Aku Adalah Malaikat

28 2 0
                                    

(Cerita berlanjut nih.. Gambar di multimedia itu adalah Garry Patrick Sidik, yang penasaran dengan semua mulmed, itu adalah casting drama korea Who Are You. Check this out)

Sreekkk Brakkk

Suara pintu dihantam seseorang terdengar begitu keras, Garry datang membawa kemarahan besar, dia seharusnya ada disamping Ghea saat ini, namun ia akhirnya sadar, dirinya dijebak. Ghea adalah gadis paling cantik disekolah ini, rambutnya yang panjang dengan mata jeli bak bidadari, dia lebih mirip artis Korea Selatan ketimbang artis Indonesia. Semua karena keluarga kakeknya berasal dari etnis Tionghoa, sedangkan ayahnya yang berdarah India-Jawa mewarisi hidung mancung Ghea. Sudah banyak cerita tentang kecantikan Ghea di sudut sekolah, bahkan sekolah lain pun ada yang mengincarnya karena kepandaian yang dimilikinya. Kini kejadian memalukan terjadi, Garry tak berhasil melindungi Ghea, meski Garry terus merutukki dirinya, tapi tangan kekarnya tak berhenti meninju muka Ello sampai berdarah-darah, meski sebelumnya ia telah menyeretnya lepas dari Ghea dan terjatuh di kursi.

"Hei berani-beraninya kau menipuku! Kalau saja aku tak cerdas, aku tak tahu apa yang akan tangan kotormu perbuat."

"Hhh .. Seorang Garry tertipu, sepertinya aku selangkah lebih cerdas darimu Garry Si Malaikat. Gaya menyerangmu boleh juga yah, tapi rupamu yang saat ini tak seperti malaikat pelindung, lebih mirip MALAIKAT PENCABUT NYAWA, kau sangat menakutkan Garry." Ujarnya seraya menatap Garry sinis, kerah yang sedari tadi dipegang oleh tangan kiri Garry kini dilepaskan. Membuat tubuh kecil itu terpelanting jatuh ke lantai. Ghea yang masih ketakutan berdiri di pojok kelas, para murid mulai bergerombol menonton peristiwa ini, tak terkecuali Pak Vian, Guru BK SMA Tarakanita yang akhirnya menjatuhkan hukuman skors bagi keduanya selama 2 Minggu.

Suasana hening di UKS, meskipun Garry tak terluka, tapi entah kenapa ia merasakan sakit kepala setelah mendengar kata Malaikat Pencabut Nyawa, lolos begitu saja dari mulut Ello yang kini juga dirawat di UKS, masih kesakitan di kamar sebelah.

"Kamu kenapa Kak?" Ghea yang melihat kakaknya terus memegangi kepalanya menjadi khawatir, belum pernah ia melihat Garry setakut ini, dan gemetaran seperti baru saja melihat hantu.

"Tak tahu Dhek, kepalaku pening, badanku semua dingin, bahkan untuk beberapa menit yang lalu, seluruh tubuhku mati rasa."

"Mungkin kakakku butuh istirahat, oke Ghea akan masuk ke kelas dulu." Langkah Ghea terhalang oleh tangan Garry yang sudah memegang erat lengan kiri Ghea.

"Jangan pergi! Mendekatlah, ada sesuatu yang harus ku ucapkan, ini penting." Ghea menurut, ia mendekat beberapa langkah sebelum akhirnya Garry bangun dari posisi tidurnya lalu mendekati telinga Ghea, membuat tengkuk Ghea merasakan setiap hembusan napas Garry,

"Aku adalah malaikat." Bisiknya.
Ghea menaruh tangannya untuk menutup mulutnya sendiri. Ada tawa sangat renyah yang ia tahan. Garry beringsut cemberut karena tak terima, tiap perkataannya dianggap Ghea sebagai lelucon.

"Semua orang juga tahu kalau kau malaikat pelindungku, kamu lucu sekali Garry." Gelak tawa Ghea bergema sampai kesudut UKS, tak bisa ia tahan lagi.

"Hahaha.. Kau benar, aku malaikat pelindungmu. Tapi, aku tampan Seperti malaikat. Iya kan?." Garry merasa waktu ini bukan waktu yang tepat untuk Ghea tahu semua masa lalunya. Mungkin setelah ia tahu beberapa kekuatan malaikat yang dia miliki, Ghea akan percaya dan mematahkan kutukan tersebut. Kutukan dari Tuhan karena telah melanggar tugas dari-Nya.

"Kau, emm ... sebentar. Wajahmu seperti Marshall Sastra. Tapi kamu lebih putih darinya dan kamu juga tidak punya tato."

"Tunggu siapa itu Marshall Sastra?"

"Kau cari saja diinternet." Ghea pun berlalu meninggalkan Garry sendirian. Oh, dia tidak sendiri, ada Ello di kamar sebelah. Dan masih sesekali mengerang kesakitan. Ditatapnya wajah Ello yang babak belur karena ulahnya. Dengan naluri malaikat yang patuh atas perintah Tuhan, dia tergerak hati untuk menyembukan lebam di hampir seluruh wajah Ello, 2 Minggu ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan maaf dari Ello.

"Ello. Hai!" Garry mengibaskan telapak tangannya di depan wajah Ello, tentu saja ia tak sadarkan diri, dengkuran tidurnya terdengar nyaring ditelinga Garry.

"Baguslah kalau begitu."

Tiba-tiba sebuah bola api asap hitam menyembul keluar dari kedua tangan Garry, sebuah bola berasap hitam yang tak kentara berwujud apa itu karena tangan Garry terus memainkannya seperti sebuah sirkus yang diadakan oleh tukang tenung. Bibir Garry tampak merapalkan sejumput doa dan mantera. Sekilas kemudian ia mengusapkan bola api berasap hitam di permukaan wajah Ello yang lebam, wajah orientalnya pun kembali putih seperti salju yang sehari semalam turun di padang rumput. Beruntung ia tak sadar saat Garry melakukan ritual tadi. Bisa dibayangkan betapa terkejutnya ia nanti, setelah bercermin. Itu pun jika ia suka bercermin.

"Hei.. Apa yang kau lakukan disini? Kau benar-benar seperti malaikat maut. Menakutkan." Ello secara mengejutkan terbangun dari lelap tidurnya, mungkin karena hawa panas yang dihasilkan oleh bola api tadi membangunkannya.

"Sekali lagi kau mengatakan aku malaikat maut, matilah kau! Aku tahu kapan kamu mati." Garry tertawa lepas karena bisa membuat Ello ketakutan. Dilihatnya wajah Ello meringis menatap kekejaman dimata Garry. Pada akhirnya Garry menelusuri mata Ello lebih jauh dan dari tatapan matanya yang intens, tertulis 12-12-17. Yang berarti Ello akan segera meninggal. Tapi mata Garry terbatas ia tak bisa melihat penyebab kematiannya.

"Apa kau menderita penyakit kanker selama ini?."

"Hey kau selangkah lagi menakutiku Garry. Bagaimana kau bisa tahu itu?."

"Wajahmu pucat seperti melihat hantu. Wkwkwk." Ello melihat senyum sarkastik Garry yang penuh dengan tanda tanya. Kenapa juga ia tahu bahwa dirinya punya kanker hati stadium 4. Dan Garry pun berlalu meninggalkan sisi kemisteriusannya yang selama ini ia pendam. Tak ada yang tahu kapan sisi gelap Garry akan muncul, tapi suatu saat pasti akan muncul bila ada hal yang lebih berbahaya dari kejadian ini.

FLASHBACK END

.......
I will back... For you dreamers. Will you like it.

MethamorphosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang