Alicia's pov
Aku ga percaya apa yang kulihat sekarang. Sumpah , aku beneran ga percaya.
AIDAN ADA DISINI , DAN DIA DUDUK DI MEJA MAKAN DAN IKUT MAKAN BARENG DAD DAN MOM. Apa maksudnya coba??
Aku bahkan tidak bisa menggerakkan kakiku dari lantai yang kupijak kini. Aku masih setia berdiri di atas tangga. Melihat kebawah , tempat dimana ada ruang makan yang kebetulan berada di dekat ruang keluarga kami.
Itu ngapain coba si Aidan disini? Apa maksud nya dia datang tanpa ijin? Kenapa dia ga bilang - bilang dulu lagi? Kenapa juga mom suruh dia masuk dan suruh dia ikut makan juga? Oh jangan tanya aku tau darimana mom yang membukakan pintu untuk Aidan. Kenapa? Karena daddy ku yang ganteng itu palingan nyuruh Aidan tunggu diluar -bukannya jahat tapi karena aku anak perempuan kesayangan dad , pasti dia akan milih orang yang berusaha deketin anaknya ini menunggu diluar , mengingat dia sangat over protect- dan bukan ngajak masuk ke dalam. Sumpah rese gila si Aidan pake dateng , terus duduk , dan makan bareng kami.
Eh tapi kenapa aku malah bilang Aidan berusaha deketin aku? Itu artinya aku merasa dideketin dong?
Ya iyalah lo merasa dideketin. Buktinya dia sampai datang kesini gitu. Apalagi ia pernah nyium lo. Aneh kali lo ya , ga sadar - sadar juga.
Idih. Kenapa ada setan kecil yang mengomentari pikiran bodoh ku barusan? Sadar apaan coba? Ini gue sadar! Ga mabok , masih normal. Yakali aku mabok. Bisa digaplok Dylan. Oh jangan tanya soal ini deh. Dylan lebih over lagi dari dad. Dan kalau aku berbuat hal bodoh , pasti ia orang pertama yang akan mengkhawatirkan ku , sekaligus memarahiku.
Ya ga gitu juga , Alice. Maksud gue tuh sadar , peka , bukan sadar dalam kondisi diri sehat. Kadang otak lo rada ya. Gue jadi kasihan sama Aidan yang suka -eh engga deng , yang cinta sama lo.
Kampret. Kenapa nih setan kecil malah selalu mengomentari pikiranku yak? Dan kenapa hatiku malah setuju dengan dirinya? Heh hati , kau harus nya berpihak padaku! Dan apa coba maksudnya suka eh maksudnya cinta sama aku? Yakali. Lagian apa maksudnya kasihan sama Aidan? Jadi maksudnya aku ini suatu hal yang membuat orang menderita gitu? BANGKE.
Nah itu , dia pernah nyium lo. Ga inget?
Nah loh. Kenapa sekarang aku yang jadi mati kutu? Aku berusaha mengenyahkan dan mengusir setan cilik itu dan mengalihkan tatapan ku ke bawah. Itu ngapain coba mom malah senyam senyum dan dad asyik ngobrol gitu sama Aidan?
Eh tapi kenapa aku kepedan Aidan nyariin aku? Kan bisa aja dia nyariin si Dylan. Bukan aku. Ya kan ya? Bisa aja mereka berdua punya urusan yang harus di-
"Kak , mau sampai kapan lo bengong kek orang bodoh?"
Suara Dylan mengejutkan ku dan membuat sepatu yang sedari tadi ku genggam terjatuh ke lantai yang terdasar. Sial ini anak. Bikin kaget aja. Aku langsung saja memukul punggungnya kencang dan tentu saja membuat Dylan meringis. Kasar ya? Engga , sebenarnya aku ini wanita cantik lemah lembut , cuman ya kalau udah dihadapin sama Dylan ya keluar medusanya.
Ah iya , kalau ngadepin Aidan juga.
EH KENAPA JADI BAWA - BAWA NAMA AIDAN? DAN ASTAGA , KENAPA SAMPAI SEKARANG AKU MASIH MENGAKUI KALAU DIRIKU ADALAH TITISAN MEDUSA HAH?
Gara - gara kutukupret Dylan nih.
"Eh gila Kak! Badak amat sih tenaga lo?! Sakit bega!"
Lagian salah sendiri ngangetin. Kan aku ga nyuruh dia ngangetin kan? Yakan? Tapi yakali ngangetin pake cara disuruh. Kalau begitu mana jadi kaget dong orangnya.
Eh ... kok aku jadi salah fokus gini.
"Siapa suruh ngangetin!" sahutku lalu merengut. Dan Dylan malah senang melihat wajah ku yang berubah jadi cemberut. Dasar adik kurang ajar!
KAMU SEDANG MEMBACA
Contrary Rear
RomanceAlicia Deandra Bradley dan Dylan Alaska Bradley , dua bersaudara yang saling bertolak belakang. Mereka berbeda , bahkan sifat mereka sangat bertolak belakang , walau kadang mereka bisa menjadi kompak seperti saudara kembar. Dan bagaimana dengan kehi...