Jordan baru saja berkutat dengan macet, rona kelelahan masih terpancar di wajahnya. Didepan matanya tampak gadis mungil dengan rambut menjuntai satu meter, duduk ditengah dua orang yang sepertinya adalah orang tua gadis itu. Ayah Ibunya berpakaian batik cokelat motif parang, rapi dengan tanda bros didada kiri. Satu hal yang dapat ia tangkap dari pemandangan ini adalah perjodohan. Selama 3 tahun belakangan Ibu dan Ayahnya sama sekali tak masalah kala putra bungsu Keluarga Mandala menginap di rumah Direktur Perusahaan milik Keluarga Patrick Sidik, namun keputusan keluarga Jordan dinilai sangatlah tepat. Berhubung Ghea sedang mengalami kebangkrutan, Jordan seakan terombang-ambing mengambil keputusan yang harus ia dahulukan. Akankah menyelamatkan perusahaan Ghea, atau malah melebarkan sayap bisnis bersama Keluarga Dorman Sitompul dan menikah dengan Dania Sitompul. Andai saja Jordan tidak pulang malam ini untuk memenuhi meeting penting keluarga, pasti keadaan akan dapat terselamatkan. Jordan adalah anak yang sangat penurut pada kedua orang tuanya. Mau tidak mau dia harus menikah untuk bisa menggabungkan perusahaan Mandala dengan Perusahaan Sitompul, karena kalau tidak, perusahaan keluarga akan jatuh kepada kakak sulungnya, Galang Wiratama Mandala.
Ditatapnya wanita mungil berparas Jawa-Batak didepannya. Wajahnya sangat manis jika tersenyum, berparas ayu dan bertutur kata lembut. Sepertinya kedua orang tua Dania merawat dia seperti bunga didalam pot, tak tersentuh tak terjamah namun mendapatkan pria se-spesial Jordan, itu luar biasa. Beda dengan Ghea yang berwajah Asia dan setengah Barat. Ada ras kaukasia di wajah Ghea, turunan dari ayahnya Alleen Sidik.
Kini cincin pertunangan telah terpasang dijari manis Jordan, dan suatu saat nanti Ghea pasti akan mengetahuinya, serapat apa pun bangkai ditutupi, pasti akan tercium juga busuknya. Jordan merasa gagal menjadi laki-laki, ia tak sanggup berbuat apa-apa, bahkan untuk mempertahankan hubungan yang telah lama terjalin, tanpa konflik, tanpa masalah, lalu harus menerima kenyataan sudah bertunangan dengan wanita yang baru dikenal dan harus ia cintai melebihi Ghea. Pelan- pelan Jordan, dia pasti juga akan mengerti dengan semua kenyataan pahit ini.
" Ghea maafkan aku." Kata Jordan seraya menatapi boneka Hello Kitty terakhir yang akan diberikan Ghea jika situasinya sudah pas.
-------
"Sampai kapan kamu mau berada disana? Kamu ini bukan siapa-siapa dia lagi Jordan. Kamu sudah bertunangan, pikirkan perasaan Dania!." Bentak Ibunya Jordan mencecar dengan beberapa anggapan yang menurut Jordan tabu untuk dibicarakan. Semuanya terasa hambar seperti air mineral yang tak diracik menjadi Kopi atau pun Teh.
"Ibu yang memaksakan aku untuk bertunangan dengan Dania, Ibu tak pernah memikirkan perasaan Jordan selama ini ke Ghea."
"Ini demi masa depanmu Jord, ibu cuma tidak mau kamu cuma dijadikan penutup hutang-hutang perusahaan Ghea yang sebentar lagi bangkrut."
"Oke Ibu, kali ini Jordan setuju dengan Ibu, dari awal memang Jordan mencintai Ghea tulus, tapi setelah Jordan tahu kalau cintanya Ghea cuma untuk kakaknya, maka aku akui semenjak Ghea berpisah dengan kakaknya, ia menjadi Ghea yang pemurung, dan sering menyembunyikan kesedihan didepanku. Tapi beri aku waktu bu!memutuskan hubungan dengan perempuan sebaik Ghea itu bukan hal yang mudah bagiku."
"Baiklah, Ibu serahkan semua urusan kepadamu! Tapi ingat yah, jangan buat keluarga Mandala menanggung malu." Ibunda Jordan pergi meninggalkan kamar Anak bungsunya, ia merasakan ada yang aneh dengan kamar Jordan tatkala sedang menyinggung masalah tadi. Aura kegelapan terpancar disudut-sudut ruangan, sebab aa Garry datang dalam wujud malaikat namun tak nampak dihadapan Jordan yang sedang mencoba tertidur di sofa.
Garry menguping dari luar jendela, ia tak menyangka pria yang selama ini menjaga Ghea adalah lelaki yang busuk. Jordan hanya memanfaatkan klihaian Ghea mengatur perusahaan dan darinya Jordan belajar menjadi bussines man juga HM. Berawal dari perkenalannya dengan Ghea yang semasa hidupnya sudah diberi dasar-dasar cara menjadi House Manager yang baik, Sekretaris yang baik, serta dibekali pula menjadi Direktur utama yang baik itu bagaimana.
------
"Ghea keluarlah! Aku mau bicara denganmu. Penting." Suara Jordan diseberang sana, Ghea pun me-loadspeaker handphone pintarnya.
"Tapi ini sudah malam, apa tidak bisa kita bicarakan di dalam saja? Kau menginap malam ini, kan?."
"Aku tidak bisa, sorry."
"Oke aku keluar.."
Jordan menatap mata Ghea penuh kesedihan, sepertinya malam ini malam terberat baginya, padahal kemarin saja Ghea berkata sangat merindukan Jordan, tapi entah apa yang akan terjadi setelah ini, apakah Ghea akan merindukannya selalu?
"Ghea, maafkan aku.." Tampak dimata Jordan ada air sebening kristal hampir jatuh dari peraduannya, lidah kelu Jordan tak tega mengatakan putus secepat ini, tapi semua harus dilakukan sebelum Ghea menyelidiki kebenaran sesungguhnya, biarlah sang empu cerita menjadi juru bicara cerita melankolis ini.
"Maaf untuk ap..." Jordan menarik Ghea dan membungkam bibir Ghea sehingga tak dapat menyanggah perkataan apa pun darinya. Bibirnya mencecap lembut bibir mungil Ghea, ada kehangatan terbesit diujung ciuman yang dalam, entah sudah berapa menit mereka berciuman, hingga tak terasa mereka hampir melakukan french kiss. Dan yang lebih mengenaskan lagi dari salam perpisahan ini adalah Garry melihat semuanya, pertautan bibir itu didepan mata tajam Garry yang sedang tak ingin menakuti siapa pun.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Methamorphosis
FantasySuatu hari ia bertemu Sang Adik, wajahnya berbinar-binar, seolah-olah hari itu adalah yang paling berkesan dalam 2 dekade kehidupannya. Ternyata dia berhasil mematahkan kutukan jomblo yang banyak dilontarkan oleh teman-temannya. Garry Patrick Sidik...