Saat sinar matahari menyeruak masuk melalui jendela, dan aroma masakan yang sudah lama sekali tidak kuhirup masuk begitu saja ke dalam indra penciumanku. saat itu pula mataku mulai mengerjab menyambut pagi hari di Ibu Kota setelah sekian bulan.Kumatikan alarm yang berbunyi nyaring dari ponselku dan perlahan bangkit dari ranjang, merenggangkan seluruh otot tubuh yang terasa pegal karena semalaman tidur dengan posisi setengah bersandar. Dasar adik sialan, semalam bergerak berputar membuatku susah sekali tidur dan sial nya obat tidurku tertinggal di apartemen.
"Nak, ini Sabrina udah dateng katanya mau ke mall." Suara gedoran itu membuatku turun dari ranjang, dan dengan gontai membuka pintu kamarku. "Duh kok masih ileran gini sih, katanya kamu ngidam mie ayam di Grand Indo ya?" Lanjut mama terlihat antusias membuatku menghembuskan napas kasar, aku tidak mengidam hanya saja aku ingin makan itu, aku yang ingin bukan adik, sudi sekali aku menuruti kemauannya.
"Iya, Ma, aku mau mandi dulu," ucapku malas sambil berlalu ke dalam kamar. "Lha mama kenapa ikut masuk?" lanjutku saat melihat mama yang ikut mengintil di belakang.
"Mama buatin susu buat kamu, pasti kamu lupa bawa susu dan vitamin, kata Sabrina kalian keburu-buru jadi ketinggalan," ujar mama tersenyum sambil menaruh susu dimeja dan aku mengernyit, apa Sabrina habis berakting? Sejak kapan aku minum susu apalagi vitamin? Aku minum nya mah wine biar yang didalem kepanasan, hahahahaha.
"Kok melamun sih, ini diminum keburu dingin." Mama menunjuk segelas susu di nakas dan kujawab dengan anggukan. "Jangan lupa dihabisin biar kalian sehat," lanjut mama sambil berlalu keluar dan hanya kubalas dengan kedua jempolku.
"Repotin kan kamu kalo di sini, manja pagi-pagi dah minum susu segala," omelku sambil menutup pintu. "Kalo mau minum susunya minum sendiri, jangan lewat saya karena saya nggak doyan susu kedelai gini," lanjutku sambil menyambar cairan berwarna putih itu dan langsung membuangnya di kamar mandi, jangan harap aku sudi membiarkannya tumbuh sehat.
***
"Jalan nya santai, Buk." Sabrina meraih sebelah tanganku membuatku menggerutu sebal. "Jangan kek ngajak tawur tetangga sebelah dong, santai saja kayak di pantai," sambung Perempuan berkemeja navy itu sambil menyamai langkahku.
"Lama jalannya, nggak tau orang pengen aja!" omelku sebal, sepanjang perjalanan bayangan kuah mie dengan suwiran ayam dan jamur kecap itu melayang di benakku, ditambah bawang goreng renyah, yang kalo masuk ke mulut rasanya luar biasa gurih itu hampir membuat liurku menetes.
"Wakakakaka baru liat pertama kali elu ngidam dan seheboh ini, hahahaha," gelak tawa perempuan itu membuatku mengerucut kesal, antrian lift yang sangat panjang membuat mood-ku semakin berantakan.
"Eh ke toko buku sebelah yuk, bentaran aja ada yang mau gue cari nih, lagian antrinya juga masih panjang' kan?" ucap Sabrina tiba-tiba membuatku menggeleng, aku tidak mood ke toko buku, seleraku ada pada lantai teratas yang menyediakan sesuatu yang bisa mengganjal cacing diperutku. "Eh diem bae sambil geleng-geleng, maksudnya apa neh, mau nggak?" lanjut Sabrina menepuk bahuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING IN LOVE [REPOST]
Romance[Follow terlebih dahulu sebelum membaca! ] Bagaimana perasaanmu, jika orang yang paling kamu percayai memperkosamu dengan keji? Apakah kamu akan memaafkannya? Atau memilih mendendam dan berakhir dengan penyesalan tanpa batas? Ikuti alurnya dan nikma...