Dalam perjalan pulang ke rumah, Jessie masih terus terdiam di mobil yang sedang dikendarai oleh ibunya karena ia masih memikirkan mengenai kemunculan dari makhluk-makhluk yang berwarna hitam tadi. Ia merasa takut dan khawatir bahwa dirinya sedang mengalami atau menderita sesuatu hingga ia dapat memiliki penglihatan yang menyeramkan seperti itu. Ia juga merasa heran mengapa makhluk-makhluk seperti itu seringkali muncul dalam penglihatannya dan kejadian tadi sudah menjadi yang kedua kalinya ia mengalami penglihatan seperti itu.
Ia benar-benar berharap bahwa penglihatannya yang kedua tadi juga merupakan penglihatannya yang terakhir kali bagi dirinya untuk melihat makhluk-makhluk berwarna hitam semacam itu. Melihat Jessie sedang terdiam terus menerus, ibunya merasa bingung dan heran mengenai apa yang sedang dipikirkan olehnya. "Jes, kamu kenapa?" "Hah? Gapapa kok ma. Jessie berusaha untuk berbohong agar ibunya tidak khawatir dengan apa yang sedang dialaminya sekarang.
"Kok akhir-akhir ini kamu sering bengong sih?" Ibunya merasa khawatir dengan apa yang sedang dipikirkan oleh anaknya. "Gapapa ma, cuman lagi mikirin tugas sekolah aja." Jessie berusaha memberikan alasan yang logis kepada ibunya agar ia tidak ditanya lebih mengenai keadaan yang sedang dialaminya. Ketika mobil yang dikendarai oleh ibunya masih melaju di sebuah jalan, tiba-tiba sebuah lampu terlihat menyala dengan sangat terang dari arah depan mobilnya dan ibunya masih dalam keadaan sedang melihat ke arah anaknya hingga ibunya tersadar dengan lampu tersebut dan langsung menengok ke depan. "MAA!! AWAS!!" Teriakan tersebut telah terlambat untuk mencegah laju dari kedua mobil yang sedang berhadapan dan pada akhirnya mereka telah mengalami kecelakaan yang sangat tragis hingga menghancurkan setengah dari badan kedua mobil tersebut.
Beberapa saat kemudian, Jessie dan ibunya langsung dilarikan ke rumah sakit yang terdekat dengan lokasi kejadian dengan ditemani oleh seorang pria yang merupakan seorang suami dari ibu tersebut dan seorang ayah dari anak yang bernama Jessie untuk segera ditangani oleh para dokter dan perawat. Ayah Jessie merasa sangat panik dan khawatir mengenai kondisi kesehatan yang sedang dialami oleh istri dan anaknya sekarang. Ia sangat berharap bahwa istri dan anaknya tidak mengalami luka yang sangat parah dan dapat segera diselamatkan sebelum terlambat. Setelah proses operasi selesai, terlihat salah seorang dokter yang sedang keluar dari ruangan operasi dan berjalan menghampiri ayah Jessie dengan ekspresi wajah yang sangat sedih dan khawatir.
"Dok, bagaimana kondisi istri dan anak saya?" Ayah Jessie bertanya dengan perasaan yang sangat cemas dan khawatir terhadap kondisi kesehatan keluarganya. Dokter tersebut terlihat tidak mampu menjawab pertanyaan darinya dengan ekspresi wajah yang masih sedih sambil menundukkan kepalanya. "Istri bapak sedang mengalami kondisi yang sangat kritis." Mendengar informasi tersebut, ayah Jessie merasa sangat terkejut dan sedih ketika telah mengetahui kondisi kesehatan istirnya. "Anak saya dok? Bagaimana kondisi dia?" Ayah Jessie kembali melanjutkan pertanyaannya mengenai kondisi anaknya, ia berharap bahwa anaknya akan baik-baik saja karena ia tidak ingin keluarganya benar-benar menderita atas peristiwa kecelakaan tersebut.
"Anak bapak memiliki kemungkinan akan mengalami kebutaan." Informasi tersebut langsung membuat ayah Jessie semakin terkejut dan menangis, karena ia sudah merasa tidak lagi mampu mempercayai apa yang telah benar-benar terjadi dengan kondisi istri dan anaknya. Dokter tersebut berjalan untuk pergi meninggalkan ruangan operasi dan ayah Jessie dalam perasaan yang sangat terpukul dan sedih dengan kondisi keselamatan pasiennya.