Dia Marah Karna Kami

60 0 0
                                    

Menghela nafas panjang membuka luka yang sudah lama mengering, meski perih masih terasa untuk sebuah siang yang melegakan.Aku ingat betul detail cerita demi cerita lalu yang sedikit membuatku kembali pada masa masa bahagia, dan tak urung membuatku harus meringis menahan luka lama..

Perlahan dan pasti, benang yang sengaja kukusutkan dulu,yang sengaja kupotong kuletakkan di pojokan hati terdalam, kini, diurai helai demi helai,untuk sebuah kelegaan yang selalu diharapkan.Ini demi sebuah pemaafan dan kerelaan melepas amarah yang pernah terpendam....

Selepas malam itu Aku tidak mengerti, apakah ada perdebatan antara ketiga teman laki lakiku. Namun yang ku tahu, sepulang sekolah ketika kami di kontrakkan Kemal suasana menjadi tidak enak, super hambar,senyap,tidak ada lagi canda tawa. Yovan tiba tiba marah sama Ika,serasa ada jarak antara Yovan dan Ika. Sering ku melihat Yovan dan Ika ribut ribut kecil.Seperti pada hari itu, tidak biasanya , Ika tiba tiba pulang dari kontrakkan Kemal tanpa diantar Yovan.Ika pergi meninggalkan kontrakan dengan mata memerah menahan tangis.

Aku dengan polos tidak tahu apa yang terjadi antara Yovan dan Ika dengan tanpa berdosanya godain Yovan

"hai bro, kenapa Ika?kamu apain lagi dia sampai nangis gitu?emang klo pacaran jadi malah sering ribut ya?wah jadi takut nih,nanti aku jadi sering ribut ma Kemal, kita kan sekarang pacaran"

Aku yang masih dengan sisa rasa bahagia semalam setelah jadian sama Kemal, masih tetap tidak peduli.Yang Nana pedulikan hanyalah Nana dan Kemal sekarang adalah sepasang kekasih.Itu saja.

Yovan dengan kesalnya menjawab celotehannya Nana

"halah, palingan cuman sebulan kalian bisa jadi pacar,selanjutnya liat tanggal mainnya"

Aku dan Kemal hanya saling memandang, selanjutnya pun Kemal menggeleng menyanggah apa yang dikatakan Yovan setelah melihat mukaku menjadi yang di tekuk karna ucapan Yovan tentang prediksi hubungan kami.

Siang itu aku dianter pulang Kemal dengan meminjam motor Yovan, bahagia kini punya harapan bahwa Aku tak akan kesepian di malam minggu,meskipun setiap malam minggu sebelumnya aku tak pernah kesepian,karna lebih sering Yovan datang kerumah karna alasan yang tak jelas.

Kini aku bisa pamer di teman teman kampung klo akhirnya Aku punya pacar keren..yups, Kemal adalah termasuk sosok lelaki keren,klo dibandingkan Yovan dan Alfa aku lebih tertarik dengan Kemal

Sepanjang perjalanan pulang ada sedikit grogi boncengan dengan memeluk erat perut Kemal ,yang sebelumnya aku biasa saja, tapi siang ini aku menjadi lebih berdebar debar,ritme jantung dan nafasku tidak teratur . Sesekali becanda ringan serasa bahwa dunia ini hanya milik Nana dan Kemal.

Sesampainya di rumah pun masih sedikit tidak rela Kemal berpamitan, karna rasanya masih ingin menghabiskan waktu bersama Kemal.Tapi Kemal nyadar bahwa dia tak mungkin lama-lama karna ada Yovan menunggu di kontrakannya.

"Na, aku pulang dulu ya,takut Yovan marah minjem motor kelamaan"

"aku masih pengen ngobrol sama kamu Mal"

"aku juga,tapi Yovan sekarang agak sensi denganku,mungkin dia gak rela Nana jadi pacar Kemal"

"nah loh, dia maunya kita liat mereka pacaran dan kita enggak boleh gitu"

"udah aku pulang dulu, gak usah dipikirin"

Genggaman erat tangan Kemal mendarat dengan sempurna ditanganku, meyakinkan bahwa kita akan slalu baik baik saja

Tak berselang lama setelah Kemal pulang, baru saja Aku seru antusias bercerita dengan rona merah merona ke ibu tentang Jadian ma Kemal semalam, tiba tiba terdengar suara motor Yovan, aku pikir Kemal kembali datang, dengan wajah sumringah bukain pintu

Kaget, ketika yang terlihat wajah Yovan yang tanpa senyum melempar sebuah kemeja kotak kotak warna merah tua.

"Bruuk...."

"ups"

Sambil nangkap tuh kemeja Nana bengong

kenapa Yovan semarah itu, dan gak ngerti apa maksudnya, kenapa dia lempar kemeja Kemal

Masih dengan sebuah tanda Tanya besar, aku yang hanya diam terbengong - bengong melihat Yovan,mendekap kemeja aroma Kemal bercampur Aroma kecut Yovan, Yovan pun tak singgah lama langsung tancap gas motornya dengan kencang-kencang....

Aku masih berdiri kaku disana,tak sempat bertanya atau berucap apa apa dan bingung dengan sikap Yovan.

Yovan pulang dengan hanya memakai sebuah kaos oblong daleman, dan melempar sebuah kemeja ini, apa maksudnya? Kenapa Yovan marah dan mendadak menjadi konyol? Ah, Nana masih bingung dan tidak mengerti dengan alasan kemarahan Yovan. Namun tidak lama kemudian Yovan kembali lagi kearah Nana sambil bilang...

"Itu kemeja Kemal,balikin ke dia dan bilang kalau aku gak akan pernah lagi pakai barang dia,dan gak akan pernah lagi main kekontrakkannya".

Aku masih hanya berdiri diam,tak ada kesempatan untuk bicara atau bertanya.

Yovan pun bergegas pergi,pasang gas melaju motornya kencang kencang.

Selepas hari itu pertemanan kami menjadi serba tidak asyik.tersenyum sewajarnya,bertegur sapa seperlunya,jarang lagi berkumpul dikontrakan Kemal.

Hanya aku yang sesekali singgah ke kontrakan Kemal,jika dia tak masuk sekolah untuk anterin catatan pelajaran sekolah dan melihat keadaannya

Aku Kamu dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang