Stay With Me

16

Ini bukan yang gue bayangin, lo semudah itu ngelepas gue?

Budayakan vote dulu Ok!
.
.
.
.
.
.

Rara
P

agi yang buruk. Masalah satu udah selesai, ehh ini dateng lagi masalah. Ya allah, bebasin gue dari semua ini. Malu gue di depan pacar sendiri. Hancur sudah image gue. Gue berjalan dengan cowok yang nyebelin yang setiap gue di deket dia selalu aja kena masalah sama Pak Sukron.

"Woyy lo kenapa? Muka lo asem gitu? " tanya Andre yang bikin gue tambah kesel. Udah bikin gue di hukum, malu-maluin gue di depan Boby, ini lagi nanya kenapa? Ya jelas gara - gara lo lahh... Kalo lo gak bikin wajah gue kebakar, gue gak bakal kena sial kayak sekarang ini!!

Huhh berusaha buat tetap cool. "Gapapa, cuman kesel aja, lo kenapa gak bisa tutup mulut sih kalo gue lagi ngomong sama Boby? " tanya gue. Andre hanya tersenyum

"Kenapa? Kan gue jawab sejujur jujur nya sama sahabat gue sendiri.. Emang gak boleh? " tanya Andre.

"Ya --ya --ya bo-- boleh aja sii... " jawab gue yang gak tau harus bilang apa lagi. Selang beberapa menit gue sama Andre saling diam.

Gue akhirnya sampai di depan kelas. "Oh iya bentar lagi kan tes! " ujar gue. Gue baru keinget waktu semua murid bersih - bersih untuk persiapan ruang tes. Gue pun langsung meletakkan tas di meja dan mengambil peralatan kebersihan.

"Hehh? " tawa Andre pendek terlihat seperti mengejek.

"Kenapa? " tanya gue yang merasa tawa pendek itu tertuju ke gue.

"Lo kayak gak pernah ikut tes aja... " jawab Andre santai.

"Soalnya gue mau image gue tuh kayak dulu lagi di depan Pak Sukron, soalnya waktu pertama ketemu lo itu waktu pertama kali image gue hancur di depan Pak Sukron... " jelas gue.

Dia hanya diam dan menahan tawa. "Lo kenapa?! " ketus gue. Secara dia wajahnya kelihatan ngejek banget.

"Gak gapapa " jawabnya dengan menahan tawa.

"Tuhh ketawa gitu ngapain? Ngejek gue? Oh ok!! Lo gak usah atar jemput gue sekolah, semua yang mama gue amanahin ke lo, lebih baik lo tinggalin aja semua mulai sekarang!! " gerutu gue.

Andre hanya tersenyum melihat tingkah gue yang kayak anak kecil.

"Lo yakin? " tanya Andre. Gue cuman diem dan gak bisa jawab apa-apa. Secara gue butuh lo.

"Ya, gak sihh gue butuh lo... Ka --karena... " ucap gue gugup. Gue gak bisa ngelanjutin tatapannya seakan meminta jawaban.

"Ya? " ucapnya, gue pun langsung ngelanjutin omongan gue tadi.

"Kar ---karena, gue u --udah a --anggap lo kayak supir gue sendiri... Yaa... Kalo mama nyuruh bayar lo, lo bakal gue gaji paling tinggi, dan gaji lo bakal lebih tinggi daripada bi Yem " jawab gue. Dia yang sudah tersenyum, kini senyuman itu sudah terbalik ke bawah.

"Oh gitu? Ok! non, nanti kalo non butuh di antar ngomong sama saya ajaaa... " ujarnya seperti terpaksa dan kesal.

Ia pun langsung mengambil sapu dan menyapu seluruh ruangan.

"Ndre... " panggil gue.

"..... " gak ada jawaban dari Andre.

"Andre... " panggil gue lagi.

"..... " tetap tiada jawaban.

"Andre!! " ketus gue. Dia pun langsung menengok ke arah gue.

"Lo marah ya sama gue? " tanya gue.