"Ani. Aku berani sendiri."
"Jingja?"
"Nde."
"Atau kau sebenarnya sangat merindukanku?"
"Wheo?"
"Kita tadi sudah mengobrol selama 5 jam, dan sekarang kau sudah telepon lagi."
"Kau tidak suka aku telepon?"
"Tidak terlalu."
"Lebih suka Seo Hyun yang menelponmu?"
"Lebih suka ngobrol seperti tadi di kamarmu."
"Tidak boleh aku kasih kesempatan sedikit, kau pasti gombal."
"Bukan gombal. Ini sungguhan."
"Sudah ah, aku mau tidur. Geuno." Shin Hye mematikan ponselnya.Tapi lalu ia gelisah lagi, sulit untuk terpejam. Setelah terdiam dan berpikir beberapa jenak, ia menekan lagi nomer kontak Yong Hwa.
"Eoh. Ada yang lupa kau sampaikan padaku, Shin Hye-ya?" sahut Yong Hwa.
"Apa kau masih belum tidur?"
"Aku sudah rebah di atas tempat tidur. Kau masih sulit terpejam?"
"Aku hanya mau bilang, besok kita berangkat pagi. Supaya tidak lama mengantri tiket cable car-nya."
"Jam berapa?"
"Jam 7 kita sudah bersiap ya!"
"Eoh."
Pembicaraan terhenti, meski begitu Shin Hye belum mematikan ponselnya.
"Yong Hwa-ya?"
"Eoh."
"Apa kau sudah ngantuk?"
"Iya, aku sudah mau memejam sekarang."
"O ya sudah kalau begitu... geuno."
"Nde."
Shin Hye lantas mematikan ponselnya.Ia terdiam lagi. Ia semakin merasa sepi di dalam kamarnya. Ia lalu menyalakan TV. Tapi malah jadi berisik. Akhirnya ia menekan lagi ponsel.
"Wheo, Cagia?" suara Yong Hwa terdengar diujung sana.
"Apa aku mengganggumu, meneleponmu terus?"
"Ani. Wheo?"
"Bisa kita ngobrol sampai aku merasa ngantuk? Mataku masih sulit terpejam."
"Nde. Mau bicara apa?"
Sementara Yong Hwa bangun dari rebahnya di atas pembaringan, disambarnya jaket. Lalu ia pakai sekenanya. Ia tahu Shin Hye sulit tidur, pasti karena ketakutan tidur sendiri. Sambil tetap memasang headset ponselnya, ia kemudian melangkah ke pintu. Ia keluar dari kamarnya, menuju kamar Shin Hye.
"Besok kita bicarakan lagi, sekarang buka pintunya!" pinta Yong Hwa menyahuti obrolan Shin Hye.
"Pintu, maksudmu...?" Shin Hye tampak bingung.
"Pintu kamarmu." Yong Hwa lalu memijit bel pintu kamarnya.
"Apa kau diluar kamarku sekarang?" Shin Hye kaget seraya segera memburu pintu. Yong Hwa berdiri diambang pintu kala Shin Hye membukanya.
"Yong Hwa-ya..."
"Aku memutuskan tidur di kamarmu saja. Tapi jangan khawatir aku akan tidur di sofa." jelasnya sambil melangkah masuk.
"Kau akan tidur denganku?" susul Shin Hye menutup pintu kamar.
"Supaya kau bisa tidur, kau ketakutan makanya sulit tidur."
Shin Hye tersenyum.
"Iya, kau benar. Tapi masa aku harus memintamu menemaniku tidur disini." akunya terus terang.
"Aku tu sangat tahu kau. Ya sudah, sana tidur! Sudah mau tengah malam. Kau bilang besok tidak boleh kesiangan." perintah Yong Hwa sambil rebah di sofa.
"Apa betul kau akan tidur di sofa?" Shin Hye agak tidak tega melihatnya.
"Apa kau ingin aku tidur denganmu?" lirik Yong Hwa.
"Ani. Aku ambilkan selimut." Shin Hye menghampiri lemari mengeluarkan selimut. Lalu ia tutupkan ke tubuh Yong Hwa.
"Selamat malam!" ujarnya.
"Nde, selamat malam."
Shin Hye mengurai senyum saat melangkah ke tempat tidurnya. Mematikan lampu, hanya membiarkan lampu tidur yang menyala, lantas ia pun berbaring di atas tempat tidur lebarnya. Baru ia bisa tertidur pulas.
🐇Shin Hye lebih dulu membuka mata pagi itu, di sofa Yong Hwa masih tampak terpejam. Shin Hye tidak ingin membangunkannya. Ia membuka pintu kamar mandi dengan sangat hati-hati. Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, baru ia membuka tirai jendela. Langit sudah terang.
Yong Hwa terbangun karena suara tirai yang diseret.
"Selamat pagi." sapa Shin Hye melihatnya bergerak-gerak di sofa.
"Eoh, pagi. Jam berapa ini? Kau sudah mandi?"
"Eoh. Kita kan mau pergi sekarang."
"Jam berapa ini?"
"Pukul 6."
Yong Hwa menguap panjang. Ia turun dari sofa tapi malah naik ke tempat tidur Shin Hye. Memeluk guling kembali memejam.
"Tidur lagi...?" tatap Shin Hye.
"Sebentar saja. 30 menit. Aku masih ngantuk."
"Aigo."
Yong Hwa cuwek saja terpejam. Wangi aroma Shin Hye menyentuh hidungnya. Membuatnya semakin betah berbaring di bekas Shin Hye tidur. Shin Hye juga tidak mau melarang. Ia tidak punya keberanian untuk itu. Justru ia sangat berterima kasih Yong Hwa sudah bersedia menemaninya.Ia mempersiapkan tas tenteng kecil yang akan ia bawa untuk jalan-jalannya hari itu. Membereskan pula isi tas besarnya. Merapikan pakaian yang bersih dan yang bekas ia pakai. Di atas pembaringan Yong Hwa menatap apa yang dilakukannya.
"Kau sudah siap berangkat?" tanyanya. Shin Hye mendongak.
"Nde. Apa kau tidak akan berangkat?" kening Shin Hye mengerut.
"Masih belum jam 7."
"Maksudmu, kau baru akan bangun jam 7?"
"Ini tu libur, kenapa harus buru-buru pergi untuk jalan? Aku masih betah tiduran begini. Apalagi ini di tempat tidurmu, kapan lagi aku bisa kayak gini?"
Shin Hye menghentikan kegiatannya.
"Kita pergi pagi supaya mainnya agak lama, dan tidak mengantri di cable car. Kalau cuma mau di kamar, ya sudah kita tidak usah pergi hari ini. Besok lagi saja." Shin Hye merajuk.
"Besok malam tu kita pulang."
"Maka itu mending sekarang kita jalan, jadi besok tidak terburu-buru."
"Aku tidak bilang hari ini tidak mau jalan kan? Tapi jangan terlalu pagi."
Shin Hye menatap Yong Hwa yang kembali merem ayam dengan sedikit jengkel. Tapi akhirnya ia segera menuntaskan pekerjaannya."Yong Hwa-ya, kau tidak akan sarapan?" ia bertanya setelah tas pakaiannya rapi.
"Layanan kamar lagi?" sahut Yong Hwa.
"Eoh."
"Pesankan aku makanan khas Hong Kong yang mengenyangkan."
"Kau mau capcay?" Shin Hye mengamati daftar menu pada buku di atas meja kecil.
"Apa itu?"
"Aneka sayuran yang ditumis. Ada sea food-nya juga. Sepertinya enak."
"Karbohidratnya apa?"
"Nasi."
"Ya sudah."
"Kau mau buah segar atau juice?"
"Buah segar. Kiwi dan pepaya kalau ada."
"Minummu?"
"Air mineral saja."
"Nde." Shin Hye kemudian menekan aiphone untuk meminta layanan kamar.Sambil menunggu pesanannya datang, Shin Hye mengurus wajahnya di depan cermin. Perlengkapannya satu tas kecil. Yong Hwa menontonnya lagi Shin Hye mengoleskan berbagai macam cream ke wajah, tangan dan kakinya. Aromanya lembut menenangkan.
"Apa semuanya itu kau dapat endorse?" tanyanya usil.
"Aniyo." jawab Shin Hye senyum.
"Kau tidak pakai product iklanmu?"
"Ani."
"Wheo?"
Shin Hye mengedikan bahunya.
"Aigo... bagaimana konsumen akan percaya? Kau sendiri tidak memakainya."
"Di awal-awal aku juga memakainya. Tapi aromanya aku tidak terlalu suka."
"Pembohongan publik." seru Yong Hwa. Shin Hye terkikik.
"Asal kau tidak membocorkannya ke media..." ujar Shin Hye.
"Harusnya kau memberi contoh kepada calon konsumenmu, sebab kau brand ambasador-nya. Dan dibayar sangat mahal untuk itu."
"Aku juga brand ambasador untuk Pocary Sweat dan departemen store, apa aku harus selalu minum minuman itu?"
"Iya."
"Ah... dasar!"
"Ngomong-ngomong tentang pocary sweat, aku tidak suka iklanmu dengan Kim Hyun Joong Hyung itu." seloroh Yong Hwa.
"Ah... kau selalu tidak suka dengan semua yang kukerjakan. Etude dengan Min Ho Oppa, kau pun bilang tidak suka. Sekarang minuman juga sama..."
"Memang iya."
"Jadi yang kau suka apa?"
"Nanti semoga ada product yang memakaimu dan aku. Itu baru aku suka."
"Video musik CN Blue yang terbaru mengajak Kang So Ra bukan aku untuk jadi modelnya. Tapi aku tetap suka lagu kalian." oceh Shin Hye.
"Karena memang lagunya bagus, jadi orang yang lihat sudah tidak peduli siapa modelnya."
Shin Hye tertawa sambil melempar cangkang tissue basah ke arah Yong Hwa.
"Kau memang tidak berniat memakaiku sebagai model untuk lagu kalian." hujat Shin Hye.
"Nanti saat aku membuat album solo, aku akan pakai kau sebagai model untuk seluruh laguku." janji Yong Hwa. "Tapi video koleksiku saja." tambahnya.
Shin Hye gemas mendengarnya, ia sampai keluar dari kursi lalu melangkah ke atas bed guna mencubit Yong Hwa, tapi tidak berhasil, Yong Hwa menghindar dengan cepat saat cubitan Shin Hye menyasar perutnya. Semakin gemas Shin Hye terus mengejar hingga kakinya naik ke bed. Dan semakin dikejar Yong Hwa malah lantas balik memeluk tubuh Shin Hye yang mendekat ke arahnya. Membuat Shin Hye tak berkutik.
"Aigo... wanginya! Aku memimpikan ini setiap malam, Shin Hye-ya. Dapat memelukmu seperti ini." Yong Hwa memejamkan mata di belakang kepala Shin Hye.
"Kau belum mandi, aku nanti ketularan baumu..." ucap Shin Hye namun tidak menolak pelukan itu.
"Kalau aku sudah mandi dan gosok gigi, aku pasti cium kau." gemas Yong Hwa sambil melepaskan pelukannya.
"Makanya cepat mandi! Kau nyeselkan sekarang." Shin Hye puas.
"Tapi janji setelah aku mandi ya?" Yong Hwa siap turun dari atas bed. Shin Hye hanya tersenyum. Tidak menggeleng atau mengangguk.Tbc...
Mungkin ga ya kelakuan Shin dan Yong kayak gitu...?

KAMU SEDANG MEMBACA
You and Me In Love
FanfictionMohon maaf sebelumnya untuk seluruh Yongshin Shipper, atas kenakalanku memasuki RL Yongshin couple. Kisah ini bukan RL, pure hanya khayalan. Aku bukan Yongshin shipper, Aku tidak gila yongshin couple. Aku hanya senang mengkhayalkan mereka lewat ff...