CHAPTER 2 : SEKELAS

14 3 0
                                    

"Entah mengapa, dengan bodohnya aku
mengharapkanmu yang belum tentu kamu mengharapanku kembali."

Hari ini adalah hari di mana Deeva resmi menjadi anak SMA Tunas Bangsa Jakarta yang merupakan salah satu SMA favorit Jakarta.

Hari ini juga adalah pengumuman pembagian kelas bagi siswa baru SMA Tunas Bangsa yang akan ditempelkan di papan pengumuman. Saat itu juga, Deeva segera bergegas menuju ke papan pengumuman yang berada di sekitar sekolah.

Saat ingin menuju ke salah satu papan pengumuman, tiba-tiba saja saat itu Naura mendatangi Deeva.

"Eh, Deev lo mau ke mana?" tanya Naura kepo.

"Gue buru-buru nih! Mau lihat pengumuman di mana kelas gue, keburu rame soalnya!" tanya Deeva buru-buru sambil mempercepat langkahnya.

"Oiya gue lupa ngasih tau. Ternyata kita sekelas loh! Tadi gue ke sana dulu sih."

"Seriusan lo? Kelas apaan kita?" tanya Deeva.

"Kita dapet kelas MIPA 4." jawab Naura.

"Beruntung deh, gue sekelas sama lo! Soalnya nggak ada yang gue kenal selain lo, hehe!" ucap Deeva syukur.

*Ting tung ting tung*

"Apaan tuh?" tanya Naura penasaran.

"Perhatian. Bagi siswa baru yang telah mengetahui hasil pembagian kelas di papan pengumuman, diharapkan segera masuk ke kelas masing-masing. Akan diadakan bimbingan wali kelas. Atas perhatiannya, terima kasih." suara dari speaker itu terdengar dengan jelas di pojok sana.

Setelah mendengar pengumuman itu, Deeva dan Naura segera menuju ke kelasnya, yaitu X MIPA 4 yang berada di lantai 2 atau lantai atas.

✡✡✡

"Assalamu'alaikum wr.wb." salam Pak Tito.

Fyi, Pak Tito adalah guru yang ditugaskan oleh kepala sekolah SMA Tunas Bangsa untuk menjadi wali kelas X MIPA 4.

"Wa'alaikumsalam wr.wb." jawab serentak murid-murid.

"Selamat datang bagi kalian semua yang telah resmi menjadi siswa SMA Tunas Bangsa. Sebelumnya, perkenalan nama bapak, Pak Tito. Bapak mengajar mata pelajaran matematika wajib. Bapak ditugaskan untuk menjadi wali kelas kalian." perkanalan Pak Tito.

Selain menjadi wali kelas X MIPa 4 ini, Pak Tito juga mengahar mata pelajaran matematika wajib.

"Ada yang mau ditanyakan untuk perkenalan bapak?" tanya Pak Tito

"Tidak, pak." jawab anak-anak.

"Oiya, ngomong-ngomong........." ucap Pak Tito yang terhenti karena ada seseorang yang mengetuk pintu kelas.

"Tok...tok...tok." suara pintu kelas terketuk dengan jelas.

"Silahkan masuk!" perintah Pak Tito.

"Permisi, pak. Maaf saya telat!" jawab cowok itu dengan masih mematung di depan pintu kelas.

Deeva yang dari tadi memperhatikan Pak Tito berbicara di depan, kemudian mendengar suara yang tak asing itu ada di depan kelasnya.

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang