Kenyataan yang menyakitkan

52 15 0
                                    

      Keesokan harinya, Aurel memberi kabar bahwa Jo tidak menghadiri sekolah hari ini. Mungkin saja dia sakit karena mandi hujan kemarin, mungkin.

     Mendengar kabar tersebut, Step sedikit merasa bersalah karena mungkin saja dia memang sakit.

    Setelah pulang dari sekolah dan sudah mengganti bajunya, ia berdiri di depan rumah Jo cukup lama sambil menggenggam ponselnya.

    "Mungkin dia akan marah padaku." Ucap Step.

     Ia terlihat berjalan mondar-mandir, lalu terdengar suara dari atas rumah Jo.

     "Masuklah, jika ingin masuk." Ucap Jo dari balkon kamarnya.

      Ketika Step mencoba membuka pintu rumahnya, pintu itu terbuka begitu saja dan tidak di kunci. Dia sudah gila, pikir Step.

     Setelah itu, dia masuk dan melihat seorang Johanes tengah duduk diruang tamu sambil menonton Tv.

    "Apa kamu sudah gila ? pintunya tidak terkunci, siapa saja bisa masuk nantinya."

     "Aku sedang menunggu seseorang."

     "Seseorang ?"

     "Kamu."

     "Aku ?"

    "Aku demam."

     Step tak mampu berkata apa-apa lagi setelah mendengar Jo mengatakan bahwa ia demam, ia masih pada tempatnya berdiri.

    "Kamu lupa tutup pintunya."

      Step menoleh kebelakang dan langsung buru-buru menutup pintunya.

    "Aku gakpapa kok, kemarin itu sangat menyenangkan." Senyum tersungging di bibirnya dan itu membuat Step yang pada awalnya masih berdiri pada tempatnya berjalan pada tempat di mana Jo sedang duduk.

     Step duduk di sebelahnya dan tersenyum padanya, "Aku ada satu pertanyaan untukmu." Jo duduk menyamping agar dapat berbicara berhadapan dengan Step.

    "Apa kamu sering melakukannya ? hal-hal seperti bermandi hujan ?"

    Step langsung tertawa setelah mendengar pertanyaan dari Jo untuknya, "Hei. Dari waktu aku masih kecil, aku udah sering banget mandi hujan. Jangan-jangan.."

    Step menatap Jo dengan tatapan curiga, Jo memalingkan pandangannya dari Step lalu berdeham, "Aku, memang tidak pernah." Ucap Jo dengan suara yang pelan.

    "Apa ? aku tidak bisa mendengarnya."

    "Aku tidak pernah mandi hujan dan baru kali ini aja, puas ?"

    Step menutup mulutnya dengan kedua tangannya, sepertinya ia sangat menikmati saat-saat ia terus menggoda Jo.

><><><><><><

     "Apa Mr. Jo udah datang ke sekolah ?"

     "Udah."

    "Baguslah. Oh ! itu Dika." Dengan jari telunjuknya ia menunjuk kearah depan mereka dan terlihat Dika yang sedang berjalan menghampiri mereka.

     "Morning, cherry." Sapa Dika sambil mencubit pipi Aurel.

     Sapaan itu hanya untuk Aurel, menurut Step. Tapi mungkin memang benar begitu.

    "Cherry ? sejak kapan nama kamu berubah Aurel ?"

     Aurel menekan pergelangan tangan Step dan Step kesakitan karenanya.

Mr.JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang