Abi mengerjapkan matanya perlahan, kemudian duduk ditengah ranjang sambil mengedarkan pandangan sekelilingnya. Matanya membulat penuh saat mendapati jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Abi loncat dari atas ranjang sambil menggerutu karena Bisma tidak membangunkannya dan bahkan tidurnya yang sudah seperti mati, lalu masuk kekamar mandi dengan terburu-buru untuk membersihkan diri.
Abi keluar dari kamar Bisma bertepatan dengan Bisma yang baru saja masuk apartemen sambil membawa kantong plastik yang berisi sarapan. Bisma berhenti sebentar lalu tersenyum saat mata mereka bertemu kemudian berjalan lagi menuju dapur dan mengambil gelas kosong untuk kemudian ia isi dengan air minum yang berada didalam kulkas.
"Kak Bisma kok gak bangunin Abi sih," gerutu Abi sambil memanyunkan bibirnya. Abi kemudian duduk dimeja makan dan memperhatikan Bisma yang sedang minum dengan wajah kesal.
Bisma terkekeh, lalu berjalan menyusul Abi sambil membawa kantong makanan lalu mengeluarkan isinya dan menungkannya kedalam mangkuk didepan Abi.
"Maaf Bi, waktu kak Bisma pulang lo udah tidur pulas. Kakak gak tega buat bangunin lo jadi kakak pikir semalam lo menginap saja disini," jawab Bisma sambil terus terkekeh. Abi melotot sambil cemberut, wajahnya terlihat sangat kesal. "Kakak tau gak, seorang wanita itu gak baik menginap dirumah seorang pria. Apalagi cuma tinggal berdua, bisa menimbulkan fitnah. Terus kenapa tadi pagi kakak gak bangunin Abi, lihat deh Abi jadi gak sholat subuh kan," ujarnya dengan sebal.
Bisma terdiam sesaat lalu tersenyum tipis. Digapainya tangan Abi lalu menggenggamnya. Abi yang melihat itu buru-buru ingin melepasnya tetapi Bisma menggenggamnya terlalu erat sehingga Abi sulit untuk melepasnya.
"Maafin gue ya Bi," ucap Bisma dengan raut wajah yang terlihat menyesal.
Abi terdiam, rasa kesalnya berubah menjadi rasa tak enak hati. Walau bagaimanapun, Bisma sudah menolongnya dan Abi tidak ingin menjadi gadis yang tidak tau berterima kasih. Abi menyadari bahwa semalam tubuhnya juga lelah dan dirinya terlelap begitu saja.
"Iya kak, Abi juga minta maaf karena udah marah-marah sama kakak," Abi tersenyum tipis lalu perlahan melepaskan tangannya yang digenggam Bisma. Bisma mengangguk, "iya gue selalu maafin lo kok. Sekarang lo makan ya, gue beliin lo bubur," Bisma menyodorkan semangkuk bubur ayam pada Abi, membuat Abi menatap semangkuk bubur dan Bisma secara bergantian dengan wajah tak berselera, pasalnya bubur yang disodorkan Bisma hampir memenuhi mangkuk.
"Tapi bubur ini banyak banget kak, Abi gak akan sanggup menghabiskannya."
"Lo coba aja dulu Bi, dikit-dikit gak apa-apa yang penting bisa lo abisin."
Abi pasrah, diraihnya bubur tersebut lalu mulai memakannya dengan perlahan. Bagaimanapun Abi selalu diajarkan oleh ibunya bahwa membuang makanan berarti juga membuang rezeki.
☆☆☆
Abi berdiri dibalkon, menikmati udara pagi Kota Jakarta. Tubuhnya terasa segar setelah tadi meminum obat dan mengoleskan salep pada memarnya. Bisma yang berada dibelakang Abi pun tak henti-hentinya mengulum senyum, mendapati gadis yang dicintainya itu sudah membaik.
"Hemm..." Bisma berdehem saat sudah berada disamping Abi, membuat Abi menatapnya heran. "Ada apa kak?"
Bisma memperlihatkan pada Abi sesuatu yang ia pegang dan sembunyikan dibelakang tubuhnya lalu meraih tangan Abi dan menyerahkannya, membuat mata Abi membulat sempurna. "Ya Allah dompet Abi kembali," ucapnya dengan mata yang berbinar senang.
"Iya dompet lo kembali, kecuali..kecuali.. ponsel lo," Bisma berkata sepelan mungkin membuat mata Abi yang berbinar mendadak meredup. "Ponsel lo rusak parah dan udah gak bisa dipake lagi. Semalam Gue dan Candra pergi kebeberapa counter hp langganan gue tetapi hasilnya sama kalo ponsel lo udah gak bisa diperbaiki karena bagian dalamnya udah rusak parah, mungkin akibat terbanting terlalu keras saat kakak menghajar mereka. Makanya semalam gue pulangnya malam," lanjut Bisma sambil menatap Abi yang tampak murung.

KAMU SEDANG MEMBACA
POLIGAMI (ISTRI UNTUK SUAMIKU)
RomanceSeperti inikah sakitnya jika cinta bertepuk sebelah tangan? Kisah seorang gadis bernama Abigail Adriana Fairuz yang ingin mengadu nasib di ibukota, kuliah sambil bekerja. Tapi sepertinya tuhan menentukan nasib lain untuk takdir hidupnya, terutama...