Contrary Rear - 9

15.9K 515 28
                                    

ALICIA

"Gue udah bilang belom kalau lo cantik banget hari ini?"

Aku hanya bisa memutar kedua bola mataku jengah saat mendengar suara Aidan. Yah , setelah sepanjang hari ditarik kesana kemari , akhirnya aku sampai juga ke acara perusahaan dad bersamanya.

Banyak kolega dad disini dan beberapa dari mereka sempat menyapaku -mereka menyapa Aidan juga , fyi- lalu menanyakan dimana Dylan.

Tadi aku juga sempat bertemu dengan orangtua Aidan, yang ngomong - ngomong terlihat romantis malam ini.

Dan asal kalian tau , sedari tadi banyak perempuan yang melihati Aidan. Oh , perempuan yang kumaksud disini bukanlah kolega perempuan dad yang rata - rata sudah berumur, tetapi anak dari kolega dad yang kebetulan hadir. Bahkan tak jarang , aku mendengar seruan kagum mereka sambil berkata 'harusnya Aidan adalah milikku' atau 'dia tak pantas berdiri disamping Aidan'

Hell to the no , aku jauh lebih baik dari mereka yang hanya memikirkan seberapa pantas pakaian yang mereka pakai atau berapa mahal baju yang mereka beli untuk acara ini. Mereka hanya memikirkan penampilan , apakah badan mereka itu sudah dilengkapi barang - barang branded yang mahal. Dan otak mereka jelas hanya memikirkan barang branded terbaru serta memikirkan berapa banyak lelaki yang telah mereka pacari , atau siapa target selanjutnya , sangat lain denganku yang masih memiliki otak yang cerdas , tidak seperti mereka.

Dan yah , aku masih jauh lebih baik dari mereka.

Dan untuk apa pula mereka bicara seperti itu? Bikin orang naik darah saja! Mereka pikir , mereka lebih baik dan lebih pantas dari diriku?  Sebenarnya , kalau sedari tadi tidak ada Aidan yang setia berdiri disebelah ku ini , bisa kupastikan aku sudah mendatangi dan mendamprat mulut perempuan - perempuan itu satu - satu.

Tapi untuk apapula aku menjadi marah? Toh , Aidan bukanlah siapa - siapa ku.

Aku juga sempat bertemu mom dan dad,  yang ngomong - ngomong ternyata sudah kembali romantis seperti biasanya. Dan asal kalian tau , tadi dad sempat mengusirku karena aku dianggap menganggu acara mereka.

Hei , aku yang membantu mereka! Bahkan karena aku , dad bisa "mengurusi urusan" penting nya dengan mom. Dan yah tentu saja aku membalas perkataan dad yang hanya bisa dihadiahi tawa oleh mom dan beberapa orang yang melihat perdebatan kami. Yah , banyak yang menganggap kami ayah-anak yang unik.

Dan kalau kalian penasaran apa aku bertemu dengan Dylan , ya aku bertemu dengannya.

Aku bertemu dengan Dylan , di saat yang tidak tepat. Tadi , aku datang disaat terjadi ketegangan antara Dylan-Zahra dengan kedua orangtua Zahra. Dan aku sebagai kakak yang baik , aku menyela perbincangan mereka , dan membuat mereka berdua bisa melarikan diri.

Dan mungkin kini , Dylan sedang menenangkan Zahra. Kasihan sekali adikku itu , kehidupan percintaannya tidak semulus orang kebanyakan.

Ya , mungkin aku juga tidak.

And for your information , Dylan hari ini tampak tampan dengan setelan jas dipadu kemeja putih dan dasi hitam  yang membalut tubuh Dylan-yang kuakui terlihat ramping itu.

Tapi , menurutku semua itu tetap saja tidak bisa mengalahkan ketampanan Aidan yang memakai setelan jas , kemeja kelabu gelap dan dasi hitam.

Kurasa aku sudah terlalu terbuai dengan ketampanan Aidan. Dan yah , ini tidak boleh terjadi.

"Lo sadar ga sih kalau lo ngelamun gitu , lo makin cantik?"

Aku hanya bisa menoleh dan melihat wajah Aidan yang sedang tersenyum itu. Walaupun aku rada sebal dengannya , tapi tetap saja senyumannya itu menimbulkan gelenyar aneh di hatiku.

Contrary RearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang