How I Meet You

8.1K 405 3
                                        

Oliver Wood kembali ke kantor tepat dua puluh menit sebelum waktu meeting dimulai. Nick sudah menunggunya dengan cemas

"kupikir anda tidak akan datang, tuan" ujarnya saat melihat oliver keluar dari lift

"hei.. bukankah sudah kubilang kalau aku ini orang yang menepati janji. lihat, waktuku pas kan ?"

"ya, syukurlah.. dan terimakasih. tapi anda harus bersiap-siap tuan, penampilan anda sedikit berantakan"

"benarkah ? hum.. ini tidak akan memakan waktu lama" oliver masuk ke dalam toilet yang ada di dalam ruangannya dan beberapa menit kemudian ia keluar dengan tampilan yang lebih rapi

"bagaimana ?" tanyanya pada nick

Nick mengacungkan jempolnya seraya tersenyum. sepuluh menit kemudian Alexander Yasha datang memasuki ruangannya

"selamat siang, tuan Yasha.."

"siang, Mr. Wood.."

"panggil saja aku oliver, tuan"

"oh baiklah, kalau begitu panggil juga aku alex"

mereka berjabat tangan dan duduk. percakapan bisnis dimulai. Nick dan asisten Alexander ikut serta memperhatikan sambil sesekali memberikan pendapatnya.pembicaraan itu berlangsung menyenangkan, tidak ada perdebatan yang berarti. kedua pihak sepakat dengan penawaran masing-masing. mereka kembali berjabat tangan.

"terimakasih tuan alex, senang bisa bekerja sama dengan anda" ujar oliver

"ahh tidak.. aku yang senang bisa bekerja sama dengan perusahaan sebesar Wood Corporation. eh, ngomong-ngomong, anda masih sangat muda, berapa umurmu ??" tanya Alex tiba-tiba

suasana mendadak hening. Nick hanya melihat oliver yang kelihatannya keberatan untuk menjawab

"o-ah.. hahaha.. maaf, maafkan pertanyaanku yang lancang ini tuan Oliver, jika anda keberatan untuk menjawab tidak apa-apa. aku hanya penasaran karena anda kelihatannya sangat muda untuk ukuran seorang CEO" ujar alex salah tingkah

"no problem, mr. Alex.. jika anda sangat penasaran, anda bisa melihatnya di media cetak atau internet. informasi yang mereka berikan cukup akurat" jawab oliver

"haha.. ya, media memang tak bisa menyimpan rahasia. baiklah.. saya rasa saya akan membuka internet untuk mencari tahu umur anda. karena saya benar-benar penasaran, tuan oliver.."

"terserah anda, tuan alex.." ujar oliver seraya menyeruput minumannya

~ ~ ~

"dia punya rasa penasaran yang benar-benar tinggi" ujar Nick saat meeting tersebut usai. 

Alexander Yasha dan asistennya sudah meninggalkan ruangan itu sejak sepuluh menit yang lalu

"ya" oliver mengangguk "dan itu sisi yang menyebalkan dari dirinya"

"eh, apa wajahku ini terlalu kekanak-kanakan, nick ?" tanya oliver

"ehm.. tidak juga, tuan. anda kelihatan dewasa sesuai umur anda, kok"

"heeii.. jawab yang jujur saja !"

"errr.. baiklah.. sejujurnya, ya. tapi.. tapi.. itu hanya sedikiiittt saja !" ujar nick cepat

"hmm, baiklaaahh... sekarang apalagi, nick ?" tanya oliver

"ingat, anda diminta untuk melihat langsung seleksi untuk posisi marketing manager di lantai 2, tuan"

"oke oke, ayo kita ke lantai 2 !" ajak oliver. ia dan nick kemudian menaiki lift menuju ke lantai 2

seleksi itu selesai setelah tiga jam lamanya. sebenarnya tak banyak yang dilakukan Oliver disana. ia hanya duduk diam melihat para calon karyawan yang diwawancarai dan di test. sesekali ia berbicara dengan kepala HRD yang ada disebelahnya.

My Baby Faced CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang