BAB 1 - The Unlucky Day

762K 42.6K 7.2K
                                    

Happy reading guys 😘😘😍

Jangan lupa follow ig @indahmuladiatin

🍬🍬🍬

Suasana kelas hari ini ramai seperti biasa. Ini adalah jam kosong karena ada rapat antar guru, jadi jadwal belajar di sekolah ini dikosongkan selama dua jam ke depan. Salah satu anugrah maha indah untuk beberapa penghuni kelas.

Murid-murid memiliki kegiatannya sendiri. Ada anak laki-laki yang berkumpul di pojok ruangan sembari melihat satu layar ponsel yang di genggam oleh orang yang duduk di tengah-tengah entah melihat apa hingga mereka rela menyipitkan mata dalam-dalam dan mengulurkan leher panjang-panjang. Ada yang memilih tidur di kursi yang sudah disatukan atau yang lebih ekstrim lagi di meja-meja. Dan masih banyak kegiatan lainnya.

Caramel duduk di kursinya sembari melihat koleksi majalah milik Umbrella yang dibawa dari rumah. Matanya berbinar kagum melihat koleksi sepatu converse favoritnya.

"Ihh gue mau beli ini!!" serunya.

Dera terkekeh, dia menepuk-nepuk bahu Caramel. "Minta sama ayang dong."

Caramel ikut tertawa, dia mencepol rambutnya dengan asal saat menemukan karet di dekat mejanya. Anak-anak rambut menutupi sebagian pipi bulatnya. "Ayang sih belinya beras aja buat makan tiap hari."

Umbrella mempraktikan gaya muntah dengan ekspresi yang sangan menjiwai. "Udah kaya nikah aja lo! si Kak Bayu mau sama lo itu hilaf doang Ra!"

"Sembarangan lo Umbel!" ketus Caramel sembari melempar kacang atom yang baru saja dia beli.

Dera tertawa dia bertopang dagu memperhatikan gaya santai sahabatnya ini. "Lo harus banyak belajar Ra, inget pesennya Kak Bayu," sarannya. Dera itu sejenis dengan Bayu, mencintai buku dengan segenap jiwa dan raga.

Banyak belajar, mendengar itu saja Caramel sudah merinding. "Huhh gue sama dia itu beda, lo tau sendiri gimana gue udah coba buat ngikut cara dia kan?"

Kali ini Umbrella yang tertawa, dia menggelengkan kepalanya. "Si Kara liat cover buku fisika aja udah enek! ini lagi lo nyuruh dia banyak belajar."

Ucapan itu jahat tapi sangat jujur. Caramel hanya mendengus, dia mengeluarkan ponselnya dan mengecek notifikasi pesan karena baru saja benda kotak itu bergetar pelan. Senyumnya mengembang saat menerima pesan dari Bayu. Dia mendongak dan mengangkat alisnya.

"Kenapa lo?" tanya Umbrella.

"Bayu mau ke sini," kekehnya. Wajahnya benar-benar ceria sekarang. Dia merapikan poni rambutnya. "Gue udah cantik belom?"

"Iuuhhhh.." jawab Umbrella. Dia itu adalah sahabat Caramel yang paling dekat, paling jujur dan paling blak-blakan.

Jika orang lain memanggil dia Bella maka Caramel memanggilnya umbel. Padahal kalau dalam bahasa jawa umbel itu artinya ingus.

Caramel melihat raut wajah sedih yang tampak di wajah Dera meski sekilas. Matanya menyipit curiga. "Lo kenapa Der? enggak usah kesepian gitu dong, gue pacaran sebentar doang kok," kekehnya.

Umbrella mengangguk setuju. "Ada gue Dera sayang, dia sih biarin aja pergi lama juga oke-oke aja."

Dera tertawa dan menganggukan kepalanya. "Hati-hati lo ntar kepergok guru BP!"

Caramel ikut tertawa, dia merapikan seragamnya dan memasukan ponselnya ke dalam saku. "Kalau kepergok tinggal dibawa ke KUA," jawabnya asal. Plak, sebuah buku langsung melayang ke arah kepalanya. Jelas saja itu dari Umbrella sahabatnya yang paling menyebalkan.

"Sembarangan aja kalo ngomong!" omel Umbrella.

Caramel beraduh ria dengan cengirannya. "Bercanda Mbel."

The Boy With A Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang