13. Speechles

806 84 24
                                    

Tinggalkan jejak ya..

Sorry for this typo

^Happy Reading^√^

.

.

Deringan ponsel terus berbunyi semakin nyaring, tapi gadis itu sepertinya tidak berniat untuk sekedar melirik atau tahu siapa yang meneleponnya hingga mungkin mencapai 20 kali lebih sekarang. Yoona kalut, sedih kecewa dan sakit hati. Semua perasaan buruk itu menyatu, bercampur aduk dan memporak-porandakan dirinya.

Siapa yang tidak merasakan hal itu ketika tahu orang yang dia sukai, ralat ia sudah mencintai lelaki itu -- Oh Sehun, dan lelaki itu menganggap remeh dirinya karena telah menyukainya. Tapi bukan itu yang membuatnya tampak merana. Karena nyatanya yang lebih sakit adalah ia masih tidak bisa untuk tidak memikirkan Oh Sehun. Kata-kata yang Yoona lemparkan untuk lelaki Oh itu ternyata tidak bisa Yoona lakukan. Ia sudah jatuh terlalu dalam pada pesona Oh Sehun dan Yoona bahkan menjamin ia tidak akan bisa keluar dari lingkaran yang menyangkut Oh Sehun.

Ketika deringan ponsel itu kembali berbunyi sekali lagi gadis itu menyerah, ia mengambil ponsel yang ia letakkan di bangku di sampingnya berniat untuk mencabut batteray ponselnya. Tapi setelah menatap nama yang tertera didalam ponsel Yoona mengusap cepat sisa air mata yang masih mengalir. Ia mencoba untuk membuat Suaranya terlihat biasa dan menjawab panggilan itu.

"Eoh Eonni"

"Kau dimana? Eomma bilang tadi kau berangkat sekolah tapi aku tidak melihatmu sejak sejam yang lalu. Dan kau bahkan baru menjawab teleponku yang ke sekian puluhan."

Ya, saat ini Yoona sedang berada di sungai Han, ini kedua kalinya Yoona datang ketempat ini dalam keadaan sedih, dan penyebabnya adalah orang yang sama.

Otak Yoona berputar cepat mencoba mencari alasan. "Aku di rumah sekarang. Tadi kepalaku tiba-tiba sakit, jadi aku pulang dulu kerumah."

Jessica masih belum merespon, kelihatannya gadis itu belum sepenuhnya percaya apa yang Yoona katakan. "Kau.. Tidak sedang membohongiku kan?" ada nada menyelidik disana.

"Tidak eonni, aku memang benar-benar sakit tadi." iya, hatiku.

Jessica terdengar menghela napas diujung sana. "Baiklah, kalau begitu segera minum obat dan istirahatlah."

"Arasseo." sahut Yoona sambil mengangguk walaupun ia tahu Jessica tidak dapat melihatnya.

.

.

Jessica merasa lega, ia sejak tadi tidak tenang karena sedari tadi tidak melihat Yoona dikelas padahal setahunya gadis itu selalu datang tepat waktu. Apalagi tadi ibunya mengatakan kalau Yoona sudah berangkat pagi-pagi sekali. Jessica memang tahu Yoona selalu berangkat sekolah saat awan bahkan belum menunjukkan tanda-tanda akan memutih karena itu ia takut mungkin sesuatu yang buruk sedang menimpah Yoona ketika Yoona tidak dilihatnya selama sejam ini.

Jessica melirik Sehun yang duduk dibangku didepannya dengan dahi berkerut. Pasalnya sedari tadi lelaki itu tampak tidak fokus, padahal biasanya Sehun selalu menjadi yang paling tenang diantara semua siswa seisi ruangan. Sangat jelas lelaki itu tampak gelisah. Tapi Jessica tidak ambil pusing, toh itu juga bukan urusannya.

.

.

Berantakan. Semuanya menjadi semakin rumit. Sehun, lelaki pemilik kegelisahan itu tampak sangat terganggu dengan kejadian tadi pagi. Yoona mengaku menyukainya sekaligus mengakhirinya dengan kata membencinya. Ia tahu ia salah karena telah menciumnya dengan tiba-tiba setelah menyuruh gadis itu menjauhi Chanyeol. Alasan utamanya mmg karena ia tidak bisa melihat Yoona dekat dengan lelaki lain setelah dulu dekat dengan Changwook yg merupakan sepupunya. Dan alasan lainnya karena ia tidak ingin orang-orang menjadi salah paham lagi pada Yoona.

Prospects Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang