Sahabat baru

42 13 0
                                    


Jo masih bergeming, Step punya orang yang dia suka ? tapi siapa ? ia sangat penasaran siapa yang bisa mencuri hati gadis seperti Step. Ia tidak terlihat seperti orang yang tertarik akan hal seperti itu. Apalagi suka sama seseorang, mungkinkah itu ? atau ia salah mendengarnya tadi ?

     "Kamu suka sama seseorang dan orang itu udah punya orang yang ia suka ?" Jo kembali mengulang perkataan Step dengan nada bertanya dan Step mengangguk.

     Jo sungguh sulit mempercayainya, tapi mau tidak mau ia harus percaya karena untuk alasan apa Step membohonginya dan apa ini saat yang tepat untuk Step membuat lelucon, tentu saja tidak.

     Jo menyentuh kedua bahu Step dan membuatnya berbalik menghadapnya, Jo menatapnya lurus-lurus, wajah mereka hanya berjarak dua jengkal. Jo masih tetap menatapnya, baginya ia sangat sulit untuk percaya.

     Kemudian Step memalingkan wajahnya dan menatap Jo dengan kesal, "kamu kenapa lihatin aku segitunya." Tangan Jo sudah terlepas dari kedua bahu Step.

     Ia menatap Step lalu tersenyum, "ayo kita sahabatan," ucapnya dengan nada bercanda walaupun sebenarnya ia tidak bercanda, "mulai dari sekarang." Lanjutnya lagi. Ia mengacungkan jari kelingkingnya pada Step sambil tersenyum manis padanya.

><<><><><><><

     Ah ! senyum itu lagi, Step benar-benar menyukai senyum itu. Tapi apa ? sahabatan ? Step menginginkan lebih dari itu.

     Step masih menatap heran jari kelingking yang di acungkan Jo padanya, sahabatan terdengar menyakitkan, seperti mereka tidak akan berhubungan lebih dari itu.

    Jo menggerakkan jari kelingkingnya, "gak mau ?" ia menggerakkan jarinya memutari bentuk wajah Step yang oval itu. Ia langsung memutar kedua bola matanya dan menghentikan pergelangan tangan Jo dengan tangan kanannya. Lalu mereka menyatukan jari kelingking mereka yang membuktikan bahwa Step setuju untuk bersahabat dengannya.

     Step memperbaiki posisi duduknya yang tadinya menghadap Jo, "Oh iya, kamu kok bisa punya teman selain Aurel ?" Jo mengernyit dan menatapnya heran, "aku cuman temenan sama orang yang menurut aku gak lihat penampilan aku aja." Oops, apa Step salah satunya ? Step juga tertarik dengan penampilan Jo pada awalnya, lalu ia merasa tertarik untuk mendekatinya dan lebih mengenalnya namun Step tidak ingin membuka suara tentang hal itu.

    "Disekolah memang iya, aku mungkin cuman sering bicara sama kamu, Aurel. Oh iya, Dika juga." Sepertinya Aurel belum begitu mengenal tentang Jo, Aurel hanya tau tentang Jo yang di sekolah.

     Step mengangguk-angguk mengerti, "Lucas Aditya Pratama, itu namanya." Jo menambahkan. "Tapi kayaknya dia terlalu dewasa buat jadi temen kamu." Ujar Step.

     Jo tertawa kecil, "apa karena dia pemilik kafe ini ?" Step heran mengapa Jo tertawa. Ia rasa tidak ada yang salah dari pertanyaannya.

     "Persahabatan itu gak dilihat dari umur, lagian dia itu baru kelas 3 SMA, ya biasalah dengan keahlian memasaknya ia meminjam uang dari orang tuanya untuk membangun kafe ini. Itu yang buat aku bangga punya sahabat kayak dia, mandiri."

     Step tersenyum setelah mendengar Jo bercerita panjang lebar mengenai sahabatnya itu, ia hanya menatap Jo yang sedang bercerita tentang begitu bangganya ia terhadap sahabatnya, Step masih tersenyum-senyum kagum melihat segala ekspresi yang dikeluarkan Jo di wajahnya.

     Tiba-tiba getaran di saku celananya, membuatnya harus berhenti menatap Jo dan Jo menatapnya yang mengeluarkan ponselnya di saku celananya.

Mr.JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang