Contrary Rear - 2

16.9K 605 8
                                    

ALICIA

Melihat mom dan dad bertengkar adalah suatu hal yang menyenangkan.

Oh , sebelum kalian berfikir aku anak durhaka , biarkan aku untuk menjelaskan hal ini sejelas - jelasnya pada kalian. Mom dan dad bertengkar tidak separah yang kau pikirkan.

Asal kalian tau , jenis pertengkaran mom dan dad itu jenis romantis. Aku tidak bisa menjelaskannya , tapi yang jelas , mereka bertengkar dengan cara terunik dan terlucu yang pernah aku liat.

Dan tepat saat ini , aku berdiri bersampingan dengan Dylan di tangga sambil melihat pertengkaran kedua orang tua ku itu. Bahkan sesekali Dylan memberi support pada dad.

Dan asal kalian tau , Dylan lah yang pantas disebut anak durhaka.

Kenapa? Asal kalian tau , semua ini diawali oleh laporan Dylan pada mom. Ia bilang , tadi dad bersikap genit pada Kepala Sekolah kami , dan jelas itu membuat mom naik darah. Dan kini , Dylan malah ikut memberi semangat pada dad. Bahkan sesekali ia berteriak seolah mendukung tindakan dad.

Ia benar - benar tidak tau diri , padahal karena dad lah kami bisa pulang lebih cepat.

Dasar.

"Kamu tuh ya , udah aku bilang jangan genit - genit diluar. Bandel banget sih!"

Suara mom membuat ku kembali ke alam sadar dan membuat ku menunduk kan kepalaku lagi ke arah ruang tamu. Kulihat kini tangan mom sudah aktif mencubiti perut rata dad itu. Tuh kan , apa yang kubilang , pertengkaran mereka hanya sejauh cubit - cubitan.

"Sayang , aku seriusan terpaksa ngelakuin itu. Daripada anak - anak ditahan begitu. Kan aku ga tega."

Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku mendengar suara pasrah dad. Kutolehkan kepalaku dan kulihat Dylan yang sedang tertawa - tawa tidak jelas. Aku mendengus kecil melihatnya. "Parah lo. Udah bagus ditolongin sama dad malah bikin mereka berantem."

Dylan menoleh lalu menampakan cengiran lebar yang sangat mirip dengan dad. "Apa bedanya gue sama lo Kak? Lo juga dukung mom dari tadi kan?"

Aku hanya terkekeh pelan. Yah , aku tidak berbeda jauh juga sih dengan Dylan. Kalau Dylan mensupport dad , aku kebalikannya. Yah kami wanita kadang suka tidak tahan dengan keisengan mereka tau. Dan kalau dad kalah , itu berati aku telah mengalahkan Dylan.

Keluarga kami aneh memang.

"Mom! Ayo kalahin dong dad mom! Kalau mom menang artinya aku juga menang mom! Ayo kita bikin mereka merasakan sebal nya kita kalau kita diisengin mom!" teriak ku dengan berapi - api yang langsung diberi pelototan oleh dad.

"Kamu bukannya bantuin dad ganteng kamu ini yang udah nyelamatin kamu dari kepala sekolah ya! Kamu juga Dylan malah ngelapor segala! Dad gamau tau kalian harus bantuin dad! Kalau ga , dad gabakal kasih kalian jajan!" kata dadku dengan kesal. Aku hanya tertawa sedangkan Dylan mulai memasang wajah ketakutan.

"Yah , jangan gitu dong dad! Aku kan cuman jadi mau anak yang baik , yang melaporkan segala tindakan dad!"

Alah ngeles banget si Dylan. Aku hanya bisa menggeleng. Tak lama kemudian , seperti yang kuprediksikan suara mom kembali terdengar.

"Jadi kamu berani ya ngancem anak - anak! Kamu mau tidur diluar selama seminggu?!" sahut mom ku lalu mencubiti dad lagi.

Dad ku hanya bisa menatap takut ke arah mom ku sambil sekali - kali memelototi kami berdua yang berada di atas. Tepatnya di atas tangga. Aku hanya bisa menggeleng kecil.

"Jangan dong sayang! Aku minta maaf deh! Aku bakal turutin semua permintaan kamu deh! Janji!"

"Bener ya?" suara mom kembali terdengar tapi nada suaranya sudah berubah.

Contrary RearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang