Seorang gadis yang baru saja turun dari bis, terlihat berjalan santai seakan tidak bergairah untuk cepat sampai. Sedangkan tempat tujuannya saat ini masih cukup jauh dari halte bus. Tidak perduli apakah ia akan terlambat atau tidak. Raut wajahnya dengan jelas menandakan bahwa ia sama sekali tidak ingin ke sekolah. Tapi keadaan memaksanya untuk tetap berangkat. Seakan tidak ada pilihan baginya untuk kemana-mana. Jika di rumah ia merasa bosan ditinggal keluar negeri oleh ayahnya sendiri dan itu artinya ia harus bersama dengan ibunya yang menyebalkan, maka di sekolah ia bosan dengan tingkah teman sekelasnya. Mau tidak mau sekolahlah yang di pilihnya.
Sweater yang cukup tebal tersebut bahkan belum mampu menghangatkan badannya yang diterpa salju. Sesekali merapatkan sweater yang dipakainya ia terus melangkah, mengacuhkan tatapan tidak suka siswi siswi padanya.
Bukankah itu Im Yoona?? Dia berangkat dengan bus lagi...
Iya..kasihan dia
Kenapa harus dikasihani?? Dia memang pantas mendapatkannya..
Hei...dia bisa mendengarmu
Biar saja.
5 menit telah ia lalui akhirnya ia bisa sampai di gerbang bertuliskan Seoul Internasional School (SIS). Untungnya masih tersisa beberapa menit lagi sebelum bel masuk. Ia Merapikan rambutnya yang sedikit berantakan akibat terpaan angin sebelum akhirnya melangkah masuk ke dalam sekolah.
***
Sebuah mobil mewah baru saja memasuki gerbang SIS. SIS adalah salah satu sekolah ternama di Seoul yang terkenal dengan kecerdasan para siswanya. Kedatangan mobil tersebut menciptakan Decak kagum dari kaum hawa, bukan mobil yang menjadi perhatian melainkan seorang namja yang baru saja keluar dari dalam mobil tersebut.
Wah...tampannya...
Dia seperti jelmaan malaikat..
Semakin hari makin tampan saja...
Sayangnya dia tidak punya pacar...aku ingin jadi pacarnya...
Dan masih banyak lagi kata-kata kagum yang diungkapkan para yeoja pada namja berkulit putih pucat itu. Seolah menulikan telinganya ia berjalan begitu saja melewati para yeoja yang masih melongoh dengan bodohnya.
Dari kejauhan tampak seorang yeoja yang sedang memperhatikannya dalam diam. Ia menghela nafas panjang seiring dengan berlalunya namja itu.
Oh Sehun...andai kau tau perasaanku...apakah sikapmu padaku akan berubah?? Atau justru kau akan semakin membenciku??
***
Im Yoona melangkahkan kakinya memasuki kelas. Ia berhenti tepat di depan siswi yang sedang menyapu. Ijuknya menyentuh sepatu Im Yoona. Sangat jelas kalau itu disengaja. Padahal kelas sudah bersih karena telah dibersihkan oleh petugas kebersihan sekolah.
"Sampah ini sudah kubersihkan, kenapa masih kotor ya??" Kata siswa berambut blonde yang sedang menyapu itu membuat seluruh mata memandang ke arah yoona yang masih terdiam menahan emosi. Sedangkan gadis itu hanya tersenyum menyindir yoona yang mendapat tatapan sinis dari seisi kelas.
Yoona pergi begitu saja, ia tidak ingin memperpanjang masalah ini. Lagi pula menurutnya ini masih terlalu pagi untuk berdebat, dan memang ia tidak ingin berurusan dengan orang-orang seperti mereka. Sebelum sampai ke tempat duduknya ia melirik seorang namja yang sedang memperhatikan bukunya, namja itu tampak tidak perduli dengan yoona yang tengah diolok-olok oleh mereka. Yoona tersenyum miris kemudian duduk di tempat duduknya disamping kiri namja itu dengan jarak yang sedikit jauh.
"Jessica, cepatlah kim songsaenim sedang menuju kesini". Kata seorang yeoja yang baru saja masuk kekelas. Gadis berambut blonde tersebut buru-buru meletakkan ijuknya dan kembali ke tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prospects
FanfictionSeorang gadis cantik juga pintar. Dari keluarga kaya tapi menyedihkan. Mengharapkan cinta seorang pria yang bahkan tidak pernah meliriknya.