Mikail vs Grim Reaper

11 0 0
                                    

Mengapa ketidak adilan ini terjadi?
Bukankah Tuhan akan mempertemukan aku dengan Ghea?

Kata-kata itu terus mengitari otaknya, membuat seisi kepala rasanya mau pecah. Garry telah merubah dirinya menjadi Grim Reaper. Begitu pula Michael (nama samaran Mikael) telah merentangkan sayap putihnya sepanjang 2 meter di kanan kirinya, siap untuk terbang dan menuju suatu tempat bernuansa padang rumput nan luas dengan pemandangan pohon cemara yang tengah menanti musim salju di ujung utara.

Mikail menyetujui tempat ini sebagai tempat untuk berunding, Grim Reaper merasa terkhianati janji Tuhan yang akan menjadikan Ghea jodohnya didunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mikail menyetujui tempat ini sebagai tempat untuk berunding, Grim Reaper merasa terkhianati janji Tuhan yang akan menjadikan Ghea jodohnya didunia.

"Apa yang ingin kau bicarakan denganku Grim?"

"Sebagai tangan kanan Tuhan, sudahkah kamu tahu hal seperti ini akan terjadi? Jawab aku Mikail!"

Mereka bicara sembari beradu pandang, jarak mereka hanya 2 meter, dari matanya terlihat Mikail panik dan gusar. Kornea mata hijau milik Mikail berangsur merah dan menyala seiring api sebesar kelapa menghiasi tangan kanan Grim Reaper.

"Aku tidak bisa menjawabnya, sudah menjadi rahasia Kami untuk tidak membiarkan malaikat mana pun apalagi malaikat rendahan sepertimu mencampuri urusan takdir."

"Dari beribu-ribu malaikat, apa hanya aku yang dianugerahi perasaan? Apa kalian tidak dianugerahi perasaan? Mungkin kesalahanku adalah yang pertama di dunia malaikat. Tapi tak bisa dipungkiri aku juga punya takdir yang berkata bahwa Tuhan akan membuatku berjodoh dengan reinkarnasi dari Stella." Kata Grim penuh amarah. Matanya menyalang seolah-olah Mikail adalah mangsa bagi singa yang kelaparan. Sedangkan Mikail hanya membalasnya dengan seringaian mata tajam, lalu tertawa seperti tak ada yang telah terjadi.

"Kau bodoh! Tuhan bisa berbuat semaunya."

"Kau lebih bodoh! Karena menjadi perantara kebodohan Tuhan."

"Mengajak bertengkar?" Ucap Mikail dipenghujung emosinya. Grim Reaper melempar bola api ditangan kanannya, sedangkan tongkat bulan sabit kokoh pada genggaman tangan kirinya.

Wusshhhh... Secepat angin Mikail mengepakkan sayapnya dan tubuhnya melesat jauh ke angkasa, semburat kuning sinar mentari memanas, menyambut pertarungan antar malaikat ini. Grim takkan membiarkan Mikail lari, ia menyusul Malaikat Keadilan itu sampai Ia menjatuhkan tongkat petirnya.

Duarrr... Suara menggelegar menggema disetiap sudut langit, Grim bisa menepis serangan Mikail.

"Sadar Grim, kau hanya pesuruh Tuhan, tak pantas dirimu yang setengah manusia ini menentang takdir. Biar bagaimana pun kau akan merasakan sakit saat boomerangku memenggal kepalamu, kekuatan penyembuhan yang diberikan oleh Raphael tak akan menghapus rasa sakitmu."

"Hahaha... Ku kira aku akan melebur jadi abu, ternyata rasa sakitnya akan sama seperti tatkala manusia dibunuh. Terimakasih  sudah memberitahuku, aku akan waspada dan tak akan membiarkanmu menyerangku." Grim Reaper tersenyum sarkastik.

Mikail benar-benar berniat menggunakan boomerang putihnya ditangan kanannya, namun tangan kirinya masih sesekali memainkan tongkat petir.

Wusshhh .... duarrrr... Suara petir menggelegar kembali setelah bertabrakan dengan bola api Grim.

Tiba-tiba terdengar suara Ghea memanggil Garry, tanpa disadari Mikail sedang melancarkan serangan boomerang itu tepat menuju kepalanya. Lalu sekejap mata Grim menghindar kebawah dengan tangan yang putus menangkis serangan itu, dan apa yang dikatakan Mikail pun terjadi, rasa sakit menyelimuti ke sekujur tubuhnya, tangan kanan Grim mengucur darah sebelum akhirnya ia mengubah dirinya menjadi manusia kembali dan mengotori baju putihnya dengan darah, Garry lari menuju sumber suara. Mikail mendelik pasrah. Mengepakkan sayapnya, pulang ke Dunia atas.

"Garry.. Dimana kamu?."

To be continued..

MethamorphosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang