Sepulang sekolah, Gio berjalan ke belakang sekolah menuju ruangan yang menjadi markas para badboy. Sebenarnya ia sangat tidak ingin bertemu penghuni-penghuni markas itu. Tapi ada barangnya yang tertinggal dan harus ia ambil. Ia berharap lelaki yang sedang sangat tidak ingin ia temui tidak ada disana.
Tapi doanya rupanya tak terkabul. Mereka sedang kumpul rupanya. Gio sebenarnya tidak heran mengingat itu sudah menjadi kegiatan rutin mereka. Semua mata tertuju padanya ketika ia membuka pintu ruangan itu.
"Hey, bro!" Sapa Rama yang juga salah satu temannya.
"Bro, gue denger lo putus ya sama Shafa?" Kata Ricko yang membuat Gio naik darah. Ia tau mereka akan membahas ini dan ia malas meladeni mereka.
"Sayang banget cewe kaya gitu disia-siain." kali ini Daniel.
"Bangsat sih lo" Marvel dengan santainya.
"Kaya lo bener aja." Jawab Gio kali ini tak mau tinggal diam, segera mengambil barang yang ia inginkan. Dan tanpa sengaja bertemu tatap dengan lelaki yang sangat tidak ingin ia temui. Yang kini sedang menatapnya tajam.
"Ya baguslah mereka putus. Jadi gue bisa deketin Shafa." Dio.
"Enak aja lu. Gue udah rencana duluan." David.
"BRAKK"
Gio membanting pintu loker tempat ia mengambil barangnya. Emosi Gio tak dapat ditahan lagi.
"Asal kalian tau gue sama Shafa ngga putus dan jangan berani-beraninya kalian deketin cewe gue!" Katanya tegas dan dengan suara tinggi. Sambil menatap seorang pria tajam seakan-akan kalimat itu adalah untuknya, Aldo.
"Ah SHIT" Aldo sudah menahan nahan amarahnya. Mendengar itu, semua penghuni markas diam tak berkutik. Karena Aldo, yang notabene ketua badboy yang paling ditakuti dan tidak ada yang berani melawannya. Melihat Aldo yang marah seperti ini membuat para badboy pun tak dapat berkutik.
"BUGH"
Aldo meninju Gio tepat di pipi kirinya.
"BUGH"
Kini di perutnya. Tak ada yang berani menghentikannya. Kecuali mereka ingin mati di tangan Aldo.
"Gue udah bilang jangan sakitin dia." Bisik Aldo dingin pada Gio yang membuat siapa pun yang mendengarnya dapat bergetar ketakutan.
Tapi tidak dengan Gio. Ia malah tertawa dan melawan tatapan Aldo. "HAHAHAHAHAHAHA"
"Lo pikir lo lebih baik dari gue, hah? Ngaca lu!" jawab Gio tidak takut seraya menunjuk dada kiri Aldo dengan telunjuk kanannya. Membuat emosi Aldo makin tersulut. Kemudian pergi meninggalkan Aldo yang sedang marah besar.
"Gue mau balapan. Malam ini. Atur!" Kata Aldo entah pada siapa kemudian melenggang pergi. Tapi para penghuni markas tau apa yang harus mereka lakukan untuk membuat bos mereka itu tidak marah lagi.
