Contrary Rear - 17

9.8K 488 39
                                    

Hai guys!!!

Aku balik lagi kan?!!

Oh iya , selamat hari raya idul fitri 1 Syawal 1435 H bagi yang merayakan! Minal aidin walfa'idzin mohon maaf  lahir batin ya guys! Maafin kalau kata2 aku kadang kurang berkenan atau pun kadang aku suka terlambat update. Wkwkwk.

Aku hanya manusia biasa. Dan kadang aku banyak salah. Dan aku minta maaf untuk itu.

Dan part ini, aku dedikasikan khusus untuk kalian, pembaca setiaku.

* * *

"Ya. Lo benar. Lagu ini emang buat Aidan. Tapi lo mau tau apa yang gue pikirin sebenarnya? Gue mau melepas Aidan."

Kata - kata ku itu selalu berputar di kepalaku sejak 2 hari terakhir. Apa yang kupikir saat itu? Kenapa aku bisa mengatakan itu?

Kau tau, itu bohong. Jujur yang kupikirkan saat itu adalah seberapa sakitnya hatiku pada Aidan. Ditambah lagi harga diriku yang terjatuh karena menurutku, aku secara tidak langsung aku telah dipermalukan. Dan juga, aku memikirkan bagaimana meredakan rasa sesak di dadaku. Terakhir, aku memikirkan, apa Aidan mengerti maksud lagu ku itu. Apa ia mengerti perasaan ku.

Apakah ia mengerti kalau aku butuh penjelasan dari dia?

Tapi entah kenapa , kata - kata itu yang keluar.

Okelah , aku memang melepas Aidan. Tapi kenapa, hatiku merasa sedikit tidak rela? Bukan sedikit lagi , malahan aku sangat - sangat tidak rela.

Ditambah lagi aku mendengar berita dari Anna. Anna bilang , Dylan dan dadku menghajar Aidan di sekolah di hari yang sama saat aku bilang kalau aku melepas Aidan. Tentu saja aku tidak tau kabar itu karena pertama , aku sedang tidak berada di tempat dimana itu terjadi. Dan kedua, karena lagi - lagi aku meliburkan diri disaat berita itu sedang memanas.

Entahlah , hatiku terlalu sakit. Tapi apa tindakan ku melepas Aidan ini adalah hal yang benar?

Lalu kenapa hatiku tak juga merasa lega?

"Dan , selamat atas kebahagiaan baru lo. Gue doain lo bahagia,"

Hah , aku sungguh munafik. Selamat kataku? Apa yang selamat hah? Selamat karena hatiku telah hancur karenanya? Apa aku masih harus memberi ucapan selamat untuk itu? Atau aku perlu berterima kasih saja sekalian? Begitu?

Mendoakannya bahagia? Kau pikir aku sanggup mendoakan kebahagiaan orang lain disaat hati ku sendiri sedang sakit dan hancur? Kau pikir aku sanggup mendoakan kebahagiaan orang yang telah membuatku menangis? Kau pikir aku sanggup mendoakannya saat aku sedang berusaha memperbaiki hatiku yang hancur?

"dan inget Aidan , sekarang kita bukan apa - apa lagi. Gue bakal lupain kenangan kita semua. Sekarang , setiap gue ketemu lo atau lo ketemu gue, anggep aja kita ga pernah kenal sama kayak dulu. Terakhir , gue harap lo bahagia Dan."

Kita bukan apa - apa lagi. Memangnya selama ini kita punya apa? Kita hanyalah dua orang yang terjebak dalam perasaan sesaat. Hanya itu.

Tapi bodohnya aku , aku terlalu terlena dalam perasaan sesaat itu. Dan lihat kini. Aku jatuh terlalu dalam karena cinta pada Aidan sedangkan Aidan sendiri berleha - leha ria berdua pacar barunya.

Tunggu. Apa tadi aku bilang 'kita'? Masih bisanya aku mengatakan 'kita' disaat aku dan dia sendiri tidak punya status berarti?

Teman? Tidak , kami telah melangkah jauh dari pertemanan ditambah pernyataan cinta Aidan-yang tidak kuyakini kebenerannya itu. Teman tapi Mesra? Tidak juga , karena aku tidak ada mesra - mesranya dengan dirinya.

Contrary RearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang