A Little Visit

5.3K 329 4
                                    

Hari minggu siang, riana sedang bersantai di dalam kamar. Nonton Paddington sambil makan snack dan main handphone. Paradise...

Tapi semuanya jadi kacau karna papa yang tiba-tiba menelepon, memintanya untuk mengantarkan berkas kerja yang ketinggalan dirumah. Awalnya riana menolak, tapi papa memaksanya. Supir mereka sedang sakit, dan papa butuh berkas itu secepatnya.

"Ugh.. kenapa papa harus kerja di hari minggu, sih ?!" Gerutunya sambil memasang helm

Mama yang melihatnya pergi hanya menggeleng "hati-hati, rhi.. cepet pulang ya"

Oh, pastinya ! Dia tak akan lama-lama meninggalkan 'surga kecilnya'

Untung hari itu jalanan tak terlalu macet, jadi dia bisa sampai di kantor papa dengan cepat. Awalnya satpam sempat melihatnya dengan curiga, apalagi dia masuk dengan memakai helm kuning dengan gambar garfield. Untunglah saat dia menjelaskan maksudnya, satpam itu mengerti. Dia boleh masuk, tapi setelah melepaskan helm itu tentunya.

"Langsung masuk aja neng, ruangan pak Adam dilantai 3" jelas satpam itu

"Oh, boleh nih pak ?"

"Gak apa-apa.. ini kan hari minggu, jadi gak terlalu rame kok di dalem"

Riana mengangguk dan langsung melesat masuk ke dalam, melewati front desk yang kosong dan langsung menuju kearah lift. Memang tak terlalu banyak orang yang lembur hari ini, di lantai dasar dia hanya melihat beberapa orang. Riana memasuki lift sendirian.

Tapi saat di lantai dua lift berhenti dan ada dua orang yang masuk. Riana yang asyik dengan handphonenya tak melihat mereka, tapi dia tau mereka cowok dari bau parfumnya. Dua orang itu juga tak memperdulikannya, mereka sibuk berbicara berdua.

"Oh please.. jangan terlihat terlalu senang seperti itu ! Nanti mereka bisa salah paham" sindir Nick

Oliver mendengus kesal, "awas saja kau, next time aku akan membalasmu lebih parah !" Gerutunya

"Really ?! Well.. i'm sorry, tapi mana ada bos yang bangun di siang hari, huh ? Dengan tambahan sangat susah dibangunkan !" Nick balas mengomel

Sejujurnya, CEO Oliver Wood bukanlah tipe orang yang suka bangun pagi. Terimakasih banyak untuk alarm volume super yang selalu berhasil membangunkannya di hari biasa. Tapi di hari libur, alarmnya mati. Jadi saat dia harus ke kantor dihari minggu seperti ini, dia bangun kesiangan. Itu juga butuh usaha keras Nick untuk bisa membuatnya meninggalkan tempat tidur.

Oliver kembali mengomel, dan nick hanya tertawa. Tapi percakapan mereka justru menarik perhatian riana. Suara itu.. hmm, rasanya dia pernah mendengar suara itu.

Tapi dimana ?

Riana mengernyit, mencoba mengingat kembali. Dan dia langsung mendongak saat berhasil mengingat pemilik suara itu

"ELO !!" Serunya

Cowok disebelahnya itu oliver, dan dia juga langsung terbelalak saat menyadari perempuan disebelahnya itu riana.

"R- riana ?!" Oliver terbelalak tak percaya

"Bagaimana.. kenapa... Ngapain lo disini ?" Oliver tergagap

"Gue nganterin berkas bokap gue" riana menunjuk berkas ditangannya "dia kerja disini, di lantai 3"

"Oh.."

"Lo ngapain disini ? Ketemu bokap lo juga ?"

"Ehm.. i- iya.."

"Oh, jadi bokap lo kerja disini juga ? Bagian apa ? Siapa tau mereka saling kenal kan"

Oliver terdiam, bingung. Disebelahnya Nick lagi-lagi hanya melihat mereka berdua. Hmm.. jadi cewek ini belum tau siapa oliver. Dan ternyata selama ini oliver ngaku jadi anak sekolah. Pantesan.. dia rajin banget ke sekolah itu !

Oliver lalu menatap nick, meminta bantuan. Tapi nick hanya tersenyum mengejek menatapnya. Untunglah tak berapa lama lift berdenting, mereka sampai di lantai 3. Riana langsung keluar, tapi dia berbalik saat menyadari oliver dan nick masih ada di dalam lift

"Hei, kok gak keluar ? Kita udah sampe nih di lantai 3" ujarnya

"Enggak, gue mau pulang aja"

"Loh, tapi katanya lo mau ketemu bokap lo ?" Tanya riana

"Iya, tapi gue baru inget.. bokap gue udah pulang tadi" jawab oliver. Dia langsung meringis mendengar jawaban anehnya itu, nick juga berusaha menahan tawanya.

Untunglah tak lama pintu lift kemudian tertutup, meninggalkan Riana yang terlihat bingung mendengar jawaban oliver.

"Dasar cowok aneh !" gumamnya kearah pintu lift yang tertutup. Dia kemudian berbalik dan langsung menuju ruangan papa

Sementara di dalam lift, nick langsung terbahak, oliver sendiri memasang muka masam. Kenapa mereka bisa ketemu disini sih ?! Hampir saja dia ketahuan, untung dia dan nick hari ini memakai kaos, bukan kemeja seperti biasa.

Dia menatap tajam nick yang masih terbahak, "oh please.. do shut up !"

"But that's... that's.. ahahahaa.. bagaimana kau bisa.. oh my god.." Nick tak bisa berhenti tertawa

"Memangnya kau punya alasan yang lebih baik ?!" Sungut oliver

"Kalau aku di posisimu ? Well, kalau aku mengaku sebagai anak sekolah -like you do, tentu saja tidak" Nick berhenti tertawa dan bicara lebih serius

"Seriously, kenapa kau tak jujur saja padanya ?"

"Well.. yang mengira aku anak sekolah kan dia duluan" oliver membela diri

"Yes, but you can tell her the truth.. Tapi kau malah terus-terusan membohonginya. Dia pasti akan marah kalau dia tau nanti"

"That's why.. aku takut dia nanti akan marah dan menjauh, karna itu aku selalu ragu memberitahunya" oliver mengaku

"That's right.. tapi bagaimana dia bisa menyukaimu kalau kau membohonginya ?"

"Aku tak berniat untuk membohonginya, aku hanya... - WHAT ?!" oliver langsung melihat nick, tapi nick memasang wajah datarnya

"You like her"

"Lucu sekali ! Bagaimana bisa aku menyukainya ? Kau tau itu tak mungkin, dia kan bukan tipeku" sangkal oliver

"Tapi itu tertulis jelas di wajahmu, bro! Yes i know you, kau memang malas berteman dengan tumpukan files itu, tapi kau tak pernah membiarkan mereka di mejamu sampai berhari-hari, unless..."

"Unless what ?!"

"Unless you have something distract you. Aku bingung beberapa hari ini kau selalu menghilang dan rajin sekali mengecek yayasan itu, but now i know.."

Oliver menggeleng, mencoba membantah penjelasan nick. Tapi terkejut saat menyadari dia tak bisa membantah apa-apa

No.. dia tak mungkin menyukai gadis pemarah itu kan ?!

My Baby Faced CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang