BAB 19 - Sad Moment

453K 28.5K 2.4K
                                    

Haloha semua 😄😄😄

Mohon maaf karena ngaret satu hari. Jadi begini yaa aku minggu depan mulai pkl lagi di rumah sakit belum lagi aku ngurus penerbitan buku dan skripsi jadi asli super duper mepet waktunya 😂😂 baru bisa nulis malem.. coba tanya kenneth yang selalu jadi temen curhatku 😂

Oh iya hari ini PO NADW terakhir yaa silahkan chat aku 😊😊

Jangan lupa follow ig aku @indahmuladiatin

Happy reading guys! Hope you like this chapter 😘😘😍

🍬🍬🍬

Lebih dari tiga minggu Caramel pacaran dengan Bara. Dia jadi  terbiasa dengan sikap cowok itu yang kadang membuat ubun-ubunnya terbakar karena emosi. Selalu saja ada kata-kata Bara yang nyelekit. Untung cowok itu juga selalu berhasil buat dia tersenyum.

Senyum gelinya mengembang waktu ingat Bara mengajaknya ke pesta Raya yang kekinian banget. Wajah Raya yang sudah di make up jadi makin menyeramkan karena marah melihatnya datang dengan Bara. Rasanya dia puas melihat Raya begitu. Jahat sih tapi tidak apa-apa.

Jumat ini tidak ada pelajaran karena semua guru sedang rapat. Caramel bisa bebas mengintili Bara yang sibuk dengan teman-temannya. Semua sudah tahu kalau sekarang Caramel pacaran dengan anak baru sekolah yang ganteng dan memiliki reputasi misterius itu. Ada banyak rumor seperti, Caramel yang menyelingkuhi Bayu dan akhirnya putus. Kalau cewek yang kepo pasti akan berpendapat iuh banget, tapi kalau sejenis Riska si cewek kutu buku paling cuma bilang wajar aja wong Bara lebih oke.

Caramel tidak terlalu ambil pusing dengan rumor-rumor itu. Dia jadi terbiasa menjadi objek gosip anak sekolah ini. Bodo amat, pura-pura budek aja. Asal jangan budek beneran. Toh mendengarkan ucapan orang tidak akan ada habisnya.

"Raa dicari si Deni!" panggil Bimo.

Caramel menoleh dengan alis terangkat. Perasaan hari ini dia tidak ada janji main kartu dengan temannya itu. Dia menoleh pada Bella yang duduk di sampingnya. Mereka saat ini sedang duduk di pinggir lapangan basket seperti biasa. Padahal tidak ada Bara karena cowok itu baru saja dipanggil guru.

"Gue ada utang bakwan kali ya?" tanya Caramel.

Bella mengangkat bahunya. "Perasaan hari ini belom ke kantin."

Caramel menganggukan kepalanya. Benar juga, berarti bukan tentang hutang makanan. Dia langsung berdiri dan menarik tangan Bella. "Ayo ke kelas!"

Sudah menjadi kebiasaan kalau jam kosong maka kelas berubah menjadi area paling nyaman untuk tidur. Ada kumpulan meja yang disusun rapi, tinggal berbaring di atasnya saja kalau mau. Asal jangan marah kalau pose tidur aneh maka foto akan tersebar di grup kelas secara bebas.

Caramel langsung menghampiri Deni yang duduk di pojok kelas. Cowok itu kelihatan sangat sibuk menulis. "Ada apaan sih Den?"

Deni menoleh dan meringis kecil sambil mengangkat buku yang tadi dia catat. "Pinjem catetan kimia lo ama si Bella."

Caramel mengerutkan keningnya, dia menatap Bella dengan alis terangkat. Ada angin ribut darimana sampai Deni mau menulis catatan. Cowok itu membawa buku catatan saja sudah rekor. Biasanya isi tas selempang buluk berwarna hitam itu hanya stick PS.

"Lo jatuh cinta sama Bu Oyoh ya?" tanya Bella.

Deni melotot kesal dan mengetuk kepala Bella dengan bukunya yang tadi dia gulung dengan cepat. Bu Oyoh itu guru kimia yang konon umurnya sudah setengah abad. Meski sudah termasuk tua tapi dandanannya masih seperti remaja tahun sembilanpuluhan.

The Boy With A Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang