang lain.. Aku hanya percaya pada ucapanmu yang mengatakan bahwa kamu mencintaiku dengan tulus.."
Andaikan ini bukan tempat umum mungkin aku sudah berteriak sekencang mungkin.
"Senang sudah resmi menjadi sepasang kekasih?"
Aku menolehkan kepalaku kearah belakang.
Tapi setelahnya aku merasakan sakit yang amat sangat lalu kegelapan mulai menelanku.
Daera's Pov end.
-----
"Segera bawa dia masuk ke mobil.. Jangan sampai Taehyung tau.. Cepat!"
Kedua pria suruhan Taera bergegas membopong tubuh Daera yang pingsan untuk dimasukkan ke dalam mobil hitam yang tak lama mulai berjalan meninggalkan taman itu.
Mobil dengan kecepatan tinggi mengabaikan suara klakson.
Yang penting ia melaksanakan perintah bosnya untuk segera mengantarkan kerumahnya.
Ya. Ke rumah Taera.
----
VnC.
KAMU SEDANG MEMBACA
STIGMA [Kth]
Short Story"Bukann.. Bukan salahku! a-aku berkata jujur! Percayalah, kumohon jangan pergi.." Bohong. "Tutup mulutmu!" K-kauu.. "Kumohon.. Aku.. Aku.. " Aku menunggunya. "Aku hanya terlalu.... Bohong. Lagi.