Sisi lain dari dirimu

53 15 0
                                    

 Dalam pelajaran matematika, Step terlihat membuat coret-coretan pada buku tulisnya, lalu pandangan Pak Sergio tertuju padanya. Ia berjalan dengan langkah yang pelan menuju tempat duduk Step agar Step tidak mengetahuinya.

        "Step, Step.." Meilyn yang duduk di sebelahnya berusaha memanggilnya dengan suara yang kecil namun ia masih tenggelam dalam dunianya dan tidak mendengarnya.

         Pak Sergio berdeham, mata Step mulai tertuju padanya lalu kemudian tertuju pada buku tulisnya lagi. "Wah, ini gawat." Ucapnya dalam hati.

        Pak Sergio berusaha menarik dengan pelan buku tulisnya itu sambil tersenyum paksa dan Step berusaha semaksilmal mungkin menahan bukunya dengan kedua tangannya namun tentu saja itu gagal.

       Step tersenyum-senyum kecil lalu duduk menyamping menghadap ke Pak Sergio dan berkata, "Maaf Pak.." Ucapnya sambil menyelipkan rambutnya di belakang telinganya.

       "Dia memayungiku, dia memayungiku.. Kamu sedang menulis indah ya..?" Teman-teman sekelasnya langsung menertawainya.

       "Sekarang ini pelajaran apa nak ?"

       "Matematika Pak." Jawab step sambil menunduk.

       "Nanti tolong temui saya jika kamu ingin buku kamu kembali, mengerti ?"

      "Mengerti Pak."

        Step menggigit bibirnya lalu menghela napas dan mengacak-ngacak rambutnya, "Apa sih yang sudah kulakukan." Desahnya.

       Lalu pada saat jam istirahat, sesuai dengan kemauan Pak Sergio ia menemuinya. Ia berdiri sambil menunduk tidak menatap Pak Sergio.

       "Bapak ingin tanya kamu sesuatu."

        "Iya Pak?"

       "Apa pelajaran Bapak membosankan?"

       "Sangat..Tidak Pak!"

        Pak Sergio tersenyum kecil, "Kejujuran kadang memang menyakitkan." Ucapnya. Lalu, ia membuka laci mejanya dan mengambil sebuah buku tulis yang tak lain merupakan milik Step dan mengembalikannya pada Step.

      Lalu, tiba-tiba Jo datang dengan membawa sekumpulan buku tulis dan diberikannya kepada Pak Sergio.

    "Mr.Jo!" Seru Step sambil melambai-lambaikan tangannya kepada Jo dengan senyum lebarnya.

    "Baiklah, Pak saya permisi." Ucap Jo sambil menunduk.

      Kemudian mereka pun berjalan bersama menuju kelas mereka, "Kamu kenapa lagi?" Jo membuka mulut. "Apanya yang kenapa lagi?" Jo berkata seperti Step sudah sering masuk ke kantor guru dan itu membuatnya kesal.

    "Kamu gak demam kan?"

    "Hm?"

    "Kamu kan kehujanan kemarin."

    "Gak kok. Aku baik-baik aja, jangan-jangan kamu khawatir ya?" Goda Step seraya menunjuk kearah wajah Jo.

    "Dilihat dari sikap kamu yang kayak sekarang ini, kayaknya kamu baik-baik saja, dasar merepotkan." Timpalnya.

    Step langsung terdiam tanpa kata-kata namun dalam hatinya jika orang bertanya seperti itu tentu saja karena dia khawatir jadi apa lagi coba? Lagi-lagi ia tenggelam dalam pikirannya sendiri.

><><><><><><><

Setelah pulang dari sekolah, Dika, Aurel, Jo dan Step pergi ke kafe untuk berkumpul bersama. Lagi-lagi Step merasa mereka seperti sedang double date.

Mr.JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang