"Garry Patrick Sidik."
"Iya Pak. Adik bapak sudah diperbolehkan untuk pulang." Dokter Bedah yang telah menjahit luka Ghea menyangka kalau Garry benar-benar kakak Ghea karena melihat dari KK keluarga Aleen Sidik.
"Terimakasih Pak!"
Garry pun datang menghanpiri Ghea, mengelus rambutnya halus dan pelan, tak ingin Ghea jadi terbangun karena ulahnya.
"Ghea, ada yang ingin kubicarakan padamu." Garry menatap intens Ghea, jari jemarinya menelusuri tiap lekukan wajah cantik Ghea.
"Apa?" Garry kaget ketika suara itu muncul dari seseorang yang tertidur pulas.
"Aku ingin kita hidup bersama lagi seperti dulu." Ucap Garry kemudian.
"Aku juga kangen kamu Jordan."
"Ah.. Dia mengigau rupanya." Ditepuknya wajah Ghea berkali-kali, memperlakukan Ghea layaknya adik sendiri, seperti dulu.
"Ka Garry? Kau masih disini? Apa kau tidak punya pekerjaan lain selain mengikutiku?."
"Hey, aku juga punya pekerjaan, tak sepertimu yang dengan bodohnya menjual semua perusahaan Ayah."
"Aku tak pernah melihatmu sekali pun di Jakarta. Padahal aku sering keliling Kota. Apa kau kerja diluar kota?"
"Bukan luar kota, tapi luar negeri. Aku kerja di Hollywood. Bukan artis, hanya model Kacangan yang sering diundang Fashion Week."
"Wah itu luar biasa, tapi bagaimana kamu bisa ke Indonesia secepat itu dan datang tepat waktu dimana pun aku butuh kamu."
"Itu sangat mudah bagiku."
"Oh iya, kau kan hanya Grim Reaper yang menakutkan itu."
"Kukira kau akan membenciku."
"Tidak aku tidak pernah membencimu, ibuku meninggal juga pasti karena takdir. Aku percaya TAKDIR."
"Aku tidak." Batin Garry. Garry mengangkat kepala Ghea untuk mendudukannya.
"Ayo Ghea, kita pulang!"
"Aku trauma tinggal di rumah itu lagi, aku terus bersedih mengingat kenangan bersamamu, mendiang Ibu dan Bapak juga. Aku ingin meninggalkan semua memori itu."
"Kalau begitu tinggal di apartemen bersamaku."
"Tapi uangku dan semua kartu kredit juga Laptopku telah raib."
"Kau bisa tinggal denganku. Dan jadilah asistenku!." Garry meraih tangan kiri Ghea lalu menggenggamnya dan mengecupnya. Ghea menyerah tanpa penolakan. Ia mengembangkan senyum termanisnya.
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
Methamorphosis
FantasySuatu hari ia bertemu Sang Adik, wajahnya berbinar-binar, seolah-olah hari itu adalah yang paling berkesan dalam 2 dekade kehidupannya. Ternyata dia berhasil mematahkan kutukan jomblo yang banyak dilontarkan oleh teman-temannya. Garry Patrick Sidik...