I'll Be Here For You Whenever You Need Me

38 10 0
                                    

Tangis yang meluap tadi berubah menjadi tawa dan canda, mereka duduk di sofa ruang tamu sambil menonton film bergenre komedi. Jo sengaja membuka film bergenre komedi agar Step dapat melupakan kesedihan yang sudah ia alami walaupun ia tidak tahu benar apa yang sedang Step alami sampai membuatnya menangis seperti tadi.

        Tawa Step terus-menerus meledak, Jo menatapnya sambil tersenyum karena ia senang setidaknya ia bisa membuat gadis ini tertawa kembali. Sebenarnya ia tidak tahu kaset film itu merupakan milik siapa, mungkin saja milik Ayah atau Ibunya karena ia tidak pernah mengoleksi satu kaset film apapun.

       Dari awal film itu diputar ia hanya memusatkan perhatiannya pada Step yang sedang duduk dengan bantal kecil yang ada dipangkuannya.

      Selama hampir dua jam, gadis ini tidak beralih padangan dari film yang sedang diputar itu. Ia melebarkan kedua tangannya lalu menguap, ia tertegun saat menoleh kesamping mendapati Jo sedang tersenyum-senyum menatapnya.

     "Lucu banget ya film nya ?" Tanya Jo seraya bertumpu pada siku. Step berdeham, "maaf, aku jadi lupa kalau aku lagi dirumah siapa." Sahutnya. Ia tidak berani menatap Jo mengingat laki-laki itu sedari tadi memperhatikannya sambil tersenyum.

      Jo mengubah posisi duduknya menjadi menyamping menghadap Step, Step pun menatapnya. Ia meraih kedua tangan Step lalu menggenggamnya erat. "Kamu gak perlu cerita apa-apa ke aku, cuman aku pengen kamu tahu satu hal Step." Step masih terdiam dan menatapnya lurus-lurus.

       "I'll be here for you whenever you need me, Step."

        Step mulai merasakan pipinya memanas, Jo sungguh-sungguh mengatakannya, ia bingung harus berkata apa yang jelas sekarang ia hanya menatap Jo lurus-lurus dengan jantung yang berdetak tak karuan. Namun senyum manis terbentuk di sudut bibirnya.

       Melihat senyumnya itu Jo pun ikut tersenyum, "trust me." Lanjutnya lagi. Kali ini hanya balasan anggukan kecil dari Step sambil tersenyum.

      "Okay, jadi sekarang mau lanjut film yang lain lagi ?" Tangan Jo beralih menunjuk ke setumpukan kaset dengan berbagai macam genre. Step melihat kearah jam dinding yang terpajang jauh di atas Tv tersebut. Jam sudah menujukan pukul 16.25.

      "Kayaknya aku harus pulang deh, aku harus bantu-bantu mama dirumah."

      "Okay, maybe next time."

       Keduanya beranjak dari sofa menuju pintu luar, Jo berdiri di dalam rumahnya seraya menyandar pada pintu kayu berwarna coklat itu. Sedangkan Step berdiri di hadapannya.

       "Thanks ya buat hari ini,"

       "It's okay. Mau aku anterin sampai depan rumah kamu gak ?" Step tertawa kecil mendengarnya, "gak perlu lagian, orang cuman disebelah aja kok."

       "Ya, mana tau aja."

      "Yaudah bye."

       "Bye."

><><><><<><<><><

Sikap kamu yang semakin lama semakin berubah membuat aku berpikir jika kamu sudah melupakan rasa sakit yang telah kamu alami selama ini. Tapi, apakah aku menjadi bagian yang membuat dirimu berubah seperti ini ? Aku harap iya.

        Step berdiri di balkon kamarnya menatap indahnya langit malam dengan bulan purnama yang bersinar terang, bintang-bintang pun terlihat banyak walaupun sangat minim untuk dilihat.

       Ia menatap kedua telapak tangannya lalu menoleh kesamping, kamar Jo ada disana. Ia berharap Jo keluar dari balkonnya, ia sangat ingin bisa membagi lebih banyak cerita padanya. Ia ingin tahu lebih banyak tentangnya, ekspresi lain yang tidak pernah Jo tunjukkan padanya, ia ingin melihatnya, semuanya.

Mr.JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang