Don't forget to play your media.
Malem ini terang, tapi bukan karena ada bintang. Tapi karena ada lo.
-Abyan Cetta Reynand-
Fly me to the moon
And let me play among the stars
Let me see what spring is like on
A-Jupiter and Mars
In other words, hold my hand
In other words, baby, kiss meSuara merdu perempuan berpakaian ketat berwarna keemasan dengan rok mini di atas lutut menemani para pengunjung Ban Lam Wine. Salah satu bar mini di Malang, yang berada di daerah Jalan Tugu. Aransemen musik yang menemani perempuan cantik berpakaian mini dengan wajah ayu itu menghipnotis beberapa pengunjung di dalamnya.
Di berbagai meja terdapat pemuda pemudi yang tengah asik berbincang. Beberapa gelas bercairan bening menemani meja meja mereka. Ada juga mereka yang sudah menginjak umur yang bukan lagi muda namun begitu menikmati hingar dalam bar.
Suasana bar terasa cukup asing untuk Sheeva. Rasanya aneh duduk di antara keramaian seperti ini. Maksudnya, Sheeva memang sering berada di meramaian. Tapi tidak pernah ke tempat seperti ini. Suasana bar yang membuat Sheeva asing. Belum lagi kepulan asap putih dari alat rokok elektrik yang sedang populer memenuhi ruangan. Bau alkohol juga menghiasi ruangan berpenerangan minim itu.
Tawa pria pria dewasa dengan tangan yang tidak lepas dari pinggang para gadis di sampingnya. Bibir bibir yang tanpa rasa malu saling memagut di bagian sudut mana pun pada tempat ini. Saat Sheeva memendarkan pandangan, merasa apa dia salah menginjakkan kaki di sini.
Aleta yang mengajak Sheeva ke tempat ini. Aleta-teman SMA Sheeva yang tengah berkunjung ke Malang. Aleta juga berkata ia ingin memperkenalkan cowok tampan untuk Sheeva. Dan bodohnya saat itu juga Sheeva mengiyakan.
Apa karena Sheeva ingin menyembuhkan hatinya dari keadaan berduka hatinya yang baru saja mati?
Tapi kenyataannya, luka yang Rafa tinggalkan cukup merusak kehidupan Sheeva. Pasalnya Rafa adalah cinta pertama Sheeva. Juga sekaligus pacar pertamanya. Kisah cinta pertama yang Sheeva jalin dengan amat manis di awal, ternyata bisa berakhir sepedih itu. Jadi Sheeva beranggapan mungkin tidak apa sesekali main ke tempat seperti ini.
Botol whisky, vodka, bir dan yang lain terjajar rapi pada rak mini bar sedikit mencubit hati Sheeva untuk tertarik mencobanya. Belum lagi dua cewek duduk di kanan Sheeva asik tertawa sambil terus menuang cairan itu pada gelas kecilnya. Harus kah Sheeva memesan juga? Barangkali itu dapat mengobati luka yang tidak nampak pada dirinya.
Segelas mungkin tidak akan berefek terlalu buruk.
"Hey,"
Sheeva terkejut dan menoleh pada suara yang tadi memanggilnya. Sheeva sempat sedikit takut, kalau kalau yang menyapa adalah cowok nakal. Tapi dari penampilannya cowok yang memanggil itu cowok baik baik. Bertubuh tinggi, rambut dengan potongan rapi yang pas untuk bentuk wajah dengan rahang tegasnya. Memakai kaus abu-abu yang dipadu dengan kemeja kotak-kotak berwarna putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [Completed] ✔ [SUDAH TERBIT]
RomanceSelesai ✔ Dan karenamu, semestanya mati untuk selamanya. Hingga di dalam mimpimu, tertidur banyak penyesalan yang lainnya. Untukmu yang tak mampu mebalikkan segalanya menjadi semula. Berbuat salah bukan akhir dari segalanya. Tapi membawa sesal s...