Terima kasih hujan

65 15 0
                                    

      Hari ini hujan begitu lebat dan membuat udaranya terasa dingin dan menyejukkan.

    "Cuaca seperti ini sangat cocok untuk tidur," ucap Step yang berdiri di koridor kelas sambil memandang kearah luar jendela.

    Dengan mendekap buku novelnya ia kembali berjalan menuju kelas Aurel.

    Setelah sampai di kelas Aurel, ia pun melihat Jo dan Aurel yang sedang tertawa bersama. Ia menghentikan langkah kakinya di depan kelas Aurel dan memusatkan pandangannya pada mereka berdua.

     Lalu kata-kata yang Aurel ucapkan semalam terlintas di pikirannya, "Ya, seperti yang kamu tahu dia itu orangnya, pendiam, jarang bergaul sama teman di kelas kecuali aku, pintar lagi. Dia itu peringkat pertama di kelas, aku gak mampu buat kalahin dia." Ia menggaris besarkan kata-kata "kecuali aku" pada kata-kata yang diucapkan Aurel semalam.

      Ia tidak ingin mereka melihatnya, entak mengapa ia hanya ingin memperhatikan mereka berdua, padahal tujuan utamanya datang ke kelas Aurel bukanlah seperti itu.

      "Tapi kenapa hanya Aurel ?" Step mengernyit.

      Tiba-tiba, ada seseorang yang tidak sengaja menabrak Step dan itu membuat buku novelnya terjatuh, Aurel dan Jo langsung menaruh pandangan pada luar kelas mereka.

      "Step ?" Aurel bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Step.

     "Kamu ganggu banget sih berdiri di sana." Ucap laki-laki yang menabrak Step tadi. "Tapi kan kamu yang nabrak aku, dari tadi orang yang lewat gak nabrak aku tuh." Kesal Step.

       Aurel langsung berdiri di tengah-tengah mereka, "Maafin teman aku ya.." Ucap Aurel pada laki-laki itu. Tanpa berkata sepatah kata apapun, laki-laki itu melangkah pergi sambil menatap sinis pada Step.

      Step memutar bola matanya lalu membungkuk untuk mengambil novelnya yang terjatuh, "Kamu apaan sih Rel, aku itu gak salah. Kenapa kamu minta maaf sama dia ?" Step pun pergi meninggalkan Aurel setelah mengatakan hal tersebut.

      "Ada apa ?" Tanya Jo yang baru saja keluar. Aurel tidak berkata apa-apa dan mereka berdua menatap punggung Step yang semakin lama semakin menjauh hingga tidak terlihat.

     Aurel merasa Step bersikap aneh hari ini dan ia bingung apa yang ia lakukan salah atau benar tadi.

    Ia pun menjelaskan semuanya pada Jo dan Jo pun menjelaskan bahwa mungkin Aurel tidak seharusnya meminta maaf tadi karena Step tentu saja tidak salah. Aurel pun menjadi merasa bersalah karenanya.

><><><><><><><

     "Aku cemburu sama Aurel ? itu gak mungkin kan ? kenapa juga aku harus cemburu sama sahabat aku sendiri." Ia menggerutu pada dirinya sendiri.

     Selanjutnya pelajaran matematika sedang menantinya dan mereka sedang dihadapkan pada test bulanan pertama mereka.

    Step membuka lembaran kertasnya lalu menguap seketika itu ia melihat pandangan Pak Sergio sedang tertuju padanya yang sedang menguap. Ia pun berdeham dan berpura-pura mencari sesuatu di kotak pensilnya.

      Setelah testnya selesai, Step dihadapkan dengan pelajaran Bahasa Inggris. Setiap pelajaran yang ia jalani, ia tampak tidak begitu bersemangat. Ia terus memikirkan tentang Aurel dan Jo.

     Setelah memikirkan banyak hal, ia pun memutuskan untuk menghilangkan prasangka buruknya itu dan pergi menemui Aurel pada jam istrirahat kedua.

     Di dalam perjalanannya menuju kelas Aurel, ia menghentikan langkah kakinya dan memusatkan perhatian pada pertengkaran dua murid perempuan dari kelas lain yang tidak begitu di kenalnya.

Mr.JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang