Saat aku membuka mata. Hal pertama yang aku lihat adalah Karan yang tertidur pulas dengan laptop menyala disamping nya. Senyum ku seketika terbit melihat bagaimana lelaki itu mengerjakan segala nya sendiri, tanpa mengeluh sedikitpun.
Perlahan aku melangkah turun dari ranjang, menghampiri sesuatu dibalik box unicorn yang berada di sudut kamar. "Hai, adik sudah bangun?" Bayi kecil itu menggeliat lucu, lalu mengulurkan kedua tangan kecilnya kearahku.
"Morning baby." Suara dari belakang membuatku menengok, Karan meringis dengan wajah khas bangun tidurnya.
"Ma ma ma" Gumanan adik seketika membuyarkan tatapan kami.
"Zee mau pipis ya, sekalian mandi okay?" Lelaki itu mengangkat tubuh kecil itu dalam gendongan nya. "Bisa siapkan zee baju?"
"Ha?"
"Tolong siapkan Zee baju. Lemarinya ada dikamar sebelah. Apa kamu tidak keberatan?" Pintahnya lembut. Lelaki itu menatapku dengan tatapan sayang. Ahh, aku terbawa suasana. "Nay" Tepukan itu..
"Ah iya iya bisa," gugupku sambil berjalan menjauh, kudengar lelaki itu terkekeh pelan. Astaga, aku malu!
"Kamar sebelah? Bukan 'kah itu gudang pribadiku?" Aku mengernyit bingung. Sebelah tanganku sudah meraih handle pintu dan membuka nya perlahan.
Aku tercengang. "Apa ini?" Langkahku mulai memasuki ruangan bernuansa unicorn itu. Semua terlihat begitu berbeda, siapa yang menyulap gudang pribadiku menjadi kamar yang memiliki rancangan seindah ini?
Kutelusuri setiap sudut kamar bernuansa pink itu dengan perasaan takjub. Pernah dulu saat aku masih duduk dibangku sekolah menengah pertama, terbayang sekilas untuk menjadi seorang arsitek ternama.
Tali semua itu gugur karena desakan Papa yang memaksa ku untuk menjadi seorang dokter seperti sekarang ini.Aku meringis, mengenang masa itu. Dimana dengan berat hati akhirnya aku melepaskan cita-cita yang sangat kuinginkan demi berbakti kepada orang tua, penyesalan itu ada tapi kebahagiaan juga menyertainya. Menyelamatkan jutaan nyawa adalah pekerjaan mulia yang tidak bisa ditukar dengan apapun.
"Cantik sekali"Ujarku refleks, ketika tidak sengaja melihat banyak foto adik yang terpajang menggemaskan di dinding.
Bibirku terangkat, melihat bagaimana miripnya adik denganku. Hanya mata indah itu yang mewarisi milik Karan.
"Nay." Aku terperanjat. "Kamu ngapain, lama sekali?" Aku terteguk ketika lelaki itu sudah berada didepanku."Ini, benerin foto adik yang hampir jatuh" Tentu saja aku berbohong. "Saya, saya ambilkan bajunya dulu" Gugupku. Berjalan tergesa menuju lemari besar disudut kamar dan membuka nya cepat.Dan aku kembali terpana melihat isinya.
"Zee gapunya kaos disini, adanya dress semua. Rucika yang banyak beliin," bisikan lembut itu membuatku terlonjak. Aku mengangguk kaku lalu segera mengambil sebuah dress dan memberikan nya kepada Karan. "Terimakasih aunty" Lanjut lelaki itu dan kujawab dengan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING IN LOVE [REPOST]
Romance[Follow terlebih dahulu sebelum membaca! ] Bagaimana perasaanmu, jika orang yang paling kamu percayai memperkosamu dengan keji? Apakah kamu akan memaafkannya? Atau memilih mendendam dan berakhir dengan penyesalan tanpa batas? Ikuti alurnya dan nikma...