Contrary Rear - 7

14.1K 482 23
                                    

Say hello buat Dylan Alaska Bradley! Liat ke samping yaaa!

Oh ya , aku mau buat cover baru buat Contrary Rear , tapi aku mau kalian yang bikin. Tapi yang sukarela aja ya.. Hehehe.

Nanti , yang terbagus diantara yang bagus , akan aku pasang. Dan bagi kalian yang sukarela mau bikin , silahkan kirim message ke aku trus aku bakal kasih email aku.

Dan ya , cukup curcolnya. Happy readinggg!

* * *

ALICIA

"Alice , Dylan , kalian tau kan besok ada acara di perusahaan dad?"

Aku yang sedang asyik menyantap makan ku menoleh. Kutatap wajah mom yang kini sedang tersenyum pada kami berdua. "Ya taulah mom. Emang kenapa?"

Mom hanya tersenyum. "Engga , mom cuma mau tau aja. Kalian datang sendiri aja , atau ada salah satu teman kalian yang kalian ajak?"

Bisa kurasakan tubuhku menjadi sedikit tegang. Kutolehkan kepalaku dan kulihat Dylan sedang tersenyum. Kenapa anak rese ini tersenyum? Asal kalian tau , dia terlihat sedikit aneh dengan senyum lebar nya kali ini. "Lo kenapa senyum - senyum gitu Dy?"

Dylan menoleh dan menatap ku lalu tersenyum. "Salah adek ganteng lo ini senyum?"

Aku menggidikkan bahuku ngeri karena pertanyaan narsisnya. Ih , masih jauh ganteng Aidan kali ya. Eh? Kok jadi bawa - bawa Aidan? Aku kan lagi sebel sama dia. Bisa - bisanya dia memaksa ku untuk pergi ke acara perusahaan dad. Sumpah , kalau aku bisa menampar nya satu kali saja , aku pasti akan bersemangat dan bahagia sekali.

"Dylan sih ngajak Zahra pergi. Dad tau Aghata Group kan? Nah dia anak nya salah satu pewaris group itu dad."

Suara Dylan membuatku terkejut. "Lo ngajak siapa tadi?"

Dylan mengangkat bahunya santai. "Ngajak Zahra. Sepupunya Aidan, Kak. Oh ya , Aidan ngajak lo pergi kesana kan?"

Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku. Astaga , kenapa mulut anak ini sangat bocor sekali? Aku kan jadi malu. Ah bukan itu sih sebenarnya. Aku takut , mom akan mengungkit - ungkit dia. Masa laluku.

"Jadi kamu diajak sama Aidan? Anak dari Andre Aghata?" sahut mom. Entah mengapa , aku yakin ada nada senang dibalik ucapan mom itu. "Iya mom. Kenapa?"

"Bagus dong. Artinya kamu udah bisa lupain mantan dong."

Aku hanya bisa menatap mom jengah. "Mom , please. Jangan bahas dia." kataku pelan. Mom hanya tertawa bersama dad. Astaga , bagaimana bisa kedua orangtuaku tertawa di atas penderitaan ku? Kurasa , aku harus segera membelikan mereka obat.

Kulihat dad menoleh ke arah Dylan. "Kamu Dy? Kamu ngajak Zahra? Anak dari Ardan Aghata?"

Dylan mengangguk senang. "Iya dad."

Dad hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Kalian ini , sekali suka sama orang , nama belakang keluarganya juga sama lagi. Dasar."

"Ih dad , aku dipaksa sama si Aidan songong itu. Aku pertamanya kan gamau. Eh gataunya malah dia paksa. Udah aku tolak tapi dia malah kabur dan bilang bakal jemput aku. Nyebelin tau ga."

Mom hanya tertawa mendengar jawaban ku. "Kamu tau , dad kamu dulu nyebelin banget. Mom aja sering nyumpahin dad kamu. Eh tapi gataunya , ada cinta akhirnyaa."

Mom menoleh dan menatap wajah dad. Dad hanya bisa terdiam dan balas menatap wajah mom. Astaga , kenapa mereka bisa - bisa nya bermesraan disini sih? Gatau apa anaknya envy banget? "Mom , dad please. Kalian bisa selesain urusan kalian nanti." sahutku dan memutar bola mataku jengah.

Contrary RearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang