Ice cream time ?

44 11 2
                                    

Keduanya masih dalam keadaan bergeming, yang Step pikirkan hanyalah betapa kuat genggaman tangan Jo padanya tadi. Ia melihat telapak tangannya sambil menunduk. Mereka berdua masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan sepatah kata apapun lagi.

        "Gimana kak kejutan buat kak Aurel nya tadi ?" Tanya Sellin sesaat Step masuk kedalam kamar.

        "Lancar." Sahutnya datar.

       "Kenapa sih kak ?" kok kayaknya muka kakak beda banget waktu pergi dan pulangnya."

       Sellina mengernyit saat melihat kakaknya sedang menatapi telapak tangannya dengan raut wajah yang kecewa. Ia langsung bangkit dari ranjangnya dan menarik tangan Step karena ia pikir mungkin telapak tangan kakaknya itu terluka. Ia langsung mengempaskan tangan kakaknya begitu saja ketika melihat tidak ada luka apapun.

       "Kakak aneh banget deh, tangannya gak kenapa-kenapa juga."

       Ia kemudian mendongak menatap Sellina, lalu menatap telapak tangannya kembali. "Dia pegang tangan aku sambil lihat Aurel."

      "Kakak gimana sih, cinta pertama kakak malah galau-galauan. Kalau aku jadi kakak nih ya, aku bakalan lupain dia langsung. Ngapain coba suka sama orang yang udah suka sama orang lain, terlebih-lebih sama sahabat kita sendiri lagi. Sakit banget tau rasanya."

      Step memberengut, "jadi aku harus gimana dong, perasaan aku itu bukan sekedar perasaan suka aja."

      "Yaudah, nyatain dong perasaan kakak."

      "Kamu kira gampang apa ?"

       Karena kesal ia pun membalikkan badan Sellina dan mendorong punggungnya sehingga membuat Sellina berjalan kembali pada ranjangnya. Ia kembali duduk di meja belajarnya dan menatap layar ponselnya, tidak ada pesan apapun padahal ia berharap Jo mengatakan sesuatu tentang tadi.

      Kemudian, saat ia sudah beranjak menuju ranjangnya, notifikasi Line nya terdengar dan ia langsung mengambil ponselnya yang terletak di atas meja belajarnya.

      "Maaf buat tadi."

     "Kamu gakpapa kan ?"

     "Hm. Btw, besok makan eskrim bareng mau ? aku tahu tempat yang enak buat makan es krim."

     "Boleh."

     "Okay, besok di tunggu ya. We will have nice sunday together, see you Step."

     Yap ! Step melompar-lompat kegirangan sambil berteriak, Sellina yang sudah hampir terlelap itu pun menatap kakaknya dengan bingung lalu ia tidur kembali karena sudah melihat wajah kegirangan dari kakaknya.

><><><><><<><

Di rooftop kafe Lucas, Jo sedang tersenyum-senyum menatap layar ponselnya, lalu terdengar suara pintu yang terbuka kemudian tertutup. Lucas menghampirinya.

      "Kamu ngapain sih cengar-cengir gitu, lagi chattan sama siapa ?" Tanya Lucas setelah duduk di sebelahnya. Kemudian Jo menyimpan ponselnya didalam saku celananya, "udah kok." Ucapnya seraya tersenyum kecil.

       "Aurel ?" Lucas memutar bola matanya. "Mau sampai kapan sih kamu suka sama orang yang gak pasti, kamu itu salah satu manusia yang suka nunggu hal yang gak pasti. Banyak di luar sana yang udah pasti."

      Jo tersenyum miris padanya, ia sangat ingin menjerit ke telinga sahabat baiknya itu kalau apa yang ia bilang salah, ia sangat ingin menjerit nama Step pada telinga sahabatnya itu agar ia tidak menceloteh tentang Aurel lagi atau tentang nasehat-nasehat untuk agar segera move on.

Mr.JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang