✱ 4. Company

471 84 86
                                    

Reymond dan Reyhan tidak main-main dengan ucapannya. Mereka semakin gencar mendekatinya tiap hari, mereka bersungguh-sungguh merekrutnya masuk dalam Rey Squad. Entah berteman dalam definisi apa, yang jelas ia sangat curiga dengan tingkah dua orang yang tiba-tiba langsung berubah menjadi baik akhir-akhir ini.

Reyhan dan Reymond melakukan berbagai cara untuk mengenalnya lebih jauh, mulai dari janjian berangkat, makan di kantin, hingga pulang bersama. Mereka mengekorinya kemana pun ia pergi, persis seperti lalat yang mengerubungi bangkai. Menggelikan. Bahkan, Reymond pernah mengajaknya pergi ke toilet bersama. Apa dia sudah gila? Apa kata orang nanti? Ia bisa disangka homoan dengan Reymond! Ish! Biarpun ia berkeinginan untuk homoan, ia akan menyeleksi dulu pasangannya. Ia tidak mau dengan cowok kasar semacam Reymond!

Reyes tidak tahu bagaimana asal mula Reyhan dan Reymond bisa rukun. Mungkin Reymond lebih mudah mendekati Reyhan karena Reyhan lebih ramah dibanding dirinya. Ia harus berhati-hati dengan mereka berdua, ia khawatir dengan gencatan senjata dadakan ini. Jangan-jangan mereka berencana untuk membunuhnya tanpa diketahui orang. Oke, itu berlebihan. Ia merasa Reymond pasti lebih senang membunuhnya terang-terangan dan bukan sembunyi-sembunyi seperti pengecut. Sangat bukan pribadi Reymond...

Reyes tidak memperhitungkan Reyhan sebagai seseorang yang membuatnya resah, cowok itu memiliki kemiripan sifat dengan dirinya. Tenang, diam, jarang tersenyum, namun yang membedakan adalah Reyhan jarang berkata kasar apalagi ringan tangan. Reyhan tidak seperti itu. Mungkin jika mereka bertiga homoan, Reyhanlah yang cocok menjadi sosok perempuan. Reyes tertawa di dalam hati membayangkannya.

Reyes akhirnya terbiasa dengan kehadiran dua orang itu ke kelasnya atau menyempatkan datang ke rumahnya pada hari libur. Huh, menyempatkan? Itu terdengar seperti orang sibuk, Reyhan dan Reymond hanya mencari teman weekend-an, mereka kan jomblo! Dua jomblo keparat itu acap kali membuat kerusuhan di rumahnya. Reymond sudah empat kali memecahkan kaca jendelanya akibat sepakan kakinya saat bermain futsal dan Reyhan dua kali menghancurkan alat treadmill-nya. Sejak saat itu Reyes tidak membiarkan mereka berolahraga lagi di rumahnya.

Reyhan dan Reymond merasa kasihan pada Reyes yang selalu tampak kesepian. Selain karena kedua orang tuanya sudah tiada, Reyes dikenal penyendiri dan jarang berkomunikasi dengan orang lain. Reyes juga yang meminta pihak sekolah membuat ganjil jumlah murid di kelasnya, agar ia tidak diganggu oleh orang yang duduk di sampingnya. Tidak heran, ia tidak memiliki teman di kelas. Karena, tidak ada orang yang mau berbicara dengan gunung es.

Mereka bertiga mempunyai banyak persamaan. Memiliki wajah di atas rata-rata, keturunan dari keluarga berada. Bisa dilihat bukan dari nama belakang mereka yang merupakan merk dagang perusahaan mobil raksasa? Namun, mereka merasa biasa saja dengan hal itu. Walaupun nantinya semua kekayaan diserahkan pada mereka bila orang tua mereka meninggal. Mereka tidak mau menjadi angkuh hanya karena harta.

Mereka berasal dari keluarga broken home, mereka pun tidak pernah mengenal ibu kandung mereka. Siapa ibu kandungnya dan dimana dia berada, tidak ada yang mengetahuinya. Ayah mereka selalu mengelak bila ditanya tentang keberadaan ibunya. Mereka sampai bosan sendiri menanyakan hal yang sama. Akhirnya, mereka tidak peduli lagi.

Orang tua Reyhan dan Reymond jarang pulang ke Indonesia. Karena terlalu sibuk mengurus bisnis, mereka lupa memperhatikan anak-anaknya. Padahal, tidak selamanya harta membuat orang bahagia. Tiga orang itu lebih senang mencari uang sendiri tanpa harus meminta orang tua. Walaupun fasilitas hidupnya kebanyakan disediakan orang tua, mereka mempunyai agenda membuang-buang uang hasil jerih payah sendiri.

Mereka mempunyai hobi berjalan-jalan ke luar negeri. Snorkling, diving, tenis, climbing, golf, jet ski. Mereka tampak bahagia tiap melakukan perjalanan bersama, setidaknya mereka bisa melupakan rasa kesepian dan kehilangan saat orang tua mereka tidak di Indonesia. Mereka pernah bolos selama seminggu hanya kerena bosan dengan aktifitas di sekolah, hal yang gila memang.. Tapi, pihak sekolah tidak bisa menindak apapun tentang pelanggaran mereka. Karena keterlibatan Reyhan dalam hal ini.

THREE REYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang