Suara adzan subuh berkumandang dengan merdunya. Abi membuka kelopak matanya dan mengerjapkannya perlahan. Ia meraih jam diatas nakas, pukul 04.30 pagi. Abi pun segera melangkah ke arah kamar mandi, membersihkan diri, berwudhu lalu shalat subuh. Setelah itu, abi duduk didepan meja riasnya, melamun. Semua pembicaraannya dengan bayu semalam berputar lagi diotaknya. Abi masih tidak menyangka jika bayu sudah mencintainya selama ini, abi pikir semua perlakuan bayu padanya adalah perlakuan sebagai sahabat. Sempat terlintas dipikiran abi, apakah ia terima saja perasaan bayu padanya tapi abi buru-buru menepis pikiran itu. Bukankah sudah sangat jelas jika sesuatu yang dipaksakan maka hasilnya tidak akan berjalan baik. Sampai deringan ponsel mengagetkan abi yang sedang menerawangkan pikirannya. Abi segera meraih ponselnya dan melihat nama bayu tertera disana kemudian menggeser tombol hijau dan mendekatkan ponsel ketelinganya.
"Assalamualaikum, bay" sapa abi
"Walaikumsalam, kamu udah bangun bi?" Jawab bayu dengan ramah.
"Iya aku baru turun sholat subuh, kamu udah subuhan belum?"
"Ini aku juga baru turun subuhan, kamu lagi ngapain bi?"
"Aku lagi nerima telfon kamu, kamu lagi apa bay?" Ujar abi sambil tertawa.
"Aku lagi mikirin kamu" jawab bayu cepat.
"Bay, please deh kita kan udah bahas ini semalam" ujar abi jengah.
"Ya..ya..ya..nyonya muda, aku gak mau ya kamu ngambek pagi-pagi. Kamu sibuk gak bi? Kalo gak sibuk gimana kalo jam 10 nanti kamu temenin aku ke UGM, ngembaliin formulir pendaftaran?"
"Ih bayu kan aku udah bilang jangan panggil aku nyonya muda?" Ujar abi sambil cemberut tapi tentu saja bayu tidak dapat melihatnya.
"Terus kamu mau dipanggilnya apa, kalo nyonya bayu aja gimana?" Ucap bayu sambil tertawa lepas, kemudian melanjutkan ucapannya, "gimana bi, mau ya temenin aku ke UGM?"
abi semakin kesal dengan ucapan bayu dan semakin mengerucutkan bibirnya yang lagi-lagi bayu tidak dapat melihatnya.
"Aku gak mau ya bay nemenin kamu, habis kamu nyebelin banget. Assalamualaikum" ujar abi kesal yang langsung mematikan telfonnya tanpa menunggu bayu menjawabnya.
Bayu sedikit terkejut lalu melihat ke layar ponselnya yang mati, sedetik kemudian bayu tersenyum simpul.
"Kamu sudah membuat aku gila karena memikirkanmu, abi. Dan aku gak bisa mundur lagi. Kamu harus menjadi milikku, milik dari seorang bayu adhyasta". Ucapnya dengan tersenyum miring. Sesaat kemudian bayu mengirimi abi sebuah pesan lewat ponselnya itu karena bayu tau abi sedang kesal oleh candaannya tadi.
Bayu Adhyasta : aku akan jemput kamu jam 10. On time....
Pesan yang dikirim bayu telah dibaca abi, tetapi abi tidak membalasnya dan bayu tau jika abi akan menuruti kemauannya itu.
☆☆☆
Abi keluar dari kamarnya untuk membantu ibunya didapur. Dilihatnya ibunya tengah sibuk merajang bumbu dapur untuk membuat sarapan pagi.
"Assalamualaikum bu" sapa abi lembut.
"Walaikumsalam, kamu sudah bangun? Ayo bantu ibu masak buat sarapan kita"
Abi mengangguk patuh lalu meraih sebuah pisau dan mulai membantu ibunya.
"Bu nanti jam 10 abi mau ijin nemenin bayu ke UGM" ucap abi disela-sela pekerjaannya merajang bumbu dapur.

KAMU SEDANG MEMBACA
POLIGAMI (ISTRI UNTUK SUAMIKU)
RomanceSeperti inikah sakitnya jika cinta bertepuk sebelah tangan? Kisah seorang gadis bernama Abigail Adriana Fairuz yang ingin mengadu nasib di ibukota, kuliah sambil bekerja. Tapi sepertinya tuhan menentukan nasib lain untuk takdir hidupnya, terutama...