Kebohongan yang gagal

58 17 2
                                    

Siang nanti, Step dimintai oleh Santika—Ibunya untuk memberikan kue buatannya agar di berikan kepada tetangga baru mereka. Pada saat Bu Danar (Tetangga lamanya) pindah ke sebelah rumahnya, Ibunya pun memberikan kue untuk mereka sebagai tetangga yang baik, begitulah Ibunya Step.

       Step sudah menunggu saat-saat ini, ia bergegas membawa kue tersebut dan menuju rumah tetangga barunya yaitu Jo.

       "Selamat siang.." Sapa Stephanie sambil mengetuk pintu. Karena tidak ada jawaban atau seorang pun yang membukakan pintu, Stephanie mencoba mengetuk pintu sekali lagi dengan sedikit lebih keras namun tak ada jawaban lagi. Terakhir kalinya, Step memanggil nama Jo dan mengetuk pintu dengan keras.

        Dengan mata yang masih setengah terpejam, Jo membuka pintu.

       "Ada apa ?" Tanyanya datar. "Ini, aku buatin kue buat kamu karna kamu tetangga baru aku."Sahutnya seraya menyodorkan kue tersebut.

      "Oh. Tadi mama kamu bilang mau kasih aku kue buatan dia, makasih ya buat mama kamu dan buat kamu yang udah anterin." Ucapnya setelah mengambil kue tersebut.

         Setelah itu ia masuk dan menutup pintu dengan keras, Step menautkan kedua alisnya, lalu mengepalkan kedua tangannya dan berjalan kembali ke rumahnya dengan ekspresi wajah yang bisa dibilang, kesal.

        Saat ia kembali, Santika bertanya apakah kuenya sudah diantarkan pada orangnya atau tidak, namun ia mengabaikan pertanyaan Ibunya. Santika bingung, lalu ia hanya menggelengkan kepala melihat sikap aneh putrinya itu.

       Sesampainya ia di kamar, ia menjerit, "AKU GAGAL !!!" Ia mengempaskan diri pada ranjangnya. Menatap langit-langit kamarnya dengan memberengut. "Ternyata mama udah kasih tahu dia, gak seru banget sih. Padahal ini kesempatan aku." Gumamnya.

      Memikirkan cara selanjutnya, Step teringat Aurel pernah berkata bahwa Johanes adalah murid di kelasnya yang paling jago pelajaran mafia (Mate, fisika, kimia).

      Pada malam harinya, Step meminta izin pada mamanya untuk belajar bersama anak tetangganya itu.

     "Kalian satu sekolah?" Tanya Santika bingung. "Iya, ma. Kebetulan banget kan? Jadi boleh ya?" Santika terdiam sejenak, berpikir lalu berkata, "yaudah, lagian mama juga udah kenal sama mamanya. Pergi sana, belajar yang rajin." 

       Kali ini Johanes langsung membuka pintu dengan sekali panggilan, "mau belajar bareng? aku ada test mate besok, boleh ya? Aku denger dari Aurel katanya kamu paling bisa pelajaran ini." Dengan jawaban singkat, "Nggak." Yang dilontarkan Jo untuknya lagi-lagi ia hanya terdiam karena setelah itu ia langsung menutup pintunya dengan keras.

       Setelah itu ia berjalan pulang ke rumah dengan tertunduk lesu, Santika yang sedang duduk di sofa seraya menonton Tv menatapnya bingung.

     "Loh? Tapi katanya mau belajar bareng." Tanya Santika. "Dia udah tidur ma." Jawabnya dengan lesu. "Yaudah, kamu belajar sendiri aja sana."

      Keesokan harinya, Stephanie bersama Aurel mengajak Jo agar mau belajar bersama dan ternyata dengan wajah penuh semangatnya, Jo menyetujuinya dan langsung mempersilahkan mereka masuk ke dalam rumahnya.

      Pada saat proses belajar mereka, sepertinya Step merasa terabaikan disana karena dua orang yang lainnya sangat cocok ketika belajar bersama karena mereka mempunyai pikiran yang sejalan dengan mata pelajaran yang mereka pelajari sekarang, yaitu matematika   .

      Jo mengeluarkan segala ekspresi yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, seperti ketertarikannya membahas tentang pelajaran matematika atau yang lainnya dan itu membuat Step tidak bisa berhenti menatapnya terus menerus.

      Setelah kembali fokus pada bukunya, ada banyak sekali yang tidak ia mengerti. Ia berniat untuk bertanya, namun sepertinya tidak ada ruang lagi yang tersisa untuknya karena sepertinya Aurel dan Jo sangat menikmati pembicaraan, tawa dan canda mereka.

      Walaupun sebenarnya esok adalah hari dimana ia ada test matematika ia pun menyesal karena tidak meminta Jo atau pun Aurel mengajarinya.

><><<><><><

Ia tidak bertemu dengan Aurel pada jam istirahat pertama karena ia tahu bahwa Aurel pasti sedang sibuk belajar dan disaat itulah Step akan merasa begitu kesepian. Lalu, ia tidak sengaja bertemu dengan pacarnya Aurel di kantin sekolah.

        "Step?"

       "Oh, Dika? Ada apa?"

       "Aurel, baik-baik aja kan? Soalnya dari semalam gak ada kabarnya."

       Step berusaha untuk menahan tawanya dan Dika sepertinya menatap Step dengan aneh. Ia menepuk pundak Dika pelan dan berkata, "pacar kamu itu lagi berjuang, dia gakpapa kok aku tadi juga berangkat sekolah bareng dia jadi, tenang aja ya?"

      Saat Dika ingin bertanya berjuang dalam hal apa, Step sudah berbalik dan berjalan jauh dari pandangannya dan ia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya menatap punggung gadis itu.

       Lalu, ia tidak sengaja bertemu dengan Jo di koridor sekolah. Ia memberi senyum termanisnya pada Jo namun Jo bahkan tidak menatapnya sedikit pun. Ia menatap punggung Jo yang sudah berjalan melewatinya dengan bingung.

     "Sepertinya semalam baik-baik aja, apa dia lagi ada masalah ya?"

      Step merasa senyum yang di lontarkan Jo pada saat mereka baru berkenalan itu semua sirna karena sikap Jo padanya benar-benar tidak bisa ia mengerti. Tapi tentu saja dia tidak akan menyerah begitu saja hanya karena sikap pria tersebut yang terkadang berubah dari manis menjadi masam.

     

Mr.JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang