Ada Inbok di Massenger

202 3 0
                                    

Siang yang penuh kelegaan, karena jasa sebuah media sosial, akhirnya dengan kerelaan melepaskan, keengganan untuk bertanya,ego yang besar ,aku lepaskan....
Rasa Marah dan ingin menyumpah kita redamkan, meski ragu menggelayut, tapi dorongan sebuah penasaran membuat kita berani.Berani untuk memulai lagi percakapan yang telah terpotong,memulai kembali sebuah komunikasi yang terputus.

Aku dengan tanpa rasa sungkan meluapkan semua amarah yang sempat terpendam,

"hi...pakabar?masih ingatkah temen sekelas tapi cuman kelas 1 SMU aja,hehehehe..."

Sebuah massenger di sebuah media sosial

" hai, kamu benar Kemal?"

Dengan suasana hati campur aduk,seperti layaknya sedang naik sebuah jetcoaster

"iya, aku Kemal,masih ingatkah?"

"tidak hanya ingat lagi, bahkan aku ingin sekali mencacimu...aku memendam cacian ini udah hampir ¼ abad"

Penuh amarah kutulis dengan frekwensi nafas yang tak teratur

"kenapa begitu, apakah aku salah?"

"gak sopan sekali kamu bilang, apakah aku salah? Jelas kamu sangat salah,bukan hanya salah, Tapi KAMU JAHAT....kenapa baru sekarang kamu berani mencari aku? hallo bung kemana saja kamu, dan apa kamu gak merasa bersalah setelah apa yang pernah kamu lakukan sama aku?"

Masih dengan perasaan campur aduk antara kesal, marah, dan apalah...

" sebelumnya Kemal mau minta maaf, tapi bolehkah aku bertanya juga sama kamu na?kenapa kamu berpaling waktu itu, kenapa kamu khianati aku dengan sahabat aku sendiri?"

Sejenak aku terdiam, mulai sadar bahwa selama ini, dibenak kami berdua ,kami adalah korban..

Aku Kamu dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang