Matahari terbit dari ufuk timur. Bersinar terang, dedaunan kering berjatuhan kemudian tumbuh dedaunan baru. Jendela terbuka, angin pagi memasuki ruang yang sunyi. Udara segar sangat berarti pada hari itu. "Wa, lo tau gak si Andre kemana? " tanya Rara. "Mana gue tau, emang gue asisten nya?! " celetuk Najwa kesal "Lo kenapa sih? Lo kok kayak kesel banget sama gue? " tanya Rara mulai bingung. "Ya pikir aja sendiri! " ketus Najwa. "Lo kenapa sih?! Jangan bikin gue kesel deh!! " tanya Rara mulai kesal. "Eh harusnya gue yang kesel " ujar Najwa. "Lo emang kesel kenapa? Gue aja gak tau, gue tuh lagi nyari Andre bukan nyari masalah " jawab Rara. Rara pun pergi meninggalkan Najwa dengan kesal dan mencari Andre. Huhh lo itu maunya apa sih? Pagi pagi yang dicariin malah Andre. Emang sahabat lo ini apa?? Patung?? ~batin Najwa mulai kesal. Apa yang dilakukan Rara itu mulai membuat Najwa marah dan kesal.
"Mana sih tuh anak, gue kan mau ngasih surat ini dari fans nya " gumam rara sambil celingak celinguk mencari cari Andre. Rara pun akhirnya bertemu dengan Andre di perpustakaan. "Nah itu dia..! " ujar Rara sambil melihat ke arah seorang pria, ia sedang duduk dan membaca sebuah buku. Rara pun berlari menuju ke meja Andre. "Hei, ini ada surat buat lo. Lo baca aja siapa tau penting buat lo" ujar rara sembari meletakkan sepujuk angpau berisi surat. For you Andre. "Apaan nih" tanya Andre. "Yaudah baca aja" jawab Rara memaksa. "Yaudah sana pergi" usir Andre. "Masak langsung suruh pergi? " tanya Rara, namun tiada respons. Rara pun pergi meninggalkan perpustakaan. Huhh jantung gue kayak mau meledak aja tadi batin Rara, sambil memegang dadanya yang jantungnya terus tak teekendali.
"Lo dari mana?! " tanya Najwa kesal "Lo itu nanya apa marah sama gue? Coba jelasin kenapa lo marah? " tanya Rara beruntun. Ia meminta penjelasan "Ok kita pergi ke sudut sekolah " ujar Najwa menarik tangannya. "Eh ngapain? " tanya Rara.
"Lo sebenernya kenapa sih? Pagi pagi biasanya ngajak gue ke perpus, makan ato apa gitu.. Tapi kok tadi gue lo anggap kayak orang lain " tanya Najwa.
"Gini gue jelasin, tadi itu gue pagi pagi lihat di meja gue ada surat. Gue kira itu buat gue, ternyata dari fans nya Andre dan buat Andre. Yaudah gue nyari dia dan gue kasih, pasti yang ngasih surat itu salah taruh" jelas Rara. Najwa pun langsung reda.
"Oo gituu... "
"Iya"
"Emang gak lo taruh dimejanya aja? "
"Ya kalo ditaruh aja ntar ada yang baca gimana? "
"Bener juga sih"
"Yaudah ke kelas aja yuk"
"Yuk" mereka pun langsung akur. Memang dalam persahabatan gak ada yang namanya pertengkaran yang akan bertahan lama. Mereka akhirnya bisa bergurau, curhat, dan pergi bersama. "Eh lo gak cemburu apa kalo si Andre diembat sama fans nya" tanya Najwa yang sempat membuat Rara tertegun. "Ya... Gimana ya... Kalo Andre nya aja gak mau ngapain pake cemburu segala hehe" jawab Rara. Najwa pun tersenyum mengejek Rara. "Haha tuh kan bener lo suka beneran sama Andre, berarti lo cinta sama dia...!!! " ucap Najwa sambil memukul punggung Rara. "Apaan sih? Udah diam! " ucap Rara dengan pipi mulai memerah. Rara pun langsung menarik Najwa ke kelas.
"Huhh... " ucap Rara lega. Untung saja kelas Najwa dan Rara sepi. Namun tiba tiba bel berbunyi. Murid murid pun masuk ke dalam kelas."Murid murid ibu kasih tugas kelompok, dan kalian diskusikan bersama kelompok kalian" ucap bu guru. Bu guru pun langsung menulis nama nama kelompok di papan tulis.
Kelompok 1
- Najwa
- Rara
- Andre
- Arina
- SantiKelompok 2
- .....
- ..... (dan seterusnya sampai 6 kelompok)"Gimana? Seneng gak nih satu kelompok sama dia? Hmm..?? " bisik Najwa mengejek. Wajah Rara pun mulai memerah. "Apaan sih? udah diem dengerin bu guru! " jawab Rara mengelak. "Iya iya.. " jawab Najwa. Mereka pun saling membentuk kelompok dan mendiskusikan apa yang bu guru perintahkan.
YOU ARE READING
Stay With Me
Teen FictionRara Gladis. Gue gak tau arti cinta, tapi yang pasti gue baru tau cinta sejak gue ketemu lo Andrean Abraham. Andrean Abraham. Gue benci cinta! Dia yang udah bikin gue sakit hati! Lo yang kedua yang udah bikin gue percaya kembali sama yang namanya...