"Rucika, sini masuk." Aku mendongak. Kutatap perempuan muda yang berdiri diambang pintu dengan ekspresi datar.
"Ma ma ma." Bayi mungil itu berguman, mengulurkan tangan nya kepadaku tapi hanya tatapan intens yang kuberikan.
"Masuk, Nak." Mama bangkit dari ranjang. "Zee sama ibun dulu sini" Anak itu menggeleng. Semakin mengeratkan pelukannya dileher perempuan itu.
"Unda ada urusan, Sayang." Kecupan itu mendarat mulus dipipi putihnya, dan entah kenapa mataku tidak bisa berpaling dari semua aktivitas itu.
"Emmm Nda Nda." Suara rengekan itu membuatku menghembuskan nafas kasar, kualihkan pandangan ku ke segala arah.
"Unda pergi dulu, Zee ama ibun, ya? " pinta perempuan itu dengan suara lembut atau lebih tepatnya sok lembut.
"Nda hiks hiks." Suara itu kuhiraukan. Aku memilih melihat pemandangan luar dari balik jendela.
"Naraya." Panggilan itu membuatku menengok, kutatap pintu yang sudah tertutup rapi dan perempuan muda itu sudah tidak ada. "Nay" Lanjut mama menatapku lembut.
"Aku harus gimana?" Kualihkan kembali pandanganku ke balik jendela.
"Kamu buka cardiga sama tengtop kamu," pinta mama dan dengan malas kulakukan."Asi kamu keluar terus seperti itu?" Suara terkejut mama begitu kentara, ketika melihat BH ku basah. Bagaimana tidak terus keluar, jika setiap hari aku rajin memompanya?
"Ma ma ma." Entah kenapa suara itu membuat dada ku bergemuruh.
"Sabar anak cantik." Kurasakan tali surgaku yang dilepas. "Adik dipangku siapa?" Tubuh mungil itu sudah berada dipangkuan ku, kututup mataku rapat-rapat, menahan perasaan aneh yang memporak pondakan hatiku.
"Awww." Aku meringis saat merasakan hisapan itu. "sakit ma" aku bergerak tidak nyaman, ingin rasakan aku melepaskan mulut kecil itu secara paksa.
"Awal saja sakitnya." Mama terkekeh melihatku. "Adik hanya mau asi kamu Nay, puluhan ibu susuan sudah dicoba hasilnya nihil. Adik menolak semua put*ng nya. Asi nya pun tidak mau," ucapan mama membuat nafasku tercekat. Mengingat bagaimana Skyla juga menolak put*ngku.
"Ih sakit." Aku mengerucut kesal. Adik memang nakal, kutarik rambutku dari genggaman mungil itu.
"Zee jahil sekali sih." Mama tertawa melihat tangan adik yang dengan luwes memainkan ujung rambutku yang terurai. "Biar mama ikatkan rambutmu, pegang adik bentar" Mama menarik tangan nya dari tubuh mungil itu, dan aku mendelik tidak terima.
"Nara takut, belum berani pangku," gugupku sambil menarik tanganku yang mama paksa memegang tubuh kecil itu. "Pelan-pelan sayang, rambut kamu nanti kemakan adik kalo tidak diikat" Lanjut mama tersenyum.
"Saya kucir sendiri saja bisa kok." Dengan cepat aku menggeleng.
"Pegang seperti ini, Nay." Tanpa sadar kepala adik sudah berada ditanganku.
Jangan tanyakan bagaimana perasaanku? Bahkan keringat dingin sudah bermunculan dipelipisku.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING IN LOVE [REPOST]
Romance[Follow terlebih dahulu sebelum membaca! ] Bagaimana perasaanmu, jika orang yang paling kamu percayai memperkosamu dengan keji? Apakah kamu akan memaafkannya? Atau memilih mendendam dan berakhir dengan penyesalan tanpa batas? Ikuti alurnya dan nikma...