1

8.9K 341 19
                                    

Hm.. Aku bingung harus memulai darimana.

Tapi sebaiknya aku memperkenalkan identitasku terlebih dahulu.

Namaku Key. Kalian bisa memanggilku Key.

Aku sudah tidak memiliki orang tua. Maksudku, ibuku telah meninggal ketika melahirkanku. Dan karena musibah itu, ayah jadi membenciku karena berpikir bahwa aku lah yang telah membunuh ibuku. Ia beranggapan bahwa kelahiranku adalah sebuah petaka. Ya, bagaimanapun juga, aku adalah penyebab kematian ibuku.

"Monster kecil ini, aku tidak akan pernah menganggapnya sebagai anakku! Aku tidak sudi mengasuhnya! Lebih baik kalian menyerahkan monster ini ke panti asuhan atau membunuhnya!" Pria yang baru saja menjadi 'ayah' itu berteriak keras pada dokter yang tengah menggendong bayi tak berdosa itu.

Bayi mungil itu menangis, seolah mendengar teriakkan ayahnya.

"Tidak bisa begitu, tuan! Anda harus merawatnya apapun yang terjadi! Anda tidak bisa menelantarkan darah daging anda sendiri! Ayah macam apa anda ini!" Dokter perempuan itu tersulut emosi, ia memberikan bayi mungil itu pada suster yang sedari tadi berdiri di sampingnya. Ia memberi isyarat pada suster berparas cantik itu untuk membawa bayi itu keluar dari ruangan pengap itu.

"Darah dagingku sendiri? Sampai kapanpun aku tidak akan menganggapnya sebagai anakku! Anak itu adalah penyebab kematian istriku! Andai saja dia tidak lahir, musibah ini tidak akan menimpa istriku!" Pria itu mendongakkan kepala sembari menghela napas terpaksa. Rahangnya terkatup keras dengan kokohnya. Ia tengah menahan tangis.

"Apakah anda sudah gila? Tidakkah anda mendengar tangisan anak itu? Ia butuh kasih sayang dari anda! Dia adalah anak anda!"

"Aku tidak peduli dengan kehidupan anak itu! Anak itu adalah sebuah petaka!"

"Pria tak berguna! Jika anda tidak mau mengasuhnya, setidaknya jangan mengatakan hal yang tidak-tidak tentang bayi tak berdosa itu!"

"Aku mengutuk anak itu! Ia tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan sepanjang hidupnya!"

Pria itu berlalu melewati dokter yang barusan berdebat tegang dengannya. Dokter itu terdiam, ia tidak memberikan reaksi apapun. Ia membiarkan pria itu melewatinya tanpa penghalangan.

Sedetik setelah mendengar deritan daun pintu yang tertutup rapat, dokter itu menangis terduduk di lantai yang dingin. Air mata mengalir dengan begitu mudah membasahi pipi mulusnya.

"Jadi, bayi ini belum memiliki nama?" Seorang pengurus yayasan panti asuhan menimang tubuh seorang bayi mungil.

"Dia belum memiliki nama. Saya bermaksud memberinya nama 'Key'. Saya sangat berharap kelak ia bisa menjadi 'kunci' kebahagiaan untuk dirinya sendiri dan orang lain yang ada disekitarnya." Wanita cantik berpakaian kedoteran itu tersenyum tulus pada wanita paruh baya dihadapannya.

"Apakah anda adalah ibu dari bayi ini?"

"Tidak, saya bukan ibunya." Dokter itu tersenyum kecut.

"Lalu, dimana ibunya? Bagaimana dengan ayahnya?" Wanita paruh baya itu mengelus surai lembut bayi yang ditimangnya.

"Ibunya meninggal ketika melahirkannya. Dan ayahnya... Saya tidak tahu." Dokter itu mencoba untuk menjaga rahasia pahit pasca kelahiran anak itu. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa ayah dari anak itu tidak mau mengasuhnya. Biarkan saja hal itu menjadi rahasia.

"Begitu... Kasihan sekali bayi ini." Wanita paruh baya itu turut prihatin atas kondisi bayi bernama Key itu.

"Jadi, saya datang kemari untuk menitipkannya pada pengurus-pengurus di yayasan ini. Saya harap kalian mau dan bersedia untuk merawat Key."

Lil' MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang