"Hei kau ini pengangguran atau apa?
Jangan jadi malaikat sepertiku, aku sebenarnya juga sudah bosan menjadi manusia setengah malaikat, kalau bukan karena Ghea, aku mungkin memilih menjadi abu saja." Teriak Garry diujung lorong. Ia pastikan Ghea tak dapat mendengar dari sudut ruangan. Karena semua ruangan disini kedap udara."Kau terlambat."
"Maksud kamu? Apakah sesosok malaikat keadilan, tangan kanan Tuhan telah berbuat kesalahan sehingga ia harus turun ke bumi sebagai manusia setengah malaikat?"
"Kau benar Grim, akulah yang menyelamatkan nyawa Ghea, merusak rangkaian takdir yang menurutmu ketidakadilan itu. Aku merasa gagal menjadi malaikat keadilan kalau tak bisa berbuat apa-apa ketika Ghea pergi untuk selamanya. Aku ingin kamu jadi malaikat lagi, aku ingin kita kerja bersama, aku menumbuhkan makhluk hidup dengan hujan sedangkan kau mencabut jiwa-jiwa kehidupan. Kita kompak di segala hal, menikahlah dengan Ghea dan jadilah malaikat seutuhnya bersamaku." Kata Mikail panjang lebar.
Brakk..
Suara kursi jatuh dari dalam apartemen membuat Garry curiga kalau Ghea menguping pembicaraan mereka. Yang saat itu berada di sebelah kamar 2031 yaitu kamar 2033. Ia pun bergegas masuk ke dalam, mengecek Ghea apakah ada yang terluka.Percuma mengklarifikasi, Ghea sudah tahu semuanya. Ia punya kemampuan mendengar seperti layaknya hewan yang terlahir mendengar bunyi ultrasonik.
"Garry maksud kamu apa tadi?. Menikah? Denganmu? Lalu apa kesalahanmu sehingga kau diturunkan ke bumi Garry? Jawab dengan jujur!."
"Kau tak perlu tahu Ghea, ini rahasia Alam atas. Kau lupa yah? Aku ini Grim reaper."
"Mikail, jelaskan padaku!"
Malaikat Mikail pun masuk menemui Ghea dalam wujud pria tampan bernama Michael."Garry akan pergi begitu kamu menikah dengannya, kau tahu kan maksud saya? Jadi jangan cintai dia dan jangan buat dia mencintai kamu. Karena salah sedikit, nyawa taruhannya."
"Untuk apa aku mencintainya, aku hanya menganggapnya seperti kakak kandungku sendiri, kita lahir dan tua bersama dalam satu atap, mana mungkin aku cinta padanya."
Jlebb.. Garry merasakan sakit dibagian tangan kanan yang pernah terpotong itu. Kata -kata Ghea sangat menohok. Ia terpaku dan tak lagi bisa bicara banyak. Terjawab sudah perasaan Ghea selama ini padanya.
"Cabut saja nyawaku sekarang Gorro. Aku sudah tak punya harapan hidup."
"Jangan mempersulit kami Ghea, menikahlah dengan Garry supaya dia tenang dan bisa melaksanakan kembali tugasnya sebagai malaikat maut. Kau senang jika Garry menderita begini? Bahkan ia tidak tahu caranya mati selain bersatu denganmu." Ucapan Michael sedikit menekankan ketegasannya. Wanita seperti dia memang pantas disakiti, pikirnya. Sementara Garry yang sedari tadi hanya menonton mengungkapkan kekesalannya.
"Stoop! Sandiwara apa ini, Michael pergilah, biarkan Ghea menentukan jalan hidupnya sendiri." Bentak Garry.Mikail memincingkan matanya, senyum sarkastik terukir diwajahnya, mungkin setelah ini dia tak percaya kepada manusia.
"Masih untung kamu saya selamatkan waktu itu, kalau tidak mungkin kamu sudah mati di tusuk preman." Kata mikail tak terima. Sekilat cahaya putih terang benderang mengaburkan jejaknya. Kenangan akan kejadian pisau yanv menikam perut dan dada Ghea terngiang. Sembari hatinya terus bergejolak "seharusnya aku sudah mati?." Akhirnya Garry mengajaknya masuk apartemen dan tal perlu menghiraukan kata-kata michael karena dia itu gila.
"Sial gadis itu tak tau terimakasih, sudah tahu aku yang selama ini menghidupkannya, dan aku juga yang dikutuk jadi setengah manusia karenanya, sekarang dia datang marah- marah padaku. Padahal aku cuma ingi ia menikah dengan Grim. Sudah itu saja!."
"untuk apa aku menikah kalau pada akhirnya kita tak bisa bersatu? Maafkan aku Garry aku terpaksa berbohong, membohongi diriku sendiri karena mencintaimu itu sulit." Batin Ghea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Methamorphosis
FantasySuatu hari ia bertemu Sang Adik, wajahnya berbinar-binar, seolah-olah hari itu adalah yang paling berkesan dalam 2 dekade kehidupannya. Ternyata dia berhasil mematahkan kutukan jomblo yang banyak dilontarkan oleh teman-temannya. Garry Patrick Sidik...