NoRen
.
.
.
Renjun, beserta Taeyong dan Winwin kini dalam perjalanan menuju Rumah Renjun.
Di sepanjang perjalanan Renjun terus menangis, bagaimana mungkin anaknya hilang. Sedangkan ibunya selalu ada menjaga sang cucu, Renjun tak habis pikir seceroboh itukah ibunya sehingga bisa kehilangan Injun.
Sesampainya di pekarangan rumah, ia melihat ibunya yang tengah menangis.
"Mama." Panggil Renjun.
"Renjunie~"
"Mama, dimana Injun hiks~ ? Kenapa Mama bisa kehilangan Injun hiks~ dimana Injun Mama.." ucap Renjun memohon pada ibunya agar mengatakan dimana keberadaan anaknya.
"Maafkan Mama, Renjunie~ hiks.. Mama sangat ceroboh sehingga meninggalkan Injun begitu saja di pekarangan rumah hiks.. tadi Babamu menelpon jadi tak mungkin Mama menyelanya untuk mengambil Injun di pekarangan rumah. Mama kira tak apa meninggalkan Injun di pekarangan rumah hiks~ karena.. karena Injun belum bisa berjalan, hiks.. maafkan Mama, Renjunie~" isak Mrs.Huang.
Renjun yang mendengar perkataan ibunyapun hanya bisa menangis, bagaimana mungkin ibunya sebodoh itu meninggalkan anaknya. Oh tuhan..- pikir Renjun.
Tanpa mendengarkan perkataan ibunya lagi, Renjun berlari keluar. Anaknya pasti belum jauh apa lagi anaknya itu hanya bisa merangkak.
Renjun berlari kesana kemari mencari Injun, tanpa ia ketahui ada sepasang mata yang selalu mengintainya. Renjun terlalu pokus mencari anaknya, hingga pikirannya tak bisa terbagi oleh apapun. Mendengarkan teriakan hyung-hyungnya saja ia tidak, apa lagi melihat orang yang memperhatikannya.
"Di mana kau Injunie~ maafkan Mama." Ucap Renjun, mencari Injun semakin jauh hingga saat tiba di jalan besar. Ia melihat beberapa orang berkerumun, dengan cepat Renjun menghampiri kerumunan itu.
"Ia kasihan sekali balita dan....... mungkin dia hilang dari pengawasan ibunya. Hingga ia berkeliaran di jalan besar dan tertabrak." Ucap salah satu orang yang berkerumun di sana. Memang terdengar putus-putus, namun Renjun masih dapat mendengarnya.
Deg
Deg
Deg
Jantungnya terpacu amat cepat saat mendengarkan perkataan orang-orang tadi.
"Tertabrak? Balita?" Gumam Renjun lirih.
"Ya, mungkin saja balita ......meninggal karena demi tuhan potongan tubuhnya berceceran di jalan."
Ucap yang lainnya. Renjun yang mendengarkannya pun tak bisa menanggung berat badannya lagu.Oh tuhan, itu pasti anakku.- pikir Renjun.
"Pe-permisi, sa-saya m-mau tanya d-dimana jasad balita yang te-tertabrak itu di-di bawa?" Tanya Renjun, bergetar. Namun, ia harus membuktikan apakah anaknya benar-benar telah pergi.
Tanpa memikirkan apapun lagi ia berlari menuju rumah sakit yang di tunjukkan oleh orang-orang tadi.
Ia tak memikirkan apapun lagi, ia hanya memikirkan bagaimana keadaan anaknya.
"Permisi, dimana balita yang mengalami kecelakaan barusan? Apa saya boleh melihatnya?" Tanya Renjun cepat, dan air mata yang deras terus mengalir dari mata indah Renjun.
Resepaionis yang melihatnyapun heran, dan merasa pamiliar dengan wajah Renjun.
"Maaf, anda siapa dari keluarga korban?"
" Aku ibunya! Jadi, Cepat katakan dimana anakku yang tertabrak hiks.." teriak Renjun kalap. Resepsionis itu dengan heran menatap Renjun.
Ibu? Bukankah anak muda yang ada di hadapannya ini seorang namja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain of Love
FanficApakah cinta itu sesakit ini? - Renjun Eoma, Appa Eodiga? - Huang Injun. FF NOREN BAGI YANG GAK SUKA DI HARAP MINGGAT AJA, AING GAK MAKSA SURUH BACA KOK!