Chapter 5.

7.2K 677 36
                                        

NoRen

.

.

.

Malam semakin larut, tapi desahan JaeYong dan beberapa hyungnya yang melakukan aktivitas malam tak kunjung berhenti pula.

Jeno hanya menelan ludahnya gugup, di sana terlihat Jisung,Chenle dan Renjun yang sudah terbang ke alam mimpi.

Ini semua gara-gara para hyungnya, seharusnya satu kamar itu di bagi untuk dua orang. Namun, karena kegiatan malam mereka, akhirnya ia dan Jisung harus mengungsi kekamar yang lain. Jisung lebih memilih sekamar dengan Chenle, yang berarti tidur bersama Renjun pula. Dan tepat di atas puton di sampingnya, ia melihat sosok manis itu terbaring dengan tenangnya. Huang Renjun, itulah sosok indah yang terbaring memunggunginnya.

Jeno merasa gugup, dan rasa panas itu semakin menjalar keseluruh tubuhnya. Oh..  shit! Jeno tak bisa lagi menahan gejolak panas ini. Beberapa kali ia melihat kearah Renjun yang masih dengan setia tidur membelakanginya.

Apa Renjun benar-benar sudah tidur pulas? - pikir Jeno takut-takut.

"Renjun-ah~" panggil Jeno.

"..."

"Apa kau sudah tidur?" Tanya Jeno.

"..." masih tak ada jawaban dari Renjun. Jeno pun tersenyum dan mencoba membalikkan tubuh Renjun agar berbalik padanya.

"Aku tau kau belum tidur, Renjun-ah." Gumam Jeno kembali, membuat Renjun dengan perlahan membuka matanya dan menatap Jeno yang kini berada tepat di atasnya.

"M-mau apa kau?" Tanya Renjun, mendorong tubuh Jeno yang tak bergeser sedikitpun dari atas tubuhnya.

"Renjun-ah, apa kau tak merasa panas mendengar permainan hyung duel?" Tanya Jeno, mengabaikan perkataan Renjun.

Renjun terdiam, jujur ia sebenarnya belum tidur dari tadi karena terganggu oleh desahan para hyungnya yang semakin menjadi. Dan kalau boleh jujur, sebenarnya Renju juga merasakan hal itu. Panas di sekujur tubuhnya menandakan ia juga mulai horny mendengar desahan para hyungnya.

"K-kau mau apa Jeno?" Tanya Renjun gugup, saat melihat Jeno yang mulai mendekatkan wajah mereka.

"Renjun, percayalah padaku~" gumam Jeno, lalu mengikis jarak di antara mereka dan..

Cup

"Mphhh.." bibir itu akhirnya bertemu dengan candunya. Jeno melumat bibir Renjun dengan perlahan dan lembut.

Renjun? Dia masih menolak dan mencoba mendorong tubuh Jeno, memukul bidang yang tertutup piama tidur itu.

"Percaya padaku Renjun-ah." Ucap Jeno, melepaskan ciumannya dan memegangi kedua tangan Renjun yang memberontak dalam kungkungannya.

Renjun pun berhenti memberontak, ia menatap mata Jeno yang teduh dan sayu. Apakah ia akan luluh, hanya dengan perkataan manis Jeno.

Apakah ia segampangan itu?

"Eunghh.. ahh.. ahh.."

"Ah.. Ren-jun hh.."

Ya dia memang gampangan, dia luluh lagi hanya dengan perkagaan dari mulut manis Jeno. Ia menerima saat tubuh mereka bersatu, tanpa penolakkan berarti darinya.

'Kau murahan, Huang Renjun.' -pikir Renjun menangis dalam diam.

Sedangkan Jeno, ia merasa senang. Renjun menerima sentuhannya, apa Renjun mulai menerimanya kembali? Apakah semuanya akan kembali baik seperti semula? Jeno amat senang akan semua pikirannya. Tanpa mengetahui Renjun menetesakan air mata kesedihannya di tengah kegiatan persetubuhan mereka.

The Pain of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang